GP Ansor DKI: Dinamika Jelang Muktamar itu Biasa, tapi Jangan Lupa Adab

Mengingatkan agar semua pihak menjaga kondusifitas di tubuh NU menjelang Muktamar.

oleh Liputan6.com diperbarui 27 Nov 2021, 17:30 WIB
Peserta Kemah Pemuda Indonesia saat mengikuti apel di Cibubur, Jakarta, Jumat (27/10). Menyambut peringatan Sumpah Pemuda, acara dibuka dengan apel 1.000 Pemuda Indonesia, dan dilanjutkan dengan Kirab Satu Negeri. (Liputan6.com/Ipung)

Liputan6.com, Jakarta - Ketua PW Ansor DKI, H Syaiful Rahmat Dasuki menyatakan, bahwa Ansor DKI mengecam keras perilaku yang tidak sopan dan beradab terhadap ulama khususnya kiai NU. Dalam mengemukakan pendapat, kata Syaiful, terlebih lagi untuk tujuan kebaikan dan manfaat bersama tidak perlu sampai mengumpat apalagi mengeluarkan caci maki.

"Dalam kultur kami sebagai santri, kiai adalah orang yang sangat kami hormati dan junjung tinggi kehormatannya. Karena itu Ansor DKI mengecam keras para pelaku aksi di depan kantor PBNU (kemaren) karena benar-benar menjatuhkan marwah ulama yang selama ini istiqomah menjaga dan membesarkan NU," tegas Syaiful dalam keterangannya, Jakarta, Sabtu (27/11/2021).

Pernyataan di atas merespons aksi segelintir orang yang berorasi di depan kantor PBNU, jalan Kramat Raya, Jumat (26/11). Dalam orasinya, segelintir orang tersebut meminta agar Muktamar PBNU dipercepat tanggal 17 Desember 2021 karena peningkatan status PPKM menjadi level 3 menjelang Natal dan Tahun Baru.

Dia menambahkan, bahwa perbedaan pendapat dan dinamika di NU, apalagi menjelang Muktamar seperti saat ini adalah hal biasa. Namun tetap dalam koridor dan kesantunan sebagai santri dan adab kepada kiai.

"Kami selaku kaum muda NU sangat menghormati dan mencintai kyai-kyai kami, khususnya Rois Aam, Katib maupun Ketua Tanfidziyah PBNU. Kalau ada orang-orang yang mencoba merusak adab di NU, maka GP Ansor terutama DKI yang menjadi tempat kantor PBNU, tak segan-segan bertindak tegas terhadap oknum-oknum tersebut," ujar dia.

Terakhir, Syaiful juga mengingatkan agar semua pihak menjaga kondusifitas di tubuh NU menjelang Muktamar.

"Eskalasi boleh memanas tetapi hati dan kepala harus tetap dingin. Karena semua pihak pasti ingin berkhidmat yang terbaik untuk NU. Berilah contoh kepada kami kaum muda NU cara-cara yang santun dan beradab terutama kepada para kyai. Tidak dengan cara-cara kotor saling menjatuhkan apalagi merendahkan dan menyerang para kyai, terlebih kepada Rois Am yang menjadi marwah NU," tegas dia.

Tag Terkait

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya