Liputan6.com, Jakarta Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup melemah 137 poin atau sebesar 2,06 persen ke level 6.561 pada perdagangan Jumat (26/11). Dalam sepekan, IHSG terkoreksi 2,36 persen dibandingkan pada awal pekan yang di buka pada 6.731.
Analis Panin Sekuritas, William Hartanto menilai, pelemahan IHSG akan berlangsung terbatas. Hal itu lantaran saat ini masih ada sentimen rebalancing indeks MSCI (Morgan Stanley Capital International).
Advertisement
“Menurut saya pelemahan terbatas hingga 30 November. Support di 6.481 - 6.400. Strateginya buy on weakness,” jelas William kepada Liputan6.com, Sabtu (27/11/2021).
Indeks MSCI ini dapat memberikan pengaruh yang besar terhadap indeks saham suatu negara. Di Asia dan pasar saham Indonesia, MSCI menerbitkan MSCI The Emerging Market Index dan MSCI Indonesia Index.
MSCI The Emerging Market Index mengukur kinerja pasar saham di negara-negara berkembang seperti Indonesia. Sementara itu, MSCI Indonesia Index secara khusus mengukur kinerja pasar saham Indonesia. Adapun MSCI Indonesia melakukan rebalancing setiap bulan Mei dan November.
“Sentimen untuk IHSG, saat ini sudah mendekati jadwal rebalancing MSCI. Hal ini umum terjadi karena memang terjadinya di bulan Februari dan November,” imbuhnya.
Imbas Varian Baru
Kendati begitu, William tak menampik bahwa kepanikan mengenai varian baru covid-19 yang terdeteksi di Afrika selatan, turut mempengaruhi IHSG pada Jumat (26/11) kemarin. Di mana investor khawatir akan terulangnya market seperti tahun lalu.
Namun William merasa sedikit aneh, lantaran saat ditemukannya varisn Delta dan Mu, pasar cenderung tidak merespon.
Sehingga ia menilai pelemahan IHSG ini hanya sementara. Sementraa hingga kahir tahun, diperkirakan IHSG masih berpotensi ditutup pada kisaran 6.700 hingga 6.800.
“Sepertinya pelemahan terbatas saja efeknya. Untuk IHSG akhir tahun masih memungkinkan untuk mencapai level 6.700 - 6.800,” pungkasnya.
Advertisement