FOTO: Aksi Demo Mengecam Kehadiran WTO di Kedubes Swiss

Koalisi Gerak Lawan mengecam kehadiran World Trade Organization (WTO) dengan kebijakan yang merugikan nasib rakyat kecil.

oleh Arnaz Sofian diperbarui 30 Nov 2021, 16:52 WIB
FOTO: Aksi Demo Mengecam Kehadiran WTO di Kedubes Swiss
Koalisi Gerak Lawan mengecam kehadiran World Trade Organization (WTO) dengan kebijakan yang merugikan nasib rakyat kecil.
Massa gabungan organisasi masyarakat sipil Koalisi Gerak Lawan membawa poster saat demo di Kedutaan Besar Swiss, Jakarta, Selasa (30/11/2021). Aksi tersebut bertujuan mengecam kehadiran World Trade Organization (WTO) dengan kebijakan yang merugikan nasib rakyat kecil. (Liputan6.com/Faizal Fanani)
Massa gabungan organisasi masyarakat sipil Koalisi Gerak Lawan melakukan demo di Kedutaan Besar Swiss, Jakarta, Selasa (30/11/2021). Menurut mereka, kehadiran WTO bukan melahirkan solusi atas problematika rakyat di negara berkembang. (Liputan6.com/Faizal Fanani)
Massa gabungan organisasi masyarakat sipil Koalisi Gerak Lawan berorasi saat demo di Kedutaan Besar Swiss, Jakarta, Selasa (30/11/2021). Kehadiran WTO dinilai menimbulkan kesenjangan mendalam bagi pembangunan dan arah ekonomi di negara berkembang-kurang berkembang. (Liputan6.com/Faizal Fanani)
Massa gabungan organisasi masyarakat sipil Koalisi Gerak Lawan melakukan tabur bunga saat demo di Kedutaan Besar Swiss, Jakarta, Selasa (30/11/2021). Aksi ini bertujuan mengecam kehadiran World Trade Organization (WTO) dengan kebijakan yang merugikan nasib rakyat kecil. (Liputan6.com/Faizal Fanani)
Tabur bunga massa gabungan organisasi masyarakat sipil Koalisi Gerak Lawan saat demo di Kedutaan Besar Swiss, Jakarta, Selasa (30/11/2021). Menurut mereka, kehadiran WTO bukan melahirkan solusi atas problematika rakyat di negara berkembang. (Liputan6.com/Faizal Fanani)
Massa gabungan organisasi masyarakat sipil Koalisi Gerak Lawan melakukan demo di Kedutaan Besar Swiss, Jakarta, Selasa (30/11/2021). Kehadiran WTO dinilai menimbulkan kesenjangan mendalam bagi pembangunan dan arah ekonomi di negara berkembang-kurang berkembang. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya