Intip Peluang dari Pandemi Bawa Dosen Ini Banting Setir Jadi Wirausahawan

Tini Ismiyani, seorang dosen dari universitas ternama justru menjadikan pandemi COVID-19 untuk membuka peluang membangun usaha kuliner.

oleh Liputan6.com diperbarui 25 Nov 2021, 18:26 WIB
Kue tradisional kini naik kelas dengan cita rasa mewah dan berkelas berkat Jajan Pasar (Foto: instagram/jajanpasar.official)

Liputan6.com, Jakarta Pandemi COVID-19 mungkin telah menjadi bencana bagi banyak orang. Namun, tidak bagi Tini Ismiyani, seorang dosen dari universitas ternama.

Tini justru menjadikan pandemi COVID-19 untuk membuka peluang membangun usaha kuliner yang telah lama menjadi mimpinya. Bahkan harus mundur dari pekerjaannya sebagai dosen.

Meski sudah mengabdi 12 tahun sebagai dosen dengan penghasilan dan fasilitas yang baik di UI, tidak menyurutkan langkah Tini untuk resign dari kampus tercintanya. Dia memilih membangun usaha kuliner arem-arem mi untuk bisa memberikan manfaat lebih besar bagi banyak orang.

Alasan mengundurkan diri dari kampus ternama karena ingin memulai usaha di rumah melestarikan resep kuliner tradisional milik ibu mertuanya, yakni arem-arem mi atau lontong mi, salah satu jenis kuliner yang mulai langka. Selain memiliki hobi masak, Tini dan suami memiliki cita-cita yang cukup tinggi karena ingin membuka lapangan pekerjaan kepada banyak orang sehingga manfaatnya dapat terasa lebih luas.

“Menjadi dosen merupakan bentuk pengabdian kepada masyarakat sebagai tenaga pendidik. Sedangkan menjadi pengusaha juga bentuk pengabdian kepada masyarakat untuk membuka lapangan kerja serta meningkatkan perekonomian banyak orang. Setelah mencapai mimpi saya sebagai tenaga pendidik, kini saya memiliki mimpi untuk memberikan manfaat kepada masyarakat dari sisi ekonomi,” ujar Tini.

“Jangan takut bermimpi, berani mencoba dan terus belajar. Jangan takut dengan kegagalan, karena kegagalan dan jatuh itu adalah cara terbaik untuk kita bisa melompat lebih tinggi,” tambahnya.

Tini kini menjadi owner Arem Arem Mi Aremie Hj. Rully yang berlokasi di jalan Kelapa Dua Raya No. 36, Tugu, Cimanggis, Depok, Jawa Barat. Sebelumnya, Tini berkarier 12 tahun sebagai dosen di UI. Ibu empat anak ini memutuskan resign pada 2020 di tengah hantaman pandemi. Sebuah keputusan yang sangat berani untuk mundur dari dosen dan banting setir menjadi pengusaha kuliner arem-arem mi.

"Saat di rumah itu banyak waktu lebih, selain sambil mengurus anak, saya pun berpikir waktu luang ini harus dimanfaatkan. Akhirnya, sesuai hobi saya, saya mencoba masak. Lalu berpikir kira-kira masak apa bisa dijual dan dinikmati banyak orang. Kemudian saya memiliki ide untuk melanjutkan resep ibu yakni arem-arem mi. Kemudian saya coba terus belajar. Saya jual ke tetangga dan teman-teman dekat, ternyata responnya bagus," tuturnya.

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.


Arem-Arem Mi

Arem-arem, kuliner berbahan sagu dari Jawa Tengah. (dok. Sapapua)

Dia mengisahkan, pukul 02.00 pagi, di saat orang masih tidur nyenyak, dia sudah berjibaku di dapur untuk membuat arem-arem mi.

Sekadar informasi, arem-arem mi merupakan makanan sejenis lontong yang terbuat dari bahan dasar mie, bukan dari nasi. Proses pembuatan arem-arem mi memakan waktu hingga 4-5 jam.

"Resep ibu ini kami kembangkan. Ibu dulu hanya berjualan ke tetangga dan ibu-ibu pengajian. Padahal, cita-cita ibu dulu ingin punya usaha kuliner besar, tapi belum bisa ibu wujudkan. Maka sekarang bisa kami wujudkan," tuturnya.

Tini bercerita, pada awalnya yang mengerjakan hanya dia seorang. Dia pun dibantu sang suami untuk memasarkannya. Seiring perjalanan waktu, pesanannya makin banyak. Hingga akhirnya mereka memutuskan membuka gerai di rumah dibantu beberapa adiknya.

"Sudah terlalu banyak pesanan, akhirnya kami memutuskan untuk membuka gerai dan kami juga fokus ke pengembangan usaha. Ini karena saya lihat usaha ini bisa bermanfaat membuka lapangan pekerjaan dan banyak kebermanfaatan lainnya apabila diseriusi dengan baik," jelasnya.

Hanya dalam waktu setahun, Aremie Hj. Rully miliknya kini telah memiliki 5 gerai dan memperkerjakan 15 orang karyawan serta mampu memproduksi hingga 9.000 butir arem-arem mie setiap bulannya.

Selain di Depok, juga terdapat di Stasiun MRT Lebak Bulus, Kemang, Kemanggisan, dan Kelapa Gading.Arem-arem mie ini cukup langka ditemukan. Hingga saat ini, belum terlalu banyak kompetitor yang serius di usaha jenis ini, bahkan sebagian orang masih belum familiar dengan arem-arem mie. Oleh karena itu, Tini berharap kuliner arem-arem mie dari Aremie Hj. Rully bisa lebih eksis.

"Belum ada yang dagang ini secara serius, tapi kami melihatnya peluang dan berprospek bagus," kata Tini.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya