Liputan6.com, Kabul - Agen Taliban di Afghanistan mengakui bahwa kampus merupakan lokasi untuk merekrut agen. Saat merekrut, agen Taliban menyamar dengan modis agar tak dicurigai.
Berdasarkan laporan The Wall Street Journal, yang dikutip Rabu (1/12/2021), salah satu agen Taliban bernama Kamran mengaku beraksi di Universitas Kabul dan Kementerian Pendidikan Tinggi di Afghanistan.
Baca Juga
Advertisement
Kamran yang kini berusia 30 tahun mengaku menjadi perekrut Taliban ketika belajar S2. Ia memperkirakan ada sekitar 500 orang yang berhasil direkrut.
Agar penyamarannya tak ketahuan, ia mencukur jenggotnya, memakai kacamata hitam, dan memakai setelan jas atau celana jeans.
"Banyak teman-teman berjenggot kami yang jadi target," ujarnya.
"Saya tak dicurigai. Meski banyak teman-teman di peringkat bawah yang ditahan, saya tidak. Meski saya adalah pemimpin mereka," ucap Kamran.
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Buka Identitas
Taktik yang dilakukan Kamran berhasil. Ia baru mengungkap identitasnya ketika Taliban berhasil merebut ibu kota Kabul.
Kamran tampil dengan membawa senjata. Rekan-rekannya di kementerian dan kampus tidak ada yang menyangka bahwa ia Taliban.
Kini, ia mulai tampil dengan busana khas Taliban. Tugas barunya menjaga keamanan di universitas.
Pihak Taliban juga telah mengaku memiliki agen di tiap organisasi dan departemen di Afghanistan. Ketika Taliban masuk ibu kota, para anggota undercover itu telah siaga.
"Unit-unit kita yang sudah ada di Kabul mengambil kontrol lokasi-lokasi strategis," ujar Mawlawi Mohammad Salim Saad, anggota senior Taliban.
Advertisement