Liputan6.com, Jakarta Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto mengatakan indeks keuangan syariah Indonesia di tingkat global naik ke posisi kedua di tahun 2020. Peringkat lebih baik dari tahun 2019 lalu, walaupun tengah dihadapkan pandemi Covid-19.
"Di tahun 2020 masuk urutan kedua, lebih baik dibandingkan tahun 2019," kata Airlangga di Jakarta, Selasa (30/11/2021).
Advertisement
Lebih rinci dia menjelaskan posisi industri makanan halal Indonesia saat ini ada di posisi ke-2. Lalu untuk industri fesyen di peringkat ke-3.
Kemudian untuk media rekreasi di posisi ke-5. Sedangkan untuk wisata ramah lingkungan, kosmetik dan farmasi serta keuangan syariah, masing-masing menempati urutan ke-6 di dunia.
Sementara itu di dari dalam negeri total aset perbankan syariah saat ini telah mencapai 4,41 persen dari total aset perbankan nasional. Lalu Dana Pihak Ketiga (DPK) mencapai 4,89 persen dan pembiayaan di angka 4,54 persen.
Airlangga mengatakan ekonomi syariah di Indonesia memiliki peran yang sangat penting. Bahkan di masa pandemi, kontraksinya hanya -1,75 persen, lebih baik dibandingkan secara nasional yang mengalami kontraksi hingga -2,07 persen.
"Ekonomi syariah punya peran penting karena kontraksi sektor ini lebih rendah dari ekonomi nasional," kata dia.
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Penguatan
Maka dari itu, Airlangga menilai perlu adanya penguatan dalam pelaksanaan ekonomi dan keuangan halal, rantai nilai, UMKM, fatwa dan regulasi tata kelola, ekonomi digital, literasi SDM dan R&D. Beberapa yang perlu dilakukan antara lain mendorong sisi suplai demand agar jumlah kue ekonomi syariah meningkat.
Selain itu, inklusi keuangan, percepatan program KUR syariah, wakaf mikro, keuangan digital harus dilakukan. Termasuk juga inklusi keuangan untuk kalangan santri dan pesantren dan mendorong ekosistem industri dan kawasan industri halal.
Reporter: Anisyah Al Faqir
Sumber: Merdeka.com
Advertisement