Liputan6.com, Jakarta - Kementerian Keuangan (Kemenkeu) mencatat sampai dengan 2021, total proyek yang dibiayai dari Surat Berharga Negara yang berbasis syariah (SBSN) sudah mencapai 3.447 proyek. Sebaran dar proyek-proyek tersebut merata di berbagai wilayah tanah air.
Dikutip dari keterangan resmi Direktur Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Kemenkeu, Jumat (26/11/2021). Dari 3.447 proyek, itu diantaranya infrastruktur perkeretaapian Trans Sulawesi parepare – Makassar), Trans Sumatera, dan Double Track KA selatan Jawa.
Kemudian, pembangunan jalan dan jembatan di berbagai provinsi, antara lain pembangunan jembatan Youtefa di Jayapura, Papua, dan jembatan pulau Balang untuk dukungan konektivitas trans Kalimantan.
Selanjutnya, pembangunan beberapa bandara dalam rangka penyiapan Jembatan Udara di Papua, termasuk dukungan Ibu Kota Negara (IKN), pembangunan sumber daya air (bendungan, irigasi, penyediaan dan pengelolaan air tanah). Serta, pembangunan dan pengembangan gedung perkuliahan di berbagai perguruan tinggi.
Adapun alokasi Sukuk Proyek untuk Provinsi Bali, dimulai pada tahun 2016, trend-nya juga meningkat, di mana untuk tahun 2021 sebesar Rp362,16 miliar dan tahun 2022 yang akan datang sebesar Rp409,8 miliar.
Total alokasi alokasi Sukuk Proyek untuk provinsi Bali dari tahun 2016 s.d 2022 mencapai Rp1,68 triliun. Sebagian besar alokasi Sukuk proyek di provinsi Bali adalah proyek-proyek prioritas yang dilaksanakan oleh Kementerian PUPR, yaitu 43,34 persen di sektor Transportasi, Jalan, dan Jembatan pada Ditjen Bina Marga PUPR dan 42,31 persen di sektor Sumber Daya Air pada Ditjen Sumber Daya Air PUPR. Sisanya 10,47 persen di sektor pendidikan, dan selebihnya di sektor Hankam dan sosial.
Lebih rinci, untuk pembangunan prasarana bendungan pengendali banjir Tukad Mati, merupakan salah satu contohnyata SBSN Proyek di Bali yang dilaksanakan oleh Ditjen SDA Kementerian PUPR.
Baca Juga
Advertisement
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Kontrak Tahun Jamak
Pembangunan ini dibiayai melalui SBSN secara Kontrak Tahun Jamak (MYC) dari tahun 2017 hingga 2019 dengan total alokasi SBSN yang digunakan sebesar Rp 319 miliar. Proyek ini merupakan bagian dari program penataan dan normalisasi sungai guna pengendalian banjir di Kab. Badung dan Kota Denpasar, termasuk area Kuta, Seminyak, dan Legian yang menjadi pusat kegiatan pariwisata internasional.
Selain penanganan banjir, proyek ini dimaksudkan untuk peningkatan manfaat ekonomi kawasan, dukungan kegiatan pariwisata, dan konservasi suaka pantai.
Lalu, pembangunan Jalan Baru Bts. Kota Megwitani - Singaraja yang dibiayai melalui SBSN MYC senilai Rp308,15 miliar dimaksudkan untuk mengurangi waktu tempuh dari kota Denpasar (PKN) menuju kotaSingaraja (PKW) dan memperbaiki geometrik titik blackspot pada ruas jalan Mengwitani Singaraja.
Ruas Jalan Bts Kota Singaraja – Mengwitani merupakan ruas jalan Nasional yang berada di jalur tengah Pulau Bali yang menghubungkan Bali Utara dengan Bali Selatan. Volume kendaraan yangmelewati jalur ini cukup padat karena selain menghubungkan Bali Utara dengan Bali Selatan, terdapat banyak destinasi wisata andalan di Pulau Bali pada jalur ini seperti Kebun Raya Eka Karya, DanauBeratan, Danau Tambilingan, Danau Buyan, Air terjun Gitgit, dan Pura Ulundanu.
Pembangunan Shortcut tersebut diharapkan dapat dapat mempercepat perkembangan perekonomian di wilayah Bali Utara dan mempercepat waktu tempuh dari Bali Selatan terutama Denpasar sebagai Ibu Kota Provinsi Bali dan Kabupaten Badung sebagai destinasi utama pariwisata Bali menuju Singaraja ataupun sebaliknya.
Advertisement