Kumpulan Hoaks Covid-19 Terkini, dari CEO Pfizer sampai Penyebab Penerapan PPKM

Berikut kumpulan hoaks seputar Covid-19

oleh Pebrianto Eko Wicaksono diperbarui 30 Nov 2021, 07:00 WIB
Ilustrasi COVID-19 (2/9/2020).

Liputan6.com, Jakarta- Hoaks seputar Covid-19 semakin beragam dan jumlah sebarannya pun terus bertambah, berdasarkan catatan Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) sampai Senin (29/11/2021) mencapai 5.178 unggahan dengan temuan sebanyak 2.003.

Cek Fakta Liputan6.com pun telah menelusuri hoaks seputar Covid-19, hasilnya sebagian informasi terbukti tidak benar.

Berikut kumpulan hoaks seputar Covid-19:

1.  CEO Pfizer Sebut Orang Tak Divaksin akan Mengimunisasi Diri Mereka Sendiri

Kabar tentang CEO Pfizer Albert Bourla menyebut bahwa orang yang tak divaksin akan mengimunisasi diri mereka sendiri secara alami beredar di media sosial. Kabar tersebut disebarkan salah satu akun Facebook pada 16 Oktober 2021.

Akun Facebook tersebut mengunggah gambar tangkapan layar berisi foto CEO Pfizer, Albert Bourla. Dalam gambar tersebut terdapat narasi sebagai berikut:

"CEO Pfizer: Orang yang Tak Vaksin akan Mengimunisasi Diri Mereka Sendiri secara Alami

Yang bicara ini bukan Mukidi krn Mukidi juga blm tentu Paksin

Yes!

Tidak Paksin," tulis salah satu akun Facebook.

Konten yang disebarkan akun Facebook tersebut telah beberapa kali direspons warganet.

Benarkah CEO Pfizer Albert Bourla menyebut bahwa orang yang tak divaksin akan mengimunisasi diri mereka sendiri secara alami? Simak hasil penelusuran Cek Fakta Liputan6.com berikut ini.

 

2. Pemerintah Terapkan PPKM Level 4 Pada 24 Desember karena Ada Varian Covid-19 Baru

Cek Fakta Liputan6.com mendapati klaim pemerintah menerapkan PPKM level 4 pada 24 Desember karena ada varian baru Covid-19, informasi tersebut diunggah salah satu pengguna Facebook, pada 26 November 2021.

Klaim pemerintah menerapkan PPKM level 4 pada 24 Desember karena ada varian baru Covid-19 yang diunggah berupa tulisan seperti berikut:

"Siap siap!!!

PPKM level 4 akan segera diberlakukan pada 24 desember!!!!!

Pentanyaanya????!!!!

Kok pemerintah sudah tau ya,bahwa kalau tgl 24 akan ada varian baru lagi

😂😂😂😂...

Hebat betul!!!!

jenius banget otaknya!!!?

Apa bisnis PCR masih kurang...

Apa korupsinya masih kurang besar....Curiga cuma akal akalan aja....supanya nanti menjelang puasa dan hariraya umat islam betul betul di lockdown lagi....supaya umat islam diam ditempat jaga jarak sholat,gak boleh jabat tangan dll....hebat!!!!!!!!!

Kita lihat aja predeksi ini kedepanya......."

Benarkah pemerintah menerapkan PPKM level 4 pada 24 Desember karena ada varian baru Covid-19? Simak hasil penelusuran Cek Fakta Liputan6.com dalam halaman ini.

 

3. Penerima Vaksin Sinovac Tidak Boleh Booster Pakai Vaksin Covid-19 Pfizer atau Moderna

 Beredar di media sosial pesan berantai terkait penerima vaksin Sinovac tidak boleh mendapat booster vaksin covid-19 Moderna atau Pfizer. Pesan berantai ini ramai dibagikan sejak beberapa waktu lalu.

Dalam pesan berantai terdapat link yang mengarah website berbahasa Mandarin bernama Sinchew.com.my. Berikut isi pesan berantai itu selengkapnya:

"Seorang dokter Malaysia berusia 58 tahun, Dr. Chai Koh Meow, deputi direktur Departemen Kesehatan Malaysia, menerima suntikan vaksin booster Covid buatan Pfizer hari Selasa yang lalu sebagai tambahan ke atas vaksin Sinovac yang diterimanya terdahulu, meninggal dunia setelah mengalami gejala-gejala tubuh menjadi tidak nyaman seperti demam (colds) dan rasa sakit (soreness). Berhubung Dr. Chai senantiasa berada dalam kondisi kesehatan yang baik, tidaklah jelas apakah kematiannya berkaitan dengan vaksin dan masih diusut pihak otoritas.

Sin Chew Daily (Malaysia) - 2021/11/18

https://www.sinchew.com.my/?p=3426350

RIP 🙏 penerima vaksin konvensional Sinovac sebaiknya tidak campur dengan suntikan booster mRNA Pfizer (ataupun Moderna)"

Lalu benarkah pesan berantai yang menyebut penerima vaksin Sinovac tidak boleh mendapat booster vaksin covid-19 Moderna atau Pfizer? Simak hasil penelusuran Cek Fakta Liputan6.com berikut ini.

 

4. Hasil Tes pada Kemasan Alat PCR dalam Video Ini untuk Mencari Target Pasien Covid-19

 Cek Fakta Liputan6.com mendapati klaim video hasil tes pada kemasan alat PCR untuk mencari target Covid-19. Informasi tersebut diunggah salah satu akun Facebook, pada 22 November 2021.

klaim video hasil tes pada kemasan alat tes PCR untuk mencari target Covid-19, menampilkan seorang yang mengeluarkan dua kemasan benda dari kotak putih bertuliskan "RAPID TEST DEVICE".

Pada kedua kemasan tersebut juga terdapat tulisan "COVID-19 Ag RAPID TEST DEVICE", satu kemasan terdapat tulisan "Negatif Control" dan satu kemasan berikutnya bertuliskan "Posifi Control".

Video tersebut diberi keterangan sebagai berikut:

"Kalau yang di test PCR kemudian hasilnya positif,bukan berarti antum terpapar virus!Tetapi kalian sudah di target untuk jadi sasaran mereka!

Alat test yang sudah disediakan positive & negative‼️"

Benarkah klaim video hasil tes pada kemasan alat tes PCR untuk mencari target Covid-19? Simak hasil penelusuran Cek Fakta Liputan6.com berikut ini.

 

5.  Video Politisi Austria Pingsan Usai Disuntik Vaksin

 Sebuah video yang diklaim politisi Austria, Eva Maria Holzleitner pingsan setelah mendapatkan vaksin beredar di media sosial. Video tersebut disebarkan salah satu akun Facebook pada 14 November 2021 lalu.

Dalam video berdurasi 29 detik itu terlihat Holzleitner tengah berpidato di atas mimbar. Namun, Holzleitner tiba-tiba ambruk. Video tersebut kemudian dikaitkan dengan kabar bahwa Holzleitner pingsan usai mendapatkan vaksin.

"Uhmmm apa yang mereka sebut ini lagi .... KARMA 😂😂😂 Politisi Austria yang divaksinasi penuh Eva Maria Holzleitner (28 tahun) pingsan di TV," tulis salah satu akun Facebook.

Konten yang disebarkan akun Facebook tersebut telah 4 kali dibagikan dan mendapat 10 komentar warganet.

Benarkah video politisi Austria, Eva Maria Holzleitner pingsan setelah mendapatkan vaksin? Berikut hasil penelusurannya.

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.


Tentang Cek Fakta Liputan6.com

Melawan hoaks sama saja melawan pembodohan. Itu yang mendasari kami membuat Kanal Cek Fakta Liputan6.com pada 2018 dan hingga kini aktif memberikan literasi media pada masyarakat luas.

Sejak 2 Juli 2018, Cek Fakta Liputan6.com bergabung dalam International Fact Checking Network (IFCN) dan menjadi patner Facebook. Kami juga bagian dari inisiatif cekfakta.com. Kerja sama dengan pihak manapun, tak akan mempengaruhi independensi kami.

Jika Anda memiliki informasi seputar hoaks yang ingin kami telusuri dan verifikasi, silahkan menyampaikan di email cekfakta.liputan6@kly.id.

Ingin lebih cepat mendapat jawaban? Hubungi Chatbot WhatsApp Liputan6 Cek Fakta di 0811-9787-670 atau klik tautan berikut ini.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya