Liputan6.com, Jakarta UMKM merupakan pilar terpenting dalam perekonomian Indonesia. Berdasarkan data Kementerian Koperasi dan UKM, jumlah UMKM saat ini mencapai 64,2 juta dengan kontribusi terhadap PDB sebesar 61,07% atau senilai 8.573,89 triliun rupiah.
Kontribusi UMKM terhadap perekonomian Indonesia meliputi kemampuan menyerap 97% dari total tenaga kerja yang ada serta dapat menghimpun sampai 60,4% dari total investasi. Namun, tingginya jumlah UMKM di Indonesia juga tidak terlepas dari tantangan yang ada.
Advertisement
Salah satunya adalah transformasi digital yang sedang didorong oleh pemerintah. Dengan beralih dari offline ke online, UMUM dinilai bisa naik kelas. Salah satunya dengan memanfaatkan pembukuan digital, seperti Aplikasi BukuWarung.
Studi terbaru dari Center of Innovation and Digital Economy Institute for Development of Economics and Finance (INDEF) mendapati bahwa penggunaan aplikasi BukuWarung telah berhasil meningkatkan produktivitas pelaku UMKM sehingga menambah output usaha sebesar Rp640 miliar, atau setara dengan PDB UMKM 0,01 persen. Tercatat aplikasi BukuWarung memiliki fitur utama pencatatan keuangan digital.
Tak hanya itu, aplikasi itu mampu mengakselerasi output ekonomi nasional hingga Rp32,86 triliun, setara dengan PDB Nasional 0,27 persen, serta menambah nilai investasi yang masuk ke Indonesia sebesar Rp 2,32 triliun atau berkontribusi atas peningkatan investasi nasional sebesar 47,07 persen.
Studi mengenai “Dampak Aktivitas Ekonomi Aplikasi BukuWarung terhadap Perekonomian Nasional dan UMKM” itu juga memperlihatkan adanya perubahan pada aspek sosial. Adanya aktivitas BukuWarung membuat pendapatan pelaku usaha secara total mengalami kenaikan sejumlah Rp10,97 triliun dan mendorong penyerapan tenaga kerja sebanyak 368 ribu jiwa.
Menurut Menteri Menteri Koperasi dan UKM, Teten Masduki, berdasarkan data BPS 2021, indikator pertumbuhan ekonomi pada triwulan 3 2021 naik sebesar 3,51 persen year on year (yoy).
"Upaya pemulihan ekonomi terus dilakukan pemerintah antara lain melalui hibah modal kerja untuk usaha mikro dan KUR,” kata Teten Masduki, saat memberikan sambutan secara daring yang diadakan oleh BukuWarung pada Kamis (18/11/2021).
Ia melanjutkan, usaha Mikro dan Kecil sulit mendapatkan pembiayaan formal karena tidak memiliki aset untuk dijaminkan serta tidak adanya pencatatan laporan keuangan. Pembiayaan akan lebih efektif jika diikuti dengan digitalisasi. Digitalisasi menjadi enabler percepatan pemulihan ekonomi nasional. Berdasarkan data idEA saat ini sebanyak 16,4 juta atau 25,6 persen UMKM telah terhubung ke ekosistem digital.
Sementara itu, Peneliti INDEF Nailul Huda menjelaskan bahwa BukuWarung berkontribusi nyata terhadap perekonomian UMKM.
“BukuWarung berhasil mengakselerasi output ekonomi nasional hingga Rp 32,86 triliun, setara dengan PDB Nasional 0,27 persen, serta menambah nilai investasi yang masuk ke Indonesia sebesar Rp 2,32 triliun atau berkontribusi atas peningkatan investasi nasional sebesar 47,07 persen,” kata Hailul.
Selain itu, lanjut Hailul BukuWarung juga memberikan peningkatan kepada pendapatan para pengusaha mencapai Rp 10,97 triliun atau 25,6% setelah menggunakan aplikasi tersebut. Serta berdampak lainnya juga terjadi pada pendapatan tenaga kerja sebesar Rp 10,47 trilun naik 25,6% setelah menggunakan BukuWarung.
Berdasarkan laporan tersebut, sektor penyerapan lapangan pekerjaan pun tak luput merasakan efek positif dari kehadiran BukuWarung.
Hailul menjelaskan, dampak terhadap penyerapan tenaga kerja tebus sampai 368 ribu jiwa naik 31,43% setelah menggunakan BukuWarung.
Berkontribusi positif
Sementara itu, Pengamat Ekonomi dari Universitas Indonesia Faisal Basri memberikan apresiasinya kepada BukuWarung karena telah berkontribusi positif terhadap para pelaku UMKM khususnya di sektor pertanian.
Menurut Faisal, untuk memberikan kontribusi positif terhadap UMKM sektor pertanian tidaklah mudah. Sebab di sektor tersebut memiliki permasalahan yang rumit seperti proses digitalisasi yang masih minim hingga akses terhadap teknologi juga sangat rendah.
Meskipun begitu Fasial berharap agar BukuWarung mampu berkontribusi positif terhadap industri UMKM manufaktur. Fasial menambahkan, sektor manufaktur lebih dinamis untuk mengangkat perekonomian Indonesia. “Karena setidaknya ada 4,4 juta industri (manufaktur) mikro dan kecil,” kata Faisal.
Menanggapi hal itu, Head of Marketing BukuWarung Ika Paramita mengatakan, efek positif yang diberikan oleh BukuWarung tidak terlepas dari misi perusahaan yang ingin berkontribusi terhadap perkembangan pelaku UMKM. BukuWarung menyadari jika UMKM bangkit maka secara otomatis perekonomian Indonesia juga akan kembali pulih.
“Kami tak akan berhenti di sini. Sebaliknya, kami justru semakin siap mengembangkan bisnis dan layanan guna semakin memperkuat peran BukuWarung dalam memberdayakan UMKM dan berkontribusi memajukan perekonomian Indonesia,” tutup Ika.
Bisa dibilang, selama pandemi BukuWarung sangat bermanfaat bagi UMKM untuk peningkatan literasi digital dengan memanfaatkan aplikasi pencatatan keuangan.
(*)
Advertisement