Was-Was Wali Kota Malang Gelombang Ketiga Covid-19 Terjadi Lebih Awal, Ini Pemicunya

Wali Kota Malang Sutiaji menduga banyak pekerja cuti awal yang dikhawatirkan memicu gelombang ketiga Covid-19 bisa terjadi lebih awal

oleh Zainul Arifin diperbarui 01 Des 2021, 11:18 WIB
Wali Kota Malang Sutiaji. (Liputan6.com/Helmi Fithriansyah)

Liputan6.com, Malang - Wali Kota Malang Sutiaji mewaspadai tingginya mobilitas masyarakat di kotanya selama akhir pekan ini. Hal itu dikhawatirkan memicu lonjakan kasus atau gelombang ketiga Covid-19 terjadi lebih cepat, bukan karena momen natal dan tahun baru (nataru) 2022.

Sutiaji menyebut pada akhir pekan kemarin terjadi kemacetan luar biasa di sejumlah titik. Tingkat keterisian hotel dan penginapan pun terpantau nyaris penuh. Situasi itu dikhawatirkan dapat menimbulkan gelombang ketiga Covid-19 di Malang datang lebih awal.

“Yang perlu diwaspadai bukan saat nataru nanti. Bisa jadi banyak yang ambil cuti lebih awal karena nataru nanti tak bisa libur,” kata Sutiaji di Malang, Selasa, 30 November 2021.

Ia meminta semua pihak, termasuk Satgas Covid-19, mengantisipasi sejak dini. Siap siaga dan saling mengingatkan antar satu dengan lainnya demi mencegah munculnya kasus baru. Agar prediksi munculnya gelombang ketiga tak benar-benar terjadi.

“Kita semua tidak boleh abai. Tes swab antigen secara acak ke siswa yang menjalani pembelajaran tatap muka harus terus rutin digelar, termasuk ke siapa pun yang baru datang ke kota ini,” urainya.

Pemerintah pusat melalui Kementerian Dalam Negeri telah menerbitkan Irmendagri nomor 62 tahun 2021 tentang penanggulangan Covid-19 selama natal 2021 dan tahun baru 2022. Aturan itu memuat petunjuk teknis pembatasan kegiatan masyarakat selama momen nataru itu.

Pemerintah Kota Malang sendiri sedang menyusun peraturan wali kota yang mengatur pembatasan mobilitas masyarakat selama nataru di Malang. Secara teknis, aturannya akan disusun dengan mengadopsi dari Irmendagri 62 tersebut.

“Secara garis besar tidak berbeda jauh dengan Irmendagri, tentu tetap menyesuaikan kearifan lokal. Tapi kita semua harus sedari dini mengantipasi,” kata Sutiaji.

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.


Langkah Antisipasi

Seorang warga sedang menjalani tes antigen di Labkesda Kota Malang. Kasus Covid-19 di Kota Malang selama masa PPKM Darurat naik tinggi dan banyak yang terpaksa isolasi mandiri karena rumah sakit penuh (Liputan6.com/Zainul Arifin)

Kapolresta Malang Kota, AKBP Budi Hermanto, saat rapat koordinasi kesiapan nataru 2022 beberapa hari lalu juga mengingatkan masyarakat agar tetap patuh aturan dan prokes. Pelaku industri perhotelan dan lainnya juga diminta memasang aplikasi PeduliLindungi.

“Kami akan gencar patrol gabungan dengan fokus meningkatkan kesadaran warga. Tempat usaha dan hotel harus pasang PeduliLindungi, bila tidak pasang bisa disanksi,” ujar Budi Hermanto.

Ia mengingatkan upaya semua pihak saat melawan gelombang Covid-19 pada Juni 2021. Kerja keras seluruh pihak saat itu harus jadi pelajaran penting agar gelombang kasus baru tak terjadi lagi pasca nataru 2022.

Sementara itu Dinas Kesehatan Kota Malang menyebut siap menyediakan 30 ribu alat tes swab antigen selama periode nataru untuk digunakan pengujian secara acak. Seluruhnya demi mencegah lonjakan kasus Covid-19 di Malang.

“Petugas sudah terampil untuk pengambilan tes, bila nanti ada yang positif segera berkoordinasi dengan Rumah Sakit Lapang Ijen. Tentu kami berdoa tak ada lonjakan kasus,” kata Kepala Dinas Kesehatan Kota Malang, Husnul Muarif.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya