Marak Hoaks, Simak 5 Teknik Menyampaikan Sains Saat Pandemi Covid-19

Kampanye vaksinasi covid-19 di New York yang menggunakan pakar kesehatan lokal dengan beragam etnis, budaya, dan bahasa sangat efektif menjangkau masyarakat.

oleh Adyaksa VidiLiputan6.com diperbarui 26 Nov 2021, 12:40 WIB
Ilustrasi hoaks. (via: istimewa)

Liputan6.com, Jakarta - Saat terjadi sebuah peristiwa yang berhubungan terkait wabah salah satunya covid-19, peran ilmuwan, dokter, ahli lain di bidang kesehatan menjadi sorotan.

Mereka berperan penting untuk menghadirkan publik jawaban dan sudut pandang yang didapat melalui bukti penelitian ilmiah agar tidak bias.

Dilansir dari Fast Company, terdapat lima teknik yang bisa dilakukan saat ingin menyampaikan pesan yang mengandung hasil penelitian ilmiah atau ilmu sains:

1. Menggunakan data dan AI untuk menginformasikan strategi komunikasi

Data dan alat pendengar sosial seperti kecerdasan buatan (AI) memungkinkan kita untuk mengungkap pesan yang kredibel secara ilmiah namun tak memiliki jangkauan luas. Adanya data dan kecerdasan buatan bisa membuat pesan tersebut lebih menyebar dan melampaui informasi yang salah.

2. Mengaktifkan influencer ilmiah secara global dan lokal

Kita selalu berpikir influencer yang bagus adalah seorang pejabat dari pemerintah untuk menyampaikan pesan. Namun saat pandemi covid-19, influencer yang baik adalah yang berasal dari komunitas lokal termasuk dokter di daerah setempat.

Kampanye vaksinasi covid-19 di New York yang menggunakan pakar kesehatan lokal dengan beragam etnis, budaya, dan bahasa sangat efektif menjangkau masyarakat.

3. Pakar ilmiah harus memiliki suara online dan offline

Pakar ilmiah atau ilmuwan harus menggunakan dua saluran ini untuk mengkomunikasikan tentang hasil penelitiannya tidak hanya secara langsung tetapi juga memanfaatkan media online.

4. Akurasi, penyederhanaan, dan konteks sangat penting

Pesan harus diatur dengan hati-hati untuk menjaga akurasi sekaligus memberikan konteks penting, penyederhanaan pesan, dan pesan balasan sesuai kebutuhan.

5. Tangkap dan perbaiki

Memantau media sosial secara berulang menjadi hal yang penting untuk melihat apakah informasi yang salah mendapatkan daya tarik. Selain itu perlu mempekerjakan pakar ilmiah untuk mengklarifikasi dan membantu mengatasi informasi yang salah.

(Penulis: Azarine Jovita Halim)

*** Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

 


Tentang Cek Fakta Liputan6.com

Melawan hoaks sama saja melawan pembodohan. Itu yang mendasari kami membuat Kanal Cek Fakta Liputan6.com pada 2018 dan hingga kini aktif memberikan literasi media pada masyarakat luas.

Sejak 2 Juli 2018, Cek Fakta Liputan6.com bergabung dalam International Fact Checking Network (IFCN) dan menjadi partner Facebook. Kami juga bagian dari inisiatif cekfakta.com. Kerja sama dengan pihak manapun, tak akan mempengaruhi independensi kami.

Jika Anda memiliki informasi seputar hoaks yang ingin kami telusuri dan verifikasi, silakan menyampaikan di email cekfakta.liputan6@kly.id.

Ingin lebih cepat mendapat jawaban? Hubungi Chatbot WhatsApp Liputan6 Cek Fakta di 0811-9787-670 atau klik tautan berikut ini.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya