Liputan6.com, Jakarta - Dengan ketatnya pembatasan PPKM pada kuartal III 2021, penjualan emiten ritel PT Matahari Putra Prima Tbk (MPPA) sepanjang sembilan bulan 2021 menurun 3,6 persen menjadi Rp 4,9 triliun.
Hal tersebut disampaikan oleh Chief Executive Officer MPPA Elliot Dickson melalui siaran persnya yang diterima Liputan6.com, Selasa, (30/11/2021).
Advertisement
Pada kuartal ketiga 2021 situasi Covid-19 mengalami puncaknya sekaligus menjadi tantangan berat untuk operasional bisnis perseroan akibat dari pembatasan PPKM ketat yang diberlakukan Pemerintah.
Pada Juli 2021, seluruh pusat perbelanjaan harus ditutup menyebabkan penurunan jumlah pengunjung yang signifikan dan peluang bisnis yang menurun drastis.
Selanjutnya pada Agustus dan September 2021, anak-anak berusia di bawah 12 tahun masih tidak diperbolehkan untuk masukke pusat perbelanjaan, sementara 29 toko perseroan pada bulan Oktober masih tidak diperbolehkan untukmenerima anak-anak memasuki area toko.
"Hal ini memberi dampak bagi turunnya pelanggan utama kami, yaitu keluarga untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga mereka, sehingga toko-toko kami pun tidak dapatmemaksimalkan operasional ritelnya selama periode tersebut," kata dia.
Meski penjualan turun, pangsa pasar MPPA terus meningkat dari 24 persen pada awal kuartal ketiga menjadi 27,6 persen pada akhir kuartal ketiga dalam pasar ‘supermarket dan hipermarket’ berdasarkan data NielsenIQ.
Namun, perseroan masih alami rugi meski menyusut. Perseroan mencatat rugi Rp 172,37 miliar hingga kuartal III 2021 dari periode sama tahun sebelumnya Rp 332,40 miliar.
Di sisi lain, bisnis e-commerce MPPA terus tumbuh, yaitu sebesar 167 persen danmewakili 11 persen dari total penjualan reguler di kuartal ketiga, yang merupakan rasio tertinggi sejakMPPA mentransformasi bisnis offline to online (O2O) nya.
"Bisnis e-commerce meningkat karena MPPA berhasil memperluas kemitraannya dengan market place terkemuka seperti GoMart di kuartalketiga serta terus memperluas jangkauan kolaborasinya dengan marketplace online lainnya," kata dia.
Seiring dengan semakin membaiknya situasi Covid-19 dan pelonggaran PPKM, MPPAmengumumkan penjualannya tumbuh positif dibulan Oktober 2021.
Format ritel utama MPPA dan bisnis e-commerce berhasil mencatatkanpencapaian penjualan yang positif pada Oktober dibandingkan September 2021.
Hal tersebut ditandai dengan meningkatnya penjualan reguler di toko sebesar 27 persen, meningkatnya penjualan bisnis online / e-commerce meningkat sebesar 19 persen, dan meningkatnya penjualan Oktober secara keseluruhan sebesar 9 persen dari periode tahun sebelumnya.
"Penjualan dari toko offline mulai meningkat di Oktober. Selain itu MPPA pun melihat bisnis online tetap kuat dan terus menghasilkan pertumbuhan positif," kata dia.
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Buka Toko di Ex Giant
Elliot menambahkan penjualan Oktober menunjukkan pertumbuhan yang signifikan dibandingkan bulan-bulan sebelumnya dan mencapai ke tingkat pra-PPKM di kuartal kedua karena ada pelonggaran mobilitasmasyarakat, perubahan level PPKM dan jam operasional bisnis.
Pihaknya melihat November lebih banyak anak-anak sudah diperbolehkan untukmemasuki pusat perbelanjaan/toko.
"Hanya tersisa 2 toko kami yang masih tidak diperbolehkan untuk menerima anak-anak untuk memasuki area toko. Hal ini membawa momentum peningkatankinerja penjualan kami di bulan November," kata dia.
Perseroan berupaya mengubah arah penjualannya danbersiap untuk memasuki kuartal ke-empat dengan meningkatkan jumlah persediaan guna menyambutpeluang bisnis pada periode Natal dan Tahun Baru mendatang.
Dia mengaku sudah melakukan transformasi O2O yang tepat dan akan terus fokus menjalankan bisnisritelnya baik offline maupun online, melalui pembukaan 9 toko baru (ex-lokasi Giant)dan kolaborasi baru dengan marketplace online, seperti HappyFresh dan lainnya pada kuartal keempat.
"Kami terus mentransformasi MPPA menjadi salah satu peritel groseri online terbesar di Indonesia dan terus bersinergi dengan berbagai perusahaan teknologi besar Indonesia." kata dia.
Reporter: Elizabeth Brahmana
Advertisement