Kenaikan Kasus COVID-19 di Luar Negeri Jadi Sinyal untuk Indonesia Lebih Waspada

Kasus COVID-19 di beberapa negara mengalami kenaikan jelang akhir tahun. Hal ini menjadi sinyal bagi Indonesia untuk meningkatkan kewaspadaan.

oleh Ade Nasihudin Al Ansori diperbarui 27 Nov 2021, 20:00 WIB
Menteri Kesehatan RI Budi Gunadi Sadikin menghadiri puncak peringatan HUT RSUP Persahabatan pada Selasa, 16 November 2021. (Dok Kementerian Kesehatan RI)

Liputan6.com, Jakarta Kasus COVID-19 di beberapa negara mengalami kenaikan jelang akhir tahun. Hal ini menjadi sinyal bagi Indonesia untuk meningkatkan kewaspadaan.

Guna menekan penularan kasus yang kian meluas, pemerintah memberlakukan kembali Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Level 3 di seluruh Indonesia. PPKM kali ini akan dimulai pada 24 Desember 2021 hingga 2 Januari 2022.

“Semua kejadian kasus di luar negeri ini kita pelajari dan awasi dengan ketat dan kita laporkan ke Bapak Presiden. Kami juga mengamati situasi pandemi di seluruh kabupaten/kota di Indonesia, semuanya masih baik jadi kita tidak perlu khawatir,” kata Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin dalam konferensi pers evaluasi PPKM mengutip keterangan pers, Sabtu (27/11/2021).

Walau demikian, Budi dan jajarannya tetap melakukan pemantauan pada daerah-daerah yang memiliki potensi tinggi kenaikan kasus.


Pengamatan 19 Wilayah

Dari hasil pengamatan, dilaporkan total 19 kabupaten/kota mengalami kenaikan kasus dengan lama waktu yang berbeda-beda.

Kenaikan kasus 4 minggu berturut-turut terjadi di dua daerah yakni Fak-Fak (Papua Barat) dan Purbalingga (Jawa Tengah). Sedang, di Lampung Utara kenaikan kasus terjadi 3 minggu berturut-turut. Di dua minggu terakhir, kenaikan kasus terjadi di 16 kota.

“Walaupun jumlahnya masih kecil, positivity rate (angka positif) dan Bed Occupancy Rate (BOR/keterisian ranjang rumah sakit) juga masih rendah, tapi kita mengikuti daerah-daerah ini agar jangan sampai kita terlambat kalau ada kenaikan,” tambah Budi.


Pemicu Kenaikan

Menurut Budi, kenaikan ini salah satunya dipicu menurunnya kemampuan tes dan telusur terhadap kontak erat kasus terkonfirmasi serta berkurangnya kesadaran masyarakat menerapkan protokol kesehatan.

“Kita juga memerhatikan mengenai kota-kota tersebut apa yang harus diperbaiki, yaitu telusur dan tesnya. Tes harus dilakukan terhadap orang-orang kontak erat hasil dari telusur. Kami melihat kota-kota yang ada kenaikan, disiplin untuk telusur dan tesnya sangat rendah.”

Maka dari itu, Budi meminta kepala daerah agar memperkuat 3T (testing, tracing dan treatment), menegakkan protokol kesehatan, dan menggenjot cakupan vaksinasi terutama pada kelompok-kelompok yang rentan terpapar COVID-19.

 


Infografis Harga Eceran Tertinggi Obat dalam Masa Pandemi COVID-19

Infografis Harga Eceran Tertinggi Obat dalam Masa Pandemi Covid-19 (Liputan6.com/Abdillah)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya