Liputan6.com, Jakarta - Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Uno menyatakan bahwa pemerintah bersikap waspada mengantisipasi masuknya varian Omicron ke Indonesia. Meski masih memerlukan studi lanjutan, pemerintah memastikan akan memperbarui daftar negara yang boleh memasuki Bali dan Kepri untuk kepentingan berwisata.
"Varian ini bukan turunan Delta, tetapi varian baru. Varian Omicron ditemukan di Benua Afrika dan originasi masih terus dikonfirmasi, tapi banyak yang sebutkan varian ini berasal dari Afrika Selatan," kata Sandiaga dalam Weekly Press Briefing, Senin (29/11/2021).
Pembaruan daftar negara yang boleh mengunjungi langsung Indonesia, khususnya Bali dan Kepri, itu untuk menghindari lonjakan kasus Covid-19 baru, seperti kejadian pada Juli--Agustus 2021. Evaluasi pembukaan secara berkala itu, kata dia, akan dikoordinasikan dengan Kemenko Marves dan Kementerian Luar Negeri.
Baca Juga
Advertisement
"Pasti ada dampaknya (terhadap sektor pariwisata dan ekraf), dan sore ini akan ada evaluasi PPKM dan penyiapan mitigasi dari varian Omicron dan akan diumumkan setelah ratas oleh Menko Perekonomian, Menko Marves, dan Menteri Kesehatan," ujar Sandiaga.
Ia juga meminta wisatawan nusantara harus meningkatkan protokol kesehatan, terlebih saat memasuki PPKM Level 3 yang akan berlaku pada 24 Desember 2021 hingga 2 Januari 2022. Ia juga mengimbau seluruh pelaku sektor parekraf meningkatkan kewaspadaan dan kehati-hatian mengantisipasi varian Covid-19 Omicron.
"Omicron berpotensi memiliki daya penyebaran jauh lebih tinggi dari Delta. Delta kita lihat sendiri pada Juli--Agustus. Begitu besar dampaknya, capai 50 ribu per hari," sambung Sandi.
Sejauh ini, varian itu belum teridentifikasi masuk ke Indonesia. Namun, Hong Kong dan Belgia sudah terdeteksi varian tersebut. Kedua kawasan itu bukan termasuk daftar 19 negara yang mendapat akses terbang ke Bali dan Kepri.
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Kunjungan dari Luar Negeri
Meski begitu, ia menyebut ada kenaikan jumlah kunjungan wisatawan mancanegara pada September 2021 dibandingkan bulan sebelumnya, yakni 1,41 persen. Totalnya mencapai 126,5 ribu.
"Dari 126,5 ribu, didominasi oleh wisman dari Timor Leste dan Malaysia yang berbatasan dengan kita. Umumnya mereka adalah pelintas batas," sambungnya.
Terkait pintu kedatangan di Bali, ia menyebut belum ada wisman yang tiba menggunakan penerbangan langsung. Ada banyak faktor yang memengaruhi, termasuk kemunculan varian baru dan terus berubahnya aturan persyaratan, seperti karantina, visa, dan sebagainya. Hal tersebut diambil mengingat Indonesia akan menjadi tuan rumah G20 pada 2022 mendatang.
"Ini memprihatinkan dan berat bagi pelaku sektor pariwisata dan ekonomi kreatif, tapi ini bagian dari VUCA. Volatilitas bergejolak dan semakin bergejolak..Banyak ketidakpastian, sangat kompleks yang dihadapai, dan ambiguitas, yakni kebijakan berganti-ganti sesuai situasi, khususnya dalam menangani Covid-19," ia menerangkan.
Advertisement
Tanggapi IINTOA
Menparekraf juga menanggapi surat terbuka dari Indonesia Inbound Tour Operators Association (IINTOA) yang ditujukan kepada pemerintah. Surat terbuka itu mengajukan sejumlah usulan untuk menghidupkan kembali pariwisata di Indonesia.
Beberapa yang disampaikan adalah pemberlakuan kembali visa on arrival, bebas karantina untuk wisman yang bervaksin lengkap dan memenuhi sejumlah syarat kesehatan lainnya, boleh transit di negara hub selama tidak lebih dari 12 jam,dan menambah beberapa negara ke dalam daftar yang boleh ke Indonesia.
"Kami catat masukannya dan ucapkan terima kasih kepada pelaku parekraf di Bali. Tentunya seiring penanganan Covid terus dievaluasi, kita akan pastikan gercep geber, dan gaspol agar pemulihan pariwisata dan ekraf bisa dihadirkan," ujarnya.
5 Tips Cegah Kelelahan Pandemi Covid-19
Advertisement