Liputan6.com, Jakarta Komisi XI Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia telah menyetujui anggaran penerimaan operasional Bank Indonesia tahun 2022 sebesar Rp 28,417 triliun, dan anggaran Pengeluaran Operasional Bank Indonesia tahun 2022 sebesar Rp 14,292 triliun.
Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo, menjelaskan, persetujuan tersebut merupakan bagian-bagian hal yang sangat penting, agar Bank Indonesia bisa terus melakukan perubahan-perubahan transformasi baik di dalam kebijakan dan tata kelola.
Advertisement
“Dasar kami menyampaikan anggaran tahunan Bank Indonesia, adalah asumsi-asumsi makro, yaitu berdasarkan kesamaan dengan asumsi asumsi makro di dalam APBN tahun 2021, pertumbuhan ekonomi 5,2 persen, inflasi 3 persen dan nilai tukar rata-rata selama sepanjang 1 tahun Rp 14.350,” kata Gubernur BI Perry dalam rapat kerja Komisi XI DPR RI dan BI di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin (29/11/2021).
Pihaknya pun sangat mengapresiasi berbagai masukan dan saran dari Komisi XI terkait Anggaran Tahunan Bank Indonesia tahun 2022. Oleh karena itu, terdapat beberapa resiko yang harus dipantau dengan seksama, diantaranya resiko kemungkinan tekanan inflasi paruh kedua tahun 2022.
“Risiko ada kemungkinan ada tekanan-tekanan inflasi khususnya paruh kedua tahun depan, kalau terjadi kenaikan harga energi ataupun kenaikan permintaan yang lebih cepat. Bisa juga risiko terhadap nilai tukar karena ada tapering, tapi komitmen kami untuk mengupayakan seluruh kebijakan agar asumsi-asumsi ini tetap sejalan,” jelasnya.
Namun, di dalam penjelasan BI sebelumnya, pihaknya telah mengajukan beberapa anggaran yang sudah disesuaikan dengan kebutuhan anggaran operasional.
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Anggaran Pengeluaran Operasional Bank Indonesia
Adapun Anggaran Pengeluaran Operasional Bank Indonesia tahun 2022 yang disetujui DPR adalah Rp 14,292 triliun. Dengan rincian Gaji dan penghasilan lainnya sebesar Rp 4,278 triliun, manajemen sumber daya manusia sebesar Rp 3,406 triliun, logistik sebesar 1,961 triliun.
Kemudian, penyelenggaraan anggaran operasional kegiatan pendukung sebesar Rp 1,964 triliun, program sosial Bank Indonesia dan pemberdayaan sektor riil dan UMKM sebesar Rp 1,131 triliun, pajak sebesar Rp 1,202 triliun, cadangan anggaran sebesar Rp 348 miliar.
Lebih lanjut, Perry menyampaikan, terdapat tiga hal yang mendasari di dalam anggaran ini, baik di dalam penerimaan maupun di dalam pengeluaran.
“Tahun depan memang kita akan bangkit dan optimis, tapi tentu saja ada beberapa isu permasalahan permasalahan harus yang kita antisipasi terutama, karena perubahan-perubahan lanskap atau environment di dalam global, kemungkinan ada tapering, dan ketidakpastian,” ujarnya.
Advertisement