Antisipasi Varian B.1.1.529 Masuk Indonesia, Ini Saran Eks Pejabat WHO

Baru-baru ini Afrika Selatan melaporkan penyebaran varian B.1.1.529. Terkait varian ini Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) sudah menggolongkannya dalam kategori kewaspadaan tertinggi, yaitu variant of concern (VOC).

oleh Ade Nasihudin Al Ansori diperbarui 27 Nov 2021, 10:08 WIB
Gambar ilustrasi diperoleh pada 27 Februari 2020 dengan izin dari Food and Drug Administration AS menunjukkan Virus Corona COVID-19. (US Food and Drug Administration/AFP)

Liputan6.com, Jakarta Baru-baru ini Afrika Selatan melaporkan kehadiran varian B.1.1.529. Terkait varian ini Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) sudah menggolongkannya dalam kategori kewaspadaan tertinggi, yaitu variant of concern (VOC).

Menanggapi hal ini, Mantan Direktur WHO Asia Tenggara, Profesor Tjandra Yoga Aditama menyarankan 7 langkah yang dapat dilakukan Indonesia mengantisipasi masuknya varian tersebut.

Ketujuh langkah itu adalah:

-Menata ulang aturan masuknya pengunjung dari negara terjangkit. Hal ini dapat dilakukan dengan secara rinci mengecek riwayat perjalanan.

“Bisa saja sekarang datang dari negara aman misalnya tapi beberapa hari sebelumnya berkunjung ke negara terjangkit,” kata Tjandra dalam keterangan tertulis yang diterima Health Liputan6.com, Sabtu (27/11/2021).

Selain itu, aturan masuknya pengunjung dari negara terjangkit juga perlu disertai karantina yang lebih ketat dan meningkatkan jumlah pemeriksaan Whole Genome Sequencing (WGS) atau pemetaan varian virus pada pendatang.


Langkah Berikutnya

Langkah berikutnya adalah:

- Meningkatkan WGS di dalam negeri secara umum. Sebaiknya ini dapat mencapai beberapa puluh ribu pemeriksaan seperti dilakukan India.

- Mewaspadai kalau ada klaster kasus di berbagai kabupaten/kota, artinya surveilans berbasis lab harus amat ditingkatkan.

- Meningkatkan jumlah tes agar semua kabupaten/kota melakukan tes sesuai jumlah minimal WHO, jangan hanya angka nasional.


Selanjutnya

Tjandra juga menyarankan agar Indonesia melakukan hal-hal berikut:

-Melakukan telusur pada semua kontak dari seorang kasus, setidaknya sebagian besar. Kalau ditetapkan hanya 8 orang yang ditelusuri maka pada berbagai keadaan mungkin belum cukup.

-Meningkatkan vaksinasi agar 55 persen rakyat Indonesia yang belum mendapat vaksin memadai (2 kali) segera mendapatkannya, terutama Lansia. Dalam hal ini perlu dicari mekanisme terbaik agar laju vaksinasi yang diberitakan menurun dapat meningkat dengan nyata.

-Selalu mengikuti perkembangan ilmiah yang ada, yang mungkin berubah amat cepat dan semua keputusan harus berdasar bukti ilmiah (evidence-based decision making process).

“Untuk kita anggota masyarakat luas maka tetaplah ketat menjaga protokol kesehatan, periksakan diri bila ada keluhan dan atau kontak dengan seseorang yang  sakit apalagi kalau datang dari negara terjangkit dan segera divaksinasi,” pungkas Tjandra.

 


Infografis 5 Tips Ajarkan Anak Pakai Masker Cegah COVID-19

Infografis 5 Tips Ajarkan Anak Pakai Masker Cegah Covid-19. (Liputan6.com/Niman)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya