Menkominfo: Pertumbuhan Ekonomi Digital Selama Pandemi Tak Bisa Lepas dari Layanan E-Health

Menkominfo mengajak agar pelaku industri e-health juga berkolaborasi dan dapat memanfaatkan momentum Presidensi G20 Indonesia tahun 2022.

oleh Giovani Dio Prasasti diperbarui 01 Des 2021, 11:00 WIB
Menkominfo Johnny G. Plate dalam konferensi pers mengenai penandatanganan SKB tentang pedoman atas implementasi pasal tertentu UU ITE. (Liputan6.com/ Agustin Setyo W).

Liputan6.com, Jakarta - Sektor industri layanan kesehatan digital atau e-health dinilai memiliki peluang besar dalam pertumbuhan ekonomi digital Indonesia.

Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Johnny G. Plate mengatakan, pertumbuhan ekonomi digital Indonesia selama pandemi, tidak bisa dilepaskan dari keberadaan layanan kesehatan digital.

"Terlebih saat pandemi, layanan digital kesehatan telah membuka akses masyarakat semakin inklusif," kata Menkominfo dalam Forum Ekonomi Digital di Jakarta, Selasa (30/11/2021).

Mengutip keterangan resminya, Johnny mengungkapkan bahwa pada 2021, valuasi sektor ekonomi digital diperkirakan mencapai US$ 70 miliar atau sekitar Rp 1.000 triliun.

Hingga tahun 2025, angka ini diproyeksikan tumbuh sampai dengan US$ 146 miliar atau Rp 2.100 triliun. Menurut Menkominfo, angka yang sangat besar tersebut di dalamnya sudah termasuk e-health.

"Sehingga kita perlu melakukan pertemuan untuk mendapat masukan dari industri," kata Menkominfo.

Johnny mengatakan, masukan dibutuhkan agar kebijakan yang diambil berpihak pada pengembangan industri, termasuk industri e-health dalam rangka peningkatan pelayanan pada masyarakat.

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.


Manfaatkan Momentum Presidensi G20

Pasien yang terkonfirmasi COVID-19 bisa dapat paket obat gratis di aplikasi telemedicine selama isolasi mandiri dengan beberapa tahapan berikut ini. (FOTO: Unsplash.com/Bruce Mars).

Johnny pun mengajak agar pelaku industri e-health juga berkolaborasi dan dapat memanfaatkan momentum Presidensi G20 Indonesia tahun 2022.

Menurut Johnny, ada tiga peluang yang bisa dimanfaatkan pelaku industri e-health tanah air agar turut memperkuat penyelenggaraan Presidensi G20 Indonesia tahun depan.

Yang pertama adalah memberikan rekomendasi dan masukan terkait isu electronic health yang dibahas di Digital Economy Working Group G20 tahun 2022.

Kemudian kedua, pelaku industri dapat berkolaborasi dengan seluruh pemangku kepentingan dalam membangun prinsip-prinsip bersama skala global, tentang praktik teknologi kesehatan.

"Ketiga, mengeksplorasi secara aktif dalam menjalin kerjasama business to business antar negara G20," kata Johnny.

Lalu yang keempat, pelaku bisa kustomisasi layanan isu e-health pada masing-masing yang disesuaikan dengan kebutuhan peserta dari negara-negara G20 lainnya. 


Pemerataan Jangkuan

Ilustrasi telemedicine, berobat online, konsultasi kesehatan online. Kredit: National Cancer Institute via Unsplash

Johnny menambahkan, salah satu aspek penting dalam e-health adalah soal pemerataan jangkauan ke seluruh wilayah Indonesia.

Johnny mengatakan, seiring dengan penggelaran teknologi informasi dan komunikasi, ia yakin bahwa layanan kesehatan elektronik bakal tumbuh dengan pesat.

"Dalam hal ini pelayanan kepada masyarakat. Ini sejalan dengan arahan Presiden, di samping membangun infrastruktur yang luas. Kita juga mengisi hilirisasi (downstream)-nya untuk dimanfaatkan," kata Menkominfo.

Menurut Johnny, di akhir 2020, Indonesia memiliki sekitar 3.126 fasilitas layanan kesehatan yang belum memiliki akses internet.

"Dalam waktu 3 bulan, sekitar Oktober, November, Desember, itu disediakan semuanya dengan memanfaatkan satelit," Johnny memungkaskan.

(Dio/Isk)


Infografis Perluasan Telemedicine Gratis Pasien Isoman Covid-19 di Jawa-Bali

Infografis Perluasan Telemedicine Gratis Pasien Isoman Covid-19 di Jawa-Bali. (Liputan6.com/Niman)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya