Meneladani Sosok Bung Hatta dari Buku 'Kacamata Hatta, Jejak Sang Proklamator'

Buku antologi cerpen ini merupakan hasil workshop penulisan tentang Bung Hatta yang digelar UPT Perpustakaan Proklamator Bung Hatta, Bukittinggi.

oleh Liputan6.com diperbarui 29 Nov 2021, 20:00 WIB
Pesepeda melintasi mural bergambar sosok Bung Hatta di Jalan Pluit Raya III, Jakarta, Minggu (10/8/2020). Mural itu diharapkan menjadi media agar masyarakat selalu mengingat sejarah dan menghargai jasa para pahlawan dalam memerdekakan Tanah Air. (merdeka.com/Iqbal Nugroho)

Liputan6.com, Jakarta - Perpustakaan Nasional baru saja meluncurkan buku Kacamata Hatta, Jejak Sang Proklamator. Buku tersebut merupakan hasil workshop penulisan karya tulis tentang Bung Hatta yang digelar UPT Perpustakaan Proklamator Bung Hatta, Bukittinggi.

Deputi Bidang Pengembangan Bahan Pustaka dan Jasa Informasi Perpusnas, Ofy Sofiana mengatakab, workshop penulisan tentang Bung Hatta merupakan salah satu upaya mendorong masyarakat agar memiliki kemampuan dan minat untuk menulis.

Hal ini bertujuan mendorong iklim perbukuan di Indonesia dan penguatan konten literasi untuk memenuhi kekurangan bahan bacaan, sekaligus memberi pembekalan pengetahuan dan keterampilan dalam upaya mewujudkan masyarakat yang mandiri dan sejahtera.

"Kegiatan workshop penulisan ini mendapat dukungan penuh dari Perpustakaan Nasional, melalui Perpusnas Press, di mana hasil tulisan peserta workshop dihimpun dan diterbitkan, untuk memotivasi tumbuhnya minat dan kemampuan menulis,” ucap Ofy Sofiana dalam webinar Peluncuran dan Diskusi Buku Kacamata Hatta, Jejak Sang Proklamator yang digelar virtual, Senin (29/11/2021).

Senada dengan itu, Kepala UPT Proklamator Bung Hatta, Nur Karim menegaskan, perpustakaan perlu berperan menjadi pusat tempat untuk mendorong produktivitas dan kreativitas yang berdampak perbaikan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat.

Pimpinan Redaksi Perpusnas Press, Edi Wiyono, mengungkapkan workshop yang diselenggarakan pihaknya, sejalan dengan program dan kegiatan prioritas Perpusnas yakni pengembangan perbukuan dan penguatan konten literasi. Diketahui, ekosistem perbukuan di Indonesia masih belum memuaskan.

"Saat ini satu buku masih ditunggu oleh 90 orang, untuk itu kondisi ekosistem perbukuan perlu dikembangkan. Bagi yang belum bisa membaca buku Kacamata Hatta, Jejak Sang Proklamator secara langsung, bisa mengaksesnya digital melalui iPusnas dan SiPENA," kata Edi.

 

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.


29 Judul Cerpen

Sementara itu, penulis yang juga pegiat literasi, Muhammad Subhan menambahkan, kegiatan ini sangat baik dilaksanakan dalam upaya menambah jumlah buku di Sumatera Barat pada masa pandemi Covid-19. Dijelaskan, sebanyak 29 judul cerita pendek di dalam buku Kacamata Hatta, Jejak Sang Proklamator merupakan jejak sejarah dari tokoh proklamator bangsa dan seluruhnya ditulis secara human interest, namun lugas serta merujuk ke banyak referensi.

"Keteladanan yang dilakukan oleh sosok Bung Hatta tercermin dalam cerpen-cerpen ini. Jadi prinsip kehidupan Hatta adalah cinta. Dasarnya cinta," katanya.

Salah satu penulis, Ghenny Aosi, menceritakan bahwa gambaran umum Bung Hatta yang diketahui oleh masyarakat luas adalah sosok yang tegas, lugas, jujur, dan amanah. Namun di sisi lain, Bung Hatta tetap manusia biasa yang memiliki sifat humoris. Baginya, generasi muda membutuhkan bahan bacaan yang mudah dicerna untuk lebih mengenal Bung Hatta.

"Generasi muda butuh mendapatkan informasi yang easy to serve agar pesan yang disampaikan bisa diterima dengan baik," ungkap Juara I Lomba Karya Tulis tentang Bung Hatta ini.

Buku Kacamata Hatta, Jejak Sang Proklamator diterbitkan melalui kompetisi yang kemudian diseleksi dan melewati proses lokakarya, perbaikan, serta penyuntingan. Isi dari buku tersebut merupakan kumpulan dari cerpen tentang Bung Hatta yang ditulis oleh beragam penulis.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya