IHME Prediksi Indonesia Tak Akan Dihantam Gelombang 3 COVID-19 hingga Maret 2022

Lembaga penelitian AS, IHME memprediksi angka kasus COVID-19 di Tanah Air akan tetap landai hingga Maret 2022.

oleh Teddy Tri Setio Berty diperbarui 26 Nov 2021, 12:22 WIB
Warga berolahraga bersepeda di Jalan Jenderal Sudirman, Jakarta, Minggu (21/11/2021). Untuk mencegah lonjakan kasus Covid-19, pemerintah akan menerapkan kebijakan PPKM Level 3 untuk seluruh wilayah Indonesia selama masa libur Natal 2021 dan Tahun Baru 2022. (Liputan6.com/Helmi Fithriansyah)

Liputan6.com, Jakarta - Institute for Health Metrics and Evaluation (IHME), lembaga penelitian Amerika Serikat mengeluarkan prediksi soal COVID-19 di Indonesia. Data dari lembaga penelitian kesehatan global ini menyebut bahwa Indonesia tidak akan dihantui oleh gelombang ketiga COVID-19.

Data ini bahkan menunjukkan bahwa angka kasus COVID-19 di Tanah Air akan tetap landai hingga Maret 2022, demikian dikutip dari laman IHME, Jumat (26/11/2021).

Indonesia sempat dihantam gelombang COVID-19 pada Juli 2021. Kala itu, varian Delta diyakini sebagai biang keladi dari amukan Virus Corona tersebut.

IHME juga melaporkan bahwa tingkat vaksinasi COVID-19 di Indonesia semakin bulan semakin meningkat. Hingga November 2021, IHME mencatat bahwa 37 persen warga Indonesia telah divaksin penuh, sementara 51 persen setidaknya telah menerima satu kali suntikan.

IHME turut memprediksikan angka vaksinasi Indonesia hingga Maret 2020. Pada kurun waktu itu akan ada peningkatan, 53 persen divaksin penuh dan 59 persen satu kali suntikan.

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.


Kasus 0 COVID-19 di Jakarta

Warga berolahraga jalan kaki di trotoar Jalan Jenderal Sudirman, Jakarta, Minggu (21/11/2021). Untuk mencegah lonjakan kasus Covid-19, pemerintah akan menerapkan kebijakan PPKM Level 3 untuk seluruh wilayah Indonesia selama masa libur Natal 2021 dan Tahun Baru 2022.(Liputan6.com/Helmi Fithriansyah)

Pada saat gelombang kedua COVID-19 di Indonesia, Jakarta menjadi lokasi paling parah dihantam virus tersebut.

Namun, pada Oktober 2021 Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan mengungkapkan bahwa tidak ada kasus kematian akibat COVID-19 di Ibu Kota dalam 24 jam pada Kamis (7/10/2021).

Meski begitu, Anies Baswedan menegaskan bahwa nol kasus kematian akibat COVID-19 di Jakarta ini bukan sebuah perayaan.

Nol kematian di hari ini sama sekali bukan perayaan, karena pandemi jelas belum selesai," kata Anies melalui akun twitter @aniesbaswedan, di Jakarta, Kamis.

Anies menuturkan, bahwa dalam 24 jam terakhir tidak ada permintaan pelayanan pemakaman sesuai dengan prosedur tetap COVID-19 di Jakarta.

Berdasarkan data Dinas Pertamanan dan Hutan Kota DKI Jakarta yang menangani pemakaman, sejak Rabu (6/10/2021) pukul 18.00 WIB hingga Kamis (7/10/2021) pukul 18:00 WIB, tidak ada permintaan pemakaman.

"Ini adalah pengingat, bahwa atas izin Allah SWT dan atas ikhtiar kita semua, sebuah hari tanpa kematian COVID-19 adalah mungkin untuk dicapai," kata Anies seperti dilansir Antara.


Infografis Eropa Lockdown COVID-19, Indonesia Bertahan

Infografis Eropa Lockdown Covid-19, Indonesia Bertahan (Liputan6.com/Triyasni)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya