Resensi Film Follow Me: Media Sosial, Popularitas di Jagat Maya dan Permainan Yang Kebablasan

Follow Me karya sineas Will Wernick mencoba memotret fenomena medsos dan popularitas yang didapat para pelakunya. Ini bukan tanpa konsekuensi.

oleh Wayan Diananto diperbarui 01 Des 2021, 06:00 WIB
Poster film Follow Me. (Foto: Dok. Vertical Entertainment/ IMDb)

Liputan6.com, Jakarta Zaman sekarang siapapun bisa terkenal tanpa harus melahirkan karya. Melabrak orang di medsos atau bikin konten absurd, selama itu digunjing netizen, maka pelaku bisa viral.

Perkara terkenalnya sekejap atau bertahan lama itu urusan nanti. Di era medsos apapun bisa dijadikan konten dari menggeropyok pelakor sampai mengerjai orang lain alias prank.

Nah, level prank pun macam-macam. Follow Me, bermaksud menangkap fenomena itu. Jelas ini ide menarik sekaligus peka zaman. Apakah hasil akhir Follow Me semenarik idenya? Berikut review film Follow Me.

 

Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

 


Level Ekstrem

Keegan Allen sebagai Cole Turner dalam film Follow Me. (Foto: Dok. Vertical Entertainment/ IMDb)

Karya sineas Will Wernick ini mengisahkan konten kreator Cole Turner (Keegan Allen) yang menjalin cinta dengan Erin Isaacs (Holland Roden). Suatu hari, pasangan ini bersama sahabat mereka yakni Dash Hill (George Janko), Samantha (Siya) dan Thomas (Denzel Whitaker) terbang ke Rusia.

Mereka memenuhi undangan pria kaya bernama, Alexei Koslov (Ronen Rubinstein) untuk menjajal permainan Escape Room level ekstrem. Cole dan kawan-kawan dimasukkan ke sebuah gedung menyerupai penjara untuk para penjahat negara.

Alexei memberi klu andai bisa lolos, Escape Room level ekstrem ini akan jadi pengalaman tak terlupakan bagi sang pesohor. Momen Cole menjajal Escape Room di Rusia disiarkan langsung lewat akun medsosnya. Dunia menyaksikan kesintasan Cole Turner di sini.


No Escape

Tokoh Erin Isaacs dalam Follow Me diperankan Holland Roden. (Foto: Dok. Vertical Entertainment/ IMDb)

Tanpa diizinkan membawa ponsel, Cole syok saat kali pertama masuk dan mendapati dirinya dipenjara. Agar bisa lolos, ia harus punya kunci. Kunci itu tersimpan di perut jenazah laki-laki yang tergeletak di salah satu sudut penjara.

Perilisan Follow Me disertai sejumlah fenomena menarik. Di AS, film ini sudah rilis di bioksop dan video on demamd tahun lalu dengan judul No Escape. Entah mengapa, ia lantas dirilis dengan judul internasional Follow Me.

Mungkinkah karena film ini dihujani kritik negatif kritikus? Ataukah enam tahun sebelumnya ada film berjudul sama dengan bintang Owen Wilson yang diguyur pujian? Jika kemungkinan pertama yang benar, muncul pertanyaan baru: Seburuk itukah Follow Me?

 


Punya Karisma

Karakter Erin Isaacs dalam Follow Me diperankan Holland Roden. (Foto: Dok. Vertical Entertainment/ IMDb)

Kami telah menonton dan kesan pertama usai menyaksikan adalah akting para pemain yang gagal meyakinkan. Keegan Allen punya karisma untuk menjadi semacam YouTuber.

Tampang tampan, atraktif sekaligus komunikatif kepada audiens, gaya busana oke, plus punya pacar cantik. Sepertinya, ini standar emas tak tertulis untuk siapa pun yang ingin jadi pesohor dengan karier langgeng.


Agak Rapuh

Cole Turner dan dua sahabatnya berada di penjara permainan Escape Room. (Foto: Dok. Vertical Entertainment/ IMDb)

Di tengah jalan, Keegan kurang mampu mentransfer ingar bingar di medsos, dampaknya secara psikologis, termasuk kengerian yang dihadapi di Escape Room level ekstrem. Yang tampak dalam film hanya gaya hidup mewah hura-hura.

Memang, gaya hidup semacam inilah yang disuguhkan mayoritas YouTuber Tanah Air yang kerap mengunggah konten dengan judul “Gerebek rumah si anu seharga sekian M” dan sebagainya. Logika yang ditawarkan Follow Me juga agak rapuh.


Agak Gimana, Gitu...

Adegan film Follow Me. (Foto: Dok. Vertical Entertainment/ IMDb)

Orang Amerika pergi ke Rusia menemui sosok yang tak terlalu dikenal berdasarkan percaya saja dengan rekomendasi sahabat kok sepertinya agak gimana, gitu. Belum lagi konten kreator sekelas Cole Turner, termasuk papan atas mestinya punya asisten, manajer, dan dayang-dayang.

Penyakit mayoritas film macam ini tentu saja keputusan kembali ke sumber teror atas nama kemanusiaan padahal tak punya skill memadai untuk mencari solusi. Follow Me masih saja terjebak dalam drama ini, untuk menggerakkan cerita.


Ringan dan Ringkas

Salah satu adegan film Follow Me. (Foto: Dok. Vertical Entertainment/ IMDb)

Kondisi ini kemudian dikaitkan dengan akhir adegan. Di luar itu, materi kengerian yang disajikan Follow Me masih menarik diikuti. Sejumlah “wahana” menyimpan kengerian yang terasa riil, bikin pelaku dan penonton gemetaran. Will cukup cerdik menyimpan kejutan hingga ke babak akhir.

Andai penyuntingan lebih gesit, tempo cerita tentu lebih bergegas dan sukses bikin penonton tahan napas. Jika butuh hiburan ringkas dengan efek sensasi ketar-ketir, Follow Me dengan kisah yang ringan dan ringkas bisa dilirik.

 

 

 

Pemain: Keegan Allen, Holland Roden, Denzel Withaker, Ronen Rubinstein, Pasha D. Lychnikoff, George Janko, Siya

Produser: Sonia Lisette

Sutradara: Will Wernick

Penulis: Will Wernick

Produksi: Vertical Entertainment

Durasi: 1 jam, 31 menit

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya