Rusia, China, dan India Bahas Krisis hingga Ancaman Narkoba di Afghanistan

Rusia, China dan India hari Jumat (26/11) menyampaikan keprihatinan atas memburuknya krisis kemanusiaan di Afghanistan.

oleh Liputan6.com diperbarui 28 Nov 2021, 08:00 WIB
Seorang Marinir dengan Satuan Tugas Udara-Tanah Laut Tujuan Khusus-Komando Pusat Respons Krisis (SPMAGTF-CR-CC) bermain dengan anak-anak yang menunggu untuk diproses selama evakuasi di Bandara Internasional Hamid Karzai di Kabul , Afghanistan (20/8/2021). (Sgt. Samuel Ruiz/U.S. Marine Corps via AP)

Liputan6.com, Moskow - Rusia, China dan India hari Jumat (26/11) menyampaikan keprihatinan atas memburuknya krisis kemanusiaan di Afghanistan dan meluasnya perdagangan narkoba di negara yang dikoyak perang itu.

Menteri luar negeri dari ketiga negara melangsungkan pertemuan trilateral virtual untuk mengkaji berbagai hal, termasuk krisis Afghanistan.

Ambruknya pemerintahan dukungan Barat di Kabul dan kembali berkuasanya Taliban pada 15 Agustus lalu telah menjerumuskan Afghanistan ke dalam krisis ekonomi yang belum pernah terjadi sebelumnya.

“Para menteri mencatat meningkatnya kekhawatiran tentang perubahan dramatis situasi di Afghanistan,” demikian petikan pernyataan bersama yang dirilis setelah pertemuan Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Lavrov, Menteri Luar Negeri India S. Jaishankar dan Menteri Luar Negeri China Wang Yi.

“(Kami) menyampaikan keprihatinan atas memburuknya situasi kemanusiaan di Afghanistan, menyerukan bantuan kemanusiaan segera dan tanpa hambatan untuk diberikan kepada Afghanistan,” tambah komunike itu.

Ketiga menteri meminta Taliban untuk mengambil tindakan yang sesuai dengan hasil dari semua format interaksi internasional dan regional yang baru-baru ini dilangsungkan di Afghanistan, dan menghormati hasil resolusi PBB yang relevan.”

 


Desak Penghormatan pada HAM

Seorang Penerbang AS dengan Satuan Tugas Gabungan-Respons Krisis melakukan tos dengan seorang anak setelah membantu menyatukan kembali keluarga mereka di Bandara Internasional Hamid Karzai di Kabul, Afghanistan, Jumat (20/8/2021). (Cpl. Davis Harris/U.S. Marine Corps via AP)

Pernyataan itu tampaknya merujuk pada seruan global agar kelompok Islamis yang berkuasa itu menghormati hak asasi manusia, khususnya hak-hak perempuan dan kelompok minoritas di Afghanistan, memerintah negara itu dengan sistem politik yang inklusif dan memerangi terorisme serta narkoba.

“Para menteri menyampaikan tekad mereka untuk melawan meluasnya perdagangan narkoba gelap – opium dan metamfetamin – dari Afghanistan dan sekitarnya, yang menimbulkan ancaman serius bagi keamanan dan stabilitas regional, serta menyediakan dana bagi organisasi teroris,” tambah pernyataan itu.

Pembicaraan hari Jumat antara Rusia, China dan India dilangsungkan menjelang pembicaraan putaran baru antara Amerika dan Taliban di Doha, Qatar.

Perwakilan Khusus Amerika Untuk Afghanistan Thomas West dan Menteri Luar Negeri Taliban Amir Khan Muttaqi akan memimpin tim masing-masing dalam pertemuan dua hari itu, mulai Sabtu ini (27/11).

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya