Varian Covid-19 Omicron Muncul, Jepang dan China Berbeda Sikap

Jepang melaporkan satu orang positif Covid-19, tetapi belum bisa dipastikan apakah mengidap varian Omicron atau tidak.

oleh Dinny Mutiah diperbarui 29 Nov 2021, 17:16 WIB
Ilustrasi bendera Jepang (pixabay)

Liputan6.com, Jakarta - Varian baru Covid-19, Omicron, membangkitkan kembali alarm kewaspadaan dunia. Mutasi baru itu direspons beragam oleh berbagai negara di seluruh dunia, tidak terkecuali Jepang dan China.

Dikutip dari CNN, Senin (29/11/2021), Jepang mengumumkan akan menutup pintunya kembali untuk warga negara asing yang berlaku pada Selasa, 30 November 2021. Perdana Menteri Jepang Fumio Kishida mengumumkan langkah itu diambil untuk menghindari situasi terburuk.

Semua pendatang asing dari seluruh negara di dunia akan dilarang memasuki Jepang mulai tengah malam esok hari sebagai tindakan pencegahan darurat. Ia menambahkan, tindakan itu hanya bersifat sementara hingga diperoleh informasi lanjutan tentang varian Omicron.

Kishida pun menyebut satu dari 32 orang yang memasuki Jepang dari sembilan negara di Afrika yang dikenai pembatasan masuk dinyatakan positif Covid-19. Orang tersebut baru saja pulang ke Jepang dari Namibia.

Namun, belum diketahui apakah orang itu positif mengidap strain Omicron atau tidak. Kishida hanya menyebut pihak berwenang masih menganalisa genom.

Jepang memang melarang masuk orang asing. Meski begitu, orang asing yang memiliki izin tinggal di Jepang tetap diperbolehkan memasuki Negeri Sakura.

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.


Respons China

Ilustrasi peta dunia China. (Liputan6/AVCJ)

Di sisi lain, China masih bersikap tenang menanggapi kemunculan varian Omicron. Walau dua kasus positif dengan varian baru itu dikonfirmasi terdeteksi di Hong Kong, ahli kesehatan masyarakat China meyakini bisa menanggulanginya dengan aturan pengendalian ketat di perbatasan yang ada saat ini.

Respons China itu dinilai mengejutkan. Pasalnya, Negeri Tirai Bambu termasuk negara yang paling tegas dalam mengatur perlintasan batas negaranya untuk orang asing. Mereka melarang masuk turis hingga pelajar memasuki wilayah China daratan.

Zhang Wenhong, seorang ahli penyakit menular yang berbasis di Shanghai, mengatakan varian baru itu tidak akan berdampak besar pada China saat ini. Pada konferensi pers di Guangzhou akhir pekan lalu, Zhong Nashan, seorang ahli penyakit pernapasan sekaligus penasihat pemerintah, mengatakan bahwa negaranya tidak akan bertindak banyak menanggapi kemunculan Omicron.


Temuan di Australia dan Skotlandia

Tamu hotel Karantina di Hong Kong kenakan masker katup dan menyebabkan penularan virus corona varian Omicron. (Pexels/cottonbro)

Sementara, lima kasus berkaitan Covid-19 Omicron ditemukan di Australia setelah uji genomic mendeteksi dua pelancong dari luar negeri terinfeksi varian itu sesaat tiba di New South Wales. Mereka tiba di Sydney dari Afrika bagian selatan dengan menumpang pesawat Singapore Airline pada penerbangan Minggu, 28 November 2021.

Pejabat kesehatan setempat mengonfirmasi hal itu pada hari ini. Keduanya sudah divaksinasi penuh dan kini menjalani isolasi di Akomodasi Kesehatan Khusus milik pemerintah.

Selain dua pelancong, tiga kasus lainnya ditemukan terpisah. Dua di New South Wales dan satu kasus di Northern Teritory. Kasus terakhir melibatkan seorang pria yang baru tiba di fasilitas karantina Howard Springs setelah menjalani penerbangan repatriasi dari Johannesburg pada 25 November.

Sementara, Skotlandia mengonfirmasi enam kasus berkaitan Omicron. Sedangkan, Inggris Raya mengidentifikasi tiga kasus positif Covid-19 Omicron yang semuanya berada di Inggris.


9 Pertimbangan untuk WFO

Infografis 9 Pertimbangan untuk WFO Saat Kasus Covid-19 Melandai. (Liputan6.com/Abdillah)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya