Harga Bitcoin Melemah Setelah The Fed Ingatkan Inflasi Tinggi

Ether sebagai rival bitcoin diperdagangkan senilai USD 4.600 atau Rp 66 juta) pada penutupan pasar, Selasa, 30 November 2021.

oleh Liputan6.com diperbarui 01 Des 2021, 22:52 WIB
Bitcoin - Image by Allan Lau from Pixabay

Liputan6.com, Jakarta - Harga bitcoin merosot setelah Ketua the Federal Reserve Jerome Powell memperingatkan risiko inflasi yang lebih tinggi telah meningkat. Hal ini menandakan bank sentral Amerika Serikat (AS) akan mempertimbangkan mempercepat pengurangan kebijakan pembelian asetnya yang telah mendorong pasar ke aset berisiko.

Pergerakan kisaran aset kripto ini antara USD 55-60 ribu atau Rp 789,5 – 789,5 juta (estimasi kurs Rp 14.355 per dolar AS). Harga bitcoin pada Rabu, 1 Desember 2021, turun 1,3 persen menjadi senilai USD 57.157 atau Rp 820,4 juta. Sementara, ether melonjak 4,4 persen ke angka USD 4.642 setara Rp 66,6 juta.

"Pengurangan (obligasi-red) The Fed yang lebih cepat dan peningkatan ekspektasi kenaikan suku bunga yang adalah merupakan berita buruk bagi bitcoin. Bitcoin diperdagangkan lebih seperti aset berisiko daripada perlindung nilai terhadap inflasi," ujar Senior Market Analyst di broker valuta asing Oanda Edward Moya, dilansir dari Coindesk, Rabu (1/12/2021).

Di sisi lain ether sebagai rival bitcoin diperdagangkan senilai USD 4.600 atau Rp 66 juta) pada penutupan pasar, Selasa, 30 November 2021.

"Ethereum masih menjadi taruhan kripto favorit bagi sebagian besar pedagang dan sepertinya itu akan menghasilkan USD 5.000 setelah selera risiko kembali," kata Moya.

 

 

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.


Pergerakan Aset Kripto

Ilustrasi Mata Uang Kripto, Mata Uang Digital. Kredit: WorldSpectrum from Pixabay

Pada Senin, 29 November 2021, pembeli gagal mempertahankan kenaikan harga  bitcoin. Walaupun sekitar USD 53- 55 ribu, setara Rp 760,8 – 803,8 juta  pun tidak mampu menstabilkan kemerosotan saat ini.

Secara keseluruhan aset kripto tergelincir 2 persen selama 24 jam terakhir selama satu minggu terakhir. Dalam 100 hari, rata-rata kripto bergerak ke zona merah selama empat jam  menandai tren penurunan jangka pendek. Kondisi ini mengasumsikan investor secara konsisten mengambil keuntungan dari aksi selama sebulan terakhir.

Baru-baru ini, level resistensi sekitar USD 60 ribu atau Rp 861,3 juta menjadi rintangan utama bagi investor meskipun pembacaan oversold.

Sejauh ini, level support tetap utuh dengan kisaran perdagangan cukup ketat antara USD 55 – 60 ribu atau setara Rp 789,5 – 861,3 juta) hingga hari perdagangan Asia. Harga terbaru BTC diperdagangkan sekitar USD 57,8 ribu setara Rp 829,7 juta.


Sentimen The Fed

Ilustrasi Mata Uang Kripto, Mata Uang Digital. Kredit: WorldSpectrum from Pixabay

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya