Perma Plasindo Jadi Pendatang Baru di BEI

PT Perma Plasindo Tbk mencatatkan saham perdana di papan pengembangan dengan memakai kode BINO.

oleh Pipit Ika Ramadhani diperbarui 25 Nov 2021, 18:47 WIB
Pialang memeriksa kacamata saat tengah mengecek Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Jakarta, Kamis (9/9/2021). IHSG Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Kamis sore ditutup menguat 42,2 poin atau 0,7 persen ke posisi 6.068,22 dipicu aksi beli oleh investor asing. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Bursa Efek Indonesia (BEI) kedatangan dua emiten baru pada perdagangan Kamis (25/11/2021). Dua emiten itu antara lain PT Caturkarda Depo Bangunan Tbk dan PT Perma Plasindo Tbk.

Mengutip data Bursa Efek Indonesia (BEI), Kamis (25/11/2021) PT Perma Plasindo Tbk mencatatkan saham perdana di papan pengembangan dengan memakai kode BINO sebagai emiten ke-42 di BEI pada 2021.

PT Perma Plasindo Tbk mencatatkan saham perdana sebanyak 2.175.000.000 saham. Saham yang dicatatkan itu terdiri dari saham pendiri 1.740.000.000 saham dan penawaran umum kepada masyarakat atau initial public offering (IPO) sebanyak 435.000.000 saham.

Harga penawaran saham Rp 138 per saham dengan nilai nominal Rp 100. Dengan demikian, perseroan meraup dana dari IPO sekitar Rp 60,03 miliar. Selain itu, perseroan juga mencatat waran seri I yang akan dicatatkan 217.500.000 waran dengan harga pelaksanaan waran seri I Rp 168 per waran. Waran seri I dengan rasio 2:1.

Untuk periode akhir perdagangan waran seri I di pasar regular dan negosiasi pada 20 November 2024, pasar tunai pada 22 November 2024. Periode awal pelaksanaan waran seri I pada 25 Mei 2022 dan periode akhir pelaksanaan waran seri I pada 25 November 2024.

Selain itu, perseroan juga akan melaksanakan program kepemilikan saham oleh manajemen dan karyawan Perseroan melalui Program MESOP dengan mengalokasikan sebanyak 2 persen  dari jumlah modal ditempatkan dan disetor penuh setelah Penawaran Umum Perdana Saham atau sebanyak 43.500.000 saham.

 

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.


Penggunaan Dana IPO

Pengunjung melintas di papan elektronik yang menampilkan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Jakarta, Rabu (15/4/2020). Pergerakan IHSG berakhir turun tajam 1,71% atau 80,59 poin ke level 4.625,9 pada perdagangan hari ini. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Penggunaan dana IPO antara lain sebanyak Rp 38 miliar untuk pelunasan pokok utang pihak ketiga yaitu PT Usaha Gema Jaya dan Koperasi Bintang Timur Kapital, sebanyak Rp 4,5 miliar untuk pinjaman kepada entitas anak.

Selain itu, Rp 2,85 miliar akan digunakan untuk membeli dua bidang tanah di Klaten dari pihaj ketiga. Perseroan akan membangun gudang distribusi dan kantor yang akan disewakan kepada entitas anak untuk ekspansi distribusi center.

Kemudian sebanyak Rp 2,55 miliar untuk pinjaman kepada Bino Digital Solutions Pte Ltd untuk pengembangan Bantex hybrid file digital yang akan dilakukan oleh BDS dengan salah satu pemegang sahamnya Sircured Pte Ltd di Singapura.

Sisanya akan digunakan oleh entitas anak PT Bino Mitra Sejati dengan skema pinjaman untuk modal kerja sebesar Rp 7,83 miliar untuk membeli dan memperbanyak stok barang di cabang.

"Sedangkan dana yang akan diperoleh dari hasil pelaksanaan waran seri I akan digunakan oleh entitas anak PT Bino Mitra Sejati dengan skema pinjaman, untuk modal kerja," tulis perseroan dikutip dari prospektus di laman e-ipo.co.id, Kamis, 18 November 2021.

Dalam rangka IPO ini, perseroan telah menunjuk penjamin pelaksana emisi efek antara lain PT Indo Capital Sekuritas dan PT Semesta Indovest Sekuritas. Sedangkan penjamin emisi efek antara lain PT Philip Sekuritas Indonesia.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya