Liputan6.com, Jakarta Varian baru Covid-19 bernama Omicron belum terdeteksi di Indonesia. Hal terkait Omicron ini diungkap oleh Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin.
Dia mengklaim, laboratorium di Indonesia sudah mampu mengidentifikasi dengan cepat varian baru Covid-19. Termasuk varian B.1.1.529 ini.
Advertisement
"Sampai sekarang, Indonesia belum teramati adanya varian Omicron ini," kata Budi dalam konferensi pers yang disiarkan melalui YouTube Sekretariat Presiden, Jakarta, Minggu (28/11/2021).
Menurut dia, ada sembilan negara yang mengonfirmasi menemukan kasus Covid-19 varian Omicron. Sembilan negara tersebut ialah Afrika Selatan 99 kasus, Botswana 19 kasus, Inggris 2 kasus, Hong Kong 2 kasus, dan Australia 2 kasus.
Kemudian Italia 1 kasus, Israel 1 kasus, Belgia 1 kasus, dan Republik Ceko 1 kasus.
Sementara itu, empat negara baru mencatat kasus probable Omicron, yaitu Belanda 16 kasus, Jerman 3 kasus, Denmark 2 kasus, dan Austria 1 kasus.
"Untuk negara-negara yang terkonfirmasi ada (Omicron), yang paling banyak penerbangan ke Indonesia adalah Hongkong, Italia, Inggris, baru Afrika Selatan. Untuk negara-negara yang kemungkinan ada paling besar dari Belanda, Jerman," ungkap Budi.
Kebijakan Berbasis Data
Budi memastikan, kebijakan yang diambil pemerintah untuk mencegah masuknya varian Omicron berbasis data. Berdasar data ini, pemerintah kemudian mengambil kebijakan larangan WNA dari 10 negara di Afrika dan Hong Kong masuk ke Indonesia.
"Kita melihat faktor risikonya siapa saja yang banyak penerbangan datang ke Indonesia," tutur Budi.
Sebelumnya, Budi mengatakan varian Omicron memiliki 50 mutasi. Mutasi yang ditemukan di Omicron merupakan mutasi terburuk yang pernah teridentifikasi pada varian Alfa, Beta, Delta, dan Gamma.
Mutasi pada Omicron dibagi menjadi tiga kelompok. Pertama, kelompok mutasi yang yang meningkatkan keparahan. Kedua, meningkatkan transmisi penularan. Ketiga, menurunkan antibodi atau efikasi vaksin.
"Untuk kelompok pertama belum ada konfirmasi. Kedua dan ketiga, kemungkinan besar iya, tapi belum konfirmasi," ujarnya.
Advertisement
Cepat
Omicron dilaporkan ke Global Initiative on Sharing All Influenza Data (GISAID) pada 9 November 2020. Pada 24 November 2021, Badan Kesehatan Dunia atau WHO melakukan investigasi.
Dua hari setelahnya atau 26 November 2021, WHO menetapkan Omicron menjadi varian of concern (VoC). Varian ini tidak seperti varian lainnya yang melalui status variant of interest (VoI).
"Nah kenapa ini menjadi VoC cepat, karena dia mutasinya sangat banyak," tutupnya.
Reporter: Titin Supriatin
Sumber: Merdeka