Menyelami Keindahan Bawah Laut Kutai Kartanegara, Ada Bukit Karang yang Indah

Keindahan bawah laut Kabupaten Kutai Kartanegara mulai dikenal luas sebab ada bukit-bukit karang yang indah.

oleh Abdul Jalil diperbarui 28 Nov 2021, 19:57 WIB
Beginilah keindahan bawah laut di pesisir Kabupaten Kutai Kartanegara yang sempat rusak akibat bom ikan. (foto: istimewa)

Liputan6.com, Jakarta Keindahan alam di Kabupaten Kutai Kartanegara (Kukar) seakan tidak ada habisnya. Hal ini karena Kukar memiliki topografi yang lengkap, dari dataran tinggi, rawa, danau hingga pantai.

Semuanya menawarkan keindahan alam yang potensial untuk parawisata. Termasuk wisata diving untuk menyelami keindahan bawah laut.

Tempat wisata untuk diving di Kukar yang lagi bergeliat ada di Kecamatan Muara Badak. Para pegiatnya terus membenahi ragam wisata ini sembari melakukan konservasi terumbu karang.

Di sini para pengunjung akan disuguhi oleh keindahan bawah laut yang berbeda dari daerah lain di Indonesia. Hal ini karena Muara Badak memiliki terumbu karang yang unik, yaitu tempatnya berupa bukit-bukit di bawah laut.

"Dulu orang tidak percaya kalau ada terumbu karang-terumbu karang cantik di sekitar sini," kata Mansur, koordinator Kelompok Masyarakat Pengawas Sumber Daya Kelautan dan Perikanan Muara Badak, di Muara Badak, Minggu (21/11/2021).

Orang tak percaya ada terumbu karang di perairan Muara Badak, kata Mansur, terutama dari sisi lokasinya.

Daerah itu biasa disebut daerah kipas Sungai Mahakam, sehingga terumbu karangnya rawan mengalami pendangkalan. Selain itu memang sebelumnya daerah itu tidak populer sebagai destinasi wisata diving di Indonesia.

Simak juga video pilihan berikut


Merawat Terumbu Karang

Upaya penyelamatan terumbu karang di Kecamatan Muara Badak, Kabupaten Kutai Kartanegara terus dilakukan karena terancam rusak akibat faktor manusia dan faktor alam. (foto: istimewa)

Siapa sangka hamparan laut di pesisir Kukar yang awalnya biasa saja ternyat menyimpan potensi keindahan laut. Hasil penulusuran Mansur dan teman-teman menemukan sedikitnya 13 spot terumbu karang.

Mansur pun mulai intensid menelusuri terumbu-terumbu karang ini. Apalagi sejak delapan tahun yang lalu ia memutuskan tak lagi aktif sebagai nelayan.

Ia kemudian aktif melakukan pengawasan sumber daya kelautan dan perikanan. Dalam aktivitasnya itu dia menemukan potensi terumbu karang yang sebagian besar sudah rusak.

“Hanya sekitar 30 persen yang kondisinya masih bagus. Sebagian besar rusak karena bom ikan," ceritanya.

Mansur dan pegiat lain kemudian aktif melakukan transplantasi terumbu karang. Kegiatannya juga dibantu pemerintah dan berbagai institusi serta kelompok-kelompok konservasi.

Setelah bertahun-tahun perawatan, kini terumbu karang yang ada relatif membaik dan memancing beragam biota laut lainnya.


Menyelami Bukit Terumbu Karang

Tak banyak yang tahu jika di kawasan pesisir Kabupaten Kutai Kartanegara terdapat puluhan spot terumbu karang yang indah. (foto: istimewa)

Aktivitas menyelam di Muara Badak menggunakan scuba dive. Pengelola diving telah menyiapkan peralatannya.  Untuk penyelam pemula harus didampingi pengelola.

Scuba sendiri adalah alat yang digunakan untuk menyelam. Menyelam dengan cara scuba dive adalah dengan membawa tabung oksigen di punggung penyelam.

Kedalaman untuk diving di Muara Badak cukup variatif.  Penyelam bisa menyelam di sisi atas bukit terumbu karang, dari permukaan laut kisaran 5-8 meter.

Eksplorasi lebih lanjut bisa dengan menyusuri dinding mengelilingi bukit dengan kedalaman 15-30 meter.

"Bagi penyelam pemula bisa menikmati sisi atas saja dulu, kalau sudah berpengalaman bisa menjelajah lebih dalam," kata Mukhlis Efendi, dosen Fakultas Perikanan dan Kelautan Universitas Mulawarman.

Mukhlis biasa mendampingi penyelam-penyelam dari sekitar dan luar Kalimantan Timur. Kegiatan ini bisa dilaksanakan bersama Kelompok Masyarakat Pengawas (Pokmaswas) dan Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) Muara Badak.

Selain untuk keperluan wisata, Mukhlis juga menyelam untuk penelitian.


Destinasi Wisata dan Konservasi

Proses transplantasi terumbu karang di Kecamatan Muara Badak, Kabupaten Kutai Kartanegara memiliki tingkat keberhasilan hingga 80 persen. (foto: istimewa)

Kegiatan konservasi dan pengawasan yang dilakukan konsisten beberapa tahun itu kini mulai menampakkan hasil. Terumbu karang relatif terjaga dari tangan-tangan nakal yang merusak.

Kini terumbu-terumbu karang Muara Badak memiliki lebih banyak biota laut. Ikan-ikan lebih banyak berdatangan.

Pengembangan menjadi destinasi wisata ini juga dibarengi oleh kegiatan konservasi. Karena menurut Mansur, pengembangan destinasi wisata dibangun atas semangat konservasi asset bawah laut tersebut.

"Jika semua pemangku kepentingan sudah sadar manfaat terumbu karang untuk kehidupan umum, tentu lebih banyak yang akan menjaga," terangnya.

Mansur sendiri adalah kordinator Kelompok Masyarakat Pengawas (Pokmaswas) dan kordinator Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) Muara Badak.

Pokmaswas dan Pokdarwis inilah yang bergerak mengembangkan dan melakukan konservasi terumbu karang dan aset laut lainnya di Muara Badak.

Saat ini Mansur bersama kelompoknya sudah menyiapkan layanan pendampingan wisata bawah laut seiring pengadaan alat-alat selam dan fasilitas pendukungnya secara bertahap. Kegiatan selam yang mereka lakukan berpusat di kantornya di dekat Dermaga Muara Badak.

"Bersama pengelola wisata sekitar, ke depannya kami akan mengembangkan dive center sehingga kegiatan wisata bawah laut di sini bisa lebih profesional lagi," katanya.


Nama-nama Spot Unik

Ditemukannya terumbu karang di lepas pantai Kecamatan Muara Badak, Kabupaten Kutai Kartanegara membuat banyak pihak mulai berupaya menjaga kawasan itu dari ancaman ilegal fishing. (foto: istimewa)

Kini spot-spot tempat menyelam di Muara Badak telah diberi nama unik. Penetapan nama ini sesuai dengan karakter lansekap terumbu karang yang beragam.

Nama-namanya juga disesuaikan dengan momen penemuannya. Spot Batu Hiu misalnya, saat awal ditemukan dahulu sedang banyak hiu di lokasi tersebut.

Ada juga spot yang dinamakan Batu Bom. Kisahnya, saat nelayan dan pegiat mengamati lokasi itu, tiba-tiba terdengar suara bom ikan yang memekakkan telinga.

"Ada juga yang namanya Batu Lampe, saat kami menelam ke sana ada pukat yang sedang terpasang di sekeliling terumbu karang untuk menjebak ikan. Akhirnya pukat kami potong," kata Mansur.

Namun tak semua diberi nama sesuai momen penemuannya. Spot Coral Garden contohnya, diberi nama itu karena terumbu karangnya terhampar luas dan memiliki pemandangan seperti taman cantik.

Dari penelusuran dan observasi pengelola, sejauh ini telah ditemukan 25 spot terumbu karang. Nama paling unik adalah KKM.

KKM adalah akronim dari Kakap, Mukhlis, Mansur. Kisahnya, saat Mukhlis dan  Mansur mendatangi spot tersebut, mereka menjumpai rombongan ikan kakap dalam jumlah besar.


Mulai Dilirik Wisatawan

Selain memiliki pantai yang indah, Kecamatan Muara Badak, Kabupaten Kutai Kartanegara juga menyimpan terumbu karang yang indah.

Mansur dan teman-temannya sesama pegiat berharap wisata bawah laut di Muara Badak ini bisa terus berkembang sehingga bisa meningkatkan geliat perekonomian warga setempat.

Saat ini sarana dan prasarana yang mendukung wisata juga terus dilengkapi. Peningkatan pengetahuan dan standar pelayanan juga tak luput untuk diperhatikan.

"Bersama pengelola wisata sekitar, ke depannya kami akan mengembangkan dive center sehingga kegiatan wisata bawah laut di sini bisa lebih profesional lagi," kata Mansur.

Chrysanthi, karyawati swasta dari Jakarta, sebelumnya belum pernah mendengar ada spot diving di Kutai Kartanegara.

Di Kalimantan, kata dia, selama ini yang terkenal adalah spot di Derawan yang masuk wilayah Kalimantan Timur di sisi utara.

"Dari menyelam di satu spot, sepertinya menarik. Ikan-ikannya banyak," kata Chrysanti yang sudah menyelam di berbagai spot diving di berbagai daerah itu.

Testimoni senada disampaikan penyelam lain, Jana Winatapradja, yang juga tertarik mencicipi wisata bawah laut dari Muara Badak.

"Spot di Kutai Kartanegara ini bisa jadi alternatif lokasi penyelaman yang menarik," kata karyawati di Jakarta ini.


Dukungan Bupati Kutai Kartanegara

Bupati Kutai Kartanegara Edi Damansyah saat menanam terumbu karang di perairan Kecamatan Muara Badak.

Kecamatan Muara Badak ke depan akan diproyeksikan menjadi kawasan wisata unggulan di Kabupaten Kutai Kartanegara. Kecamatan ini sudah menjadi wisata alternatif bagi pecinta laut.

Hal ini karena Muara Badak telah memiliki potensi parawisata bahari yang lengkap, dari keindahan pantai hingga potensi terumbu karang di lepas pantai.

Sejak ditemukannya spot-spot terumbu karang, Pemkab Kukar telah mengambil langkah-langkah khusus terkait pelestarian terumbu karang. Pemkab Kukar telah memberikan bantuan berupa peralatan menyelam dan kapal. Selain itu promosi juga gencar dilakukan.

Bupati Kukar Edi Damansyah pun turun langsung melakukan transplantasi terumbu karang. Ia pun mengajak masyarakat bersama-sama menjaga dan melestarikan kawasan laut.

“Kami lihat tadi kalau dibawah laut kedalaman 9 meter terumbu karangnya terlihat gersang efek dari pengeboman sehingga banyak terumbu karang yang rusak,” ujar Edi Damansyah.

Edi pun meminta Dinas Kelautan dan Perikanan Kukar mempersiapkan kegiatan studi guna menyusun tata ruang zona konservasi yang ada di kawasan laut Muara Badak.

“Terumbu karang sangatlah penting bagi ekosistem laut. Terumbu karang juga dapat dimanfaatkan sebagai tempat pariwisata bahari dan tempat menangkap ikan bagi para nelayan,” pungkasnya.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya