Liputan6.com, Bandung - Wakil Bupati Garut Helmi Budiman mengatakan bahwa pihaknya akan segera mengevaluasi, apakah indikasi kerusakan alam di hulu akibat alih fungsi lahan yang tidak sesuai menjadi penyebab banjir bandang yang menerjang dua kecamatan di Garut.
"Untuk alih fungsi ini akan dievaluasi, tapi secara kasat mata kita menyimpulkan harus banyak tegakan lagi. Pak Wagub sudah menginstruksikan kepada dinasnya, Dinas Kehutanan untuk bersama Kabupaten Garut memperbanyak tegakan keras," kata Helmi melalui keterangan tertulis, Minggu (28/11/2021).
Baca Juga
Advertisement
Seperti diketahui, banjir bandang menerjang dua kecamatan di Garut yaitu di Sukawening dan Karangtengah pada Sabtu (27/11/2021). Sebanyak 307 rumah terdampak, terdiri dari sekitar 190-an rumah di Kecamatan Karangtengah dan Sukawening sebanyak 112 rumah.
Adapun kerusakan dialami oleh tiga rumah, dan satu rumah hanyut kini tengah ditangani BPBD.
Helmi menyatakan Pemerintah Kabupaten Garut menetapkan masa tanggap darurat selama tujuh hari untuk Kecamatan Sukawening dan Karangtengah yang terdampak banjir bandang tersebut.
"Sekarang Pak Wagub menyampaikan ini tidak boleh ada akses terputus termasuk akses ke rumah, makanya masyarakat bersih-bersih bersama pemerintah dan TNI/ Polri," ujarnya.
"Warga yang rumahnya rusak kalau perlu mengungsi, kalau cukup ke tetangga atau saudara," kata Helmi menambahkan.
*** Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Simak Video Pilihan di Bawah Ini
Banjir Dahsyat
Sementara itu, Wakil Gubernur Jawa Barat Uu Ruzhanul Ulum mengatakan, pihaknya melalui Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jabar, Pemerintah Kabupaten Garut, TNI, Polri, dan relawan, bersama-sama melakukan sejumlah upaya tanggap darurat dalam upaya penanggulangan bencana di Garut. Salah satunya yaitu pengerukan sungai dan selokan.
Selain itu, Uu pun menuturkan bahwa pihaknya akan segera mengupayakan perbaikan jembatan yang putus akibat banjir bandang. Hal itu dilakukan supaya masyarakat dapat beraktivitas kembali.
"Kami berpikir bagaimana di hulu, apakah di situ harus ada pohon tegakan lagi. Karena sebelumnya, di sini tidak pernah ada banjir seperti ini. Baru kali ini. Bahkan ada masyarakat bilang, sudah 46 tahun, baru ada banjir. Memang diakui curah hujan sekarang tinggi. Tapi, kalau memang resapan air di hulu tidak terganggu, tidak akan terjadi bencana semacam ini," ujar Uu.
Dalam kesempatan itu, Uu meninjau sekaligus menyalurkan bantuan berupa sembako dan perlengkapan domestik kepada warga Kabupaten Garut yang terdampak bencana banjir bandang. Peninjauan dilakukan untuk memastikan kebutuhan warga terdampak banjir terpenuhi dan penanganan berjalan optimal.
"Saya ke sini ditugaskan Pak Gubernur, menunjukkan bahwa pemerintah provinsi respons terhadap situasi dan kondisi masyarakat. Setelah saya melihat ke sini, memang air sudah surut, sebelumnya ramai di media sosial air begitu besar, tinggi, dan banyak rumah terendam. Alhamdulillah sekarang sudah surut," tuturnya.
Advertisement
BPBD Kaji Kerusakan Alam
Kepala Pelaksana BPBD Jabar Dani Ramdan mengatakan, banjir bandang terjadi akibat intensitas hujan yang tinggi pada Sabtu sore kemarin, dan berlangsung dengan durasi lebih dari dua jam.
"Ini terjadi setelah intensitas hujan terjadi lebih dari dua jam. Jam 2 siang kemarin terjadi air bah atau bandang dari sini sampai ke Desa Cikarangtengah berakhir sampai jam 6 sore," kata Dani.
"Kerusakan alamnya sedang kita kaji juga ini terjadi seperti ini juga karena sedimentasi. Sedimentasi berasal dari erosi, erosi tentunya dari kerusakan di hulu," kata dia menambahkan.
Adapun upaya penanggulangan bencana, kata Dani, terus dilakukan seperti pembersihan saluran-saluran sehingga tidak terjadi hambatan air. Saat ini pun air sudah mengalir lancar. Selanjutnya membersihkan rumah-rumah warga dan sarana umum seperti masjid.
"Korban jiwa tidak ada, kecuali yang mengungsi saja ke keluarga terdekat. Rumah-rumah hanya satu yang hanyut, tiga rusak, yang lainnya bisa tetap ditinggali, dibantu pembersihan dengan unit Damkar dan juga dari TNI/Polri, juga para relawan," ungkapnya.
"Makanan logistik, baik dari BPBD Kabupaten dan provinsi kita drop dan juga bantuan air bersih kita pasok melalui tangki air. Besok kita lihat kondisi sumur-sumur. Kalau tidak terjadi hujan lagi, Insya Allah air sumur juga bisa kembali digunakan tinggal jangka panjangnya perbaikan sistem per-pipaan," kata Dani.
Salah satu warga terdampak banjir bandang, Henti, bercerita bahwa saat air mulai naik, ia dan anak- anaknya cepat-cepat mengungsi ke rumah kerabatnya yang aman.
"Rumah ditinggal saja, yang penting selamat jiwa. Rumah sekarang reyot. Sekarang lihat rumah begini mengungsi dulu. Ingin dibetulkan, kalau bisa nanti dibantu," kata Henti.