Campina Ice Cream Yakin Raih Penjualan Rp 1 Triliun pada 2021

PT Campina Ice Cream Industry Tbk (CAMP) meraih penjualan bersih sebesar Rp 761,33 miliar hingga kuartal III 2021.

oleh Agustina Melani diperbarui 01 Des 2021, 06:40 WIB
Es krim Campina (Foto: Dok PT Campina Ice Cream Industry Tbk)

Liputan6.com, Jakarta - PT Campina Ice Cream Industry Tbk (CAMP) optimistis dapat meraih penjualan Rp 1 triliun hingga akhir 2021. Penjualan itu didukung perluasan distribusi hingga pengembangan produk baru.

"Optimistis sesuai target (pendapatan-red) Rp 1 triliun. Kami harapkan akhir tahun ini tembus Rp 1 triliun untuk pendapatan," ujar Direktur Penjualan dan Pemasaran PT Campina Ice Cream Industry Tbk, Adji Andjono saat paparan publik, ditulis Rabu (1/12/2021).

PT Campina Ice Cream Industry Tbk (CAMP) meraih penjualan bersih sebesar Rp 761,33 miliar hingga kuartal III 2021. Pencapaian penjualan tersebut naik 6,85 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp 712,51 miliar.

Perseroan mencatat laba bersih sebesar Rp 81,40 miliar atau melesat 256,70 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp 22,82 miliar.

Sementara itu, Sekretaris Perusahaan PT Campina Ice Cream Industry Tbk, Sagita Melati menuturkan, selain memperluas platform distribusi untuk mendorong penjualan, perseroan juga melakukan upaya efisiensi pada seluruh lini bisnis.

Dengan demikian, perseroan berharap setelah berakhirnya pandemi COVID-19 kinerja Campina dapat dipacu lebih cepat.

"Pengembangan produk baru yang telah diluncurkan pada tahun ini memberikan pertumbuhan positif pada kinerja kami. Karena memang tidak mudah untuk perusahaan es krim terutama di tengah pandemi untuk terus melakukan inovasi pengembangan produk yang cukup baik dan diterima masyarakat," kata dia.

Sagita menambahkan, melihat kinerja laba bersih kuartal III 2021 yang tumbuh positif diharapkan dapat mencapai target perseroan.

Adapun hingga September 2021, perseroan telah serap belanja modal Rp 24,81 miliar dari periode sama tahun sebelumnya Rp 63,33 miliar.

Untuk belanja modal 2022, Sagita mengatakan kondisi diharapkan membaik pada 2022 dan dana belanja modal untuk ekspansi pasar dan peningkatan manufaktur. Namun, perseroan belum dapat menyebutkan dana detil karena masih dalam perhitungan.

"Capex 2022 kami masih rekakulasi untuk belanja modal tersebut," ujar dia.

 

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.


Perseroan Optimistis Hadapi 2022

Pengunjung melintas di papan elektronik yang menampilkan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Jakarta, Rabu (15/4/2020). Pergerakan IHSG berakhir turun tajam 1,71% atau 80,59 poin ke level 4.625,9 pada perdagangan hari ini. (Liputan6.com/Johan Tallo)

PT Campina Ice Cream Industry Tbk pun optimistis konsumsi es krim tetap tumbuh pada 2022. Hal tersebut dapat mendukung kinerja perseroan.

"Optimistis untuk 2022, kecuali situasi memburuk ada PPKM, ada hal-hal lain. Channel banyak terganggu kalau ada PPKM. Campina tetap optimistis konsumsi es krim terutama untuk home consumption meningkat," ujar Presiden Direktur PT Campina Ice Cream Industry Tbk, Samudera Prawirawidjaja.

Terkait potensi kenaikan inflasi, Samudera menuturkan, inflasi bahan baku dirasakan seluruh industri sehingga akan berdampak terhadap kenaikan harga. Samudera mengatakan, pihaknya akan hadapi hal tersebut dengan melakukan sejumlah langkah. Pertama efisiensi dalam perseroan dan konservatif untuk anggaran.

"Dua hal utama efisiensi dalam organisasi sendiri, kita harus punya kekuatan hadapi hal yang tak terduga apalbila terjadi tahun depan. Kita melakukan konservatif dalam spending capital, investasi dalam hal lainnya. Kalkulasi yang baik jika terjadi sesuatu atau krisis inflasi, dan tak terduga lainnya punya kekuatan kas untuk survive," kata dia.

Selain itu, Samudera menegaskan, pihaknya juga akan mempertahankan kualitas di tengah persaingan ketat. Hal ini agar dapt menjaga pangsa pasar perseroan.

"Bagaimana pun juga es krim adalah produk impulsive. Kalau memang kita bertahan pada kualitas, pangsa pasar Campina tetap ada dan tumbuh, karena memang begitu besar kesemapatan konsumsi es krim di Indonesia," kata dia.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya