Rekor Tertinggi dalam 5 Tahun, Konsumsi Listrik di Oktober 2021 Capai 22 TWh

Saat ini total kapasitas pembangkit listrik terpasang milik PLN mencapai 63,3 gigawatt (GW).

oleh Tira Santia diperbarui 28 Nov 2021, 10:00 WIB
Konsumsi listrik PL pada Oktober 2021 mencapai 22 Terawatt-hour (TWh). Angka konsumsi bulanan ini bahkan tertinggi sejak 2017. (Dok PLN)

Liputan6.com, Jakarta - PT PLN (Persero) menyatakan peningkatan konsumsi listrik pada 2021 memecahkan rekor tertinggi dalam kurun waktu lima tahun terakhir. Hal itu dikarenakan konsumsi listrik terus meningkat seiring dengan pemulihan ekonomi seusai pandemi.

Executive Vice President Perencanaan Sistem Ketenagalistrikan PLN Edwin Nugraha Putra menjelaskan, konsumsi listrik pada bulan Oktober 2021 mencapai 22 Terawatt-hour (TWh). Angka konsumsi bulanan ini bahkan lebih tinggi sejak 2017. Sementara secara kumulatif, hingga Oktober angka konsumsi listrik secara kumulatif telah mencapai 210 TWh atau tumbuh 4,7 persen dibandingkan bulan Oktober 2020.

"Meskipun sebelumnya ada tekanan Covid-19, tapi bouncing cukup cepat. Hingga November ini, kenaikan energi konsumsi yang tinggi melebihi catatan kita dibandingkan beberapa tahun lalu," kata Edwin, Minggu (28/11/2021).

Saat ini total kapasitas pembangkit listrik terpasang sebesar 63,3 gigawatt (GW). Sesuai Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) 2021 – 2030 yang disahkan pemerintah, hingga 2030 mendatang ada tambahan pembangkit lagi sebesar 40,6 GW. Dalam RUPTL tersebut, pembangkit berbasis energi hijau akan mendominasi sistem ketenagalistrikan Indonesia.

"Sekitar 51,6 persen dari total pembangkit tersebut atau sekitar 20,9 GW akan berasal dari pembangkit energi baru terbarukan (EBT)," ujar Edwin.

Di tengah kondisi cadangan pasokan daya listrik yang cukup, peningkatan bauran EBT tidak hanya bergantung pada masalah pasokan listrik, namun juga harus didukung dengan permintaan daya yang cukup, sehingga daya listrik yang ada dapat terserap.

Untuk meningkatkan permintaan listrik, PLN siap menjalankan program konversi kompor gas ke kompor induksi. Selain untuk meningkatkan konsumsi listrik, program ini juga menjadi solusi menekan impor dan memperbaiki neraca perdagangan negara.

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.


Konversi Kompor Induksi

Konsumsi listrik PL pada Oktober 2021 mencapai 22 Terawatt-hour (TWh). Angka konsumsi bulanan ini bahkan tertinggi sejak 2017. (Dok PLN)

Selaras, Direktur Niaga dan Manajemen Pelanggan PLN, Bob Saril mengatakan dengan cadangan daya yang telah lebih dari 30 persen di hampir seluruh sistem kelistrikan, PLN siap mendukung program konversi kompor induksi.

"PLN juga siap menggulirkan diskon tambah daya guna mempermudah pelanggan untuk beralih ke kompor induksi," ujarnya.

Salah satunya saat ini tengah berjalan, PLN memberikan harga khusus tambah daya hanya sebesar Rp 150 ribu melalui program Nyaman Kompor Induksi 2021 bagi pelanggan yang membeli kompor induksi melalui partner yang memiliki kerjasama dengan PLN.

Dari sisi penggunaan, kompor induksi juga lebih murah dibandingkan dengan kompor LPG. Hasil uji coba menunjukan, untuk memasak 1 liter air menggunakan kompor induksi 1.200 watt hanya memerlukan biaya sebesar Rp 158, sementara dengan kompor elpiji tabung 12 kilogram sekitar Rp 176. Sehingga dengan pola memasak rata-rata masyarakat di Indonesia, terjadi penghematan Rp 28.500,- dari biaya memasak setiap bulan.

Karena ini sifatnya mengubah kebiasaan masyarakat, PLN juga terus mengampanyekan electrifying lifestyle yang salah satunya penggunaan kompor induksi.

 


Ekosistem Kendaraan Listrik

Konsumsi listrik PL pada Oktober 2021 mencapai 22 Terawatt-hour (TWh). Angka konsumsi bulanan ini bahkan tertinggi sejak 2017. (Dok PLN)

Tidak hanya konversi ke kompor induksi, PLN juga siap mendukung akselerasi ekosistem kendaraan listrik. Dalam mendukung ekosistem kendaraan listrik, PLN sudah membangun stasiun pengisian kendaraan listrik umum (SPKLU) sebanyak 50 unit SPKLU. Hingga akhir tahun nanti, PLN menargetkan akan ada penambahan 67 unit SPKLU di berbagai lokasi di seluruh Indonesia.

Sementara dari sisi memberikan kemudahan untuk masyarakat, PLN berinovasi dengan menciptakan aplikasi Charge.IN yang terintegrasi dengan superapps PLN Mobile. Pelanggan bisa mencari info SPKLU terdekat, juga pengalaman terkait kendaraan listrik lain dalam satu aplikasi saja.

PLN juga bekerja sama dengan ATPM otomotif untuk memberikan kemudahan kepada pelanggan yang baru membeli kendaraan listrik. Melalui kerja sama ini, begitu pelanggan membeli mobil maka akan langsung bisa dilayani oleh PLN, mulai dari memasang home charging , sampai dengan layanan menambah daya dan integrasi Charge-IN yang memudahkan pelanggan mendapatkan diskon tarif sebesar 30 persen, dari 1.444,- menjadi hanya Rp 1.011,-/kWh untuk pengisian daya kendaraan listrik pada pukul 22.00 hingga 05.00.

"Kendaraan listrik memiliki mekanisme yang berbeda dengan kendaraan berbasis BBM, 80 persen pengisian daya akan dilakukan di rumah masing-masing pemilik kendaraan, oleh karena itu PLN telah menyediakan layanan home charging agar pelanggan tidak perlu khawatir untuk memasang charger dirumahnya dan kehabisan daya listrik untuk kendaraannya. Tambah daya pun kita berikan harga spesial 150 ribu untuk 1 phasa hingga daya 11 ribu VA dan 450 ribu untuk 3 phasa hingga daya 16 ribu," tandas Bob.

 

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya