Liputan6.com, Jakarta - PT Alkindo Naratama Tbk (ALDO) emiten yang bergerak pada bisnis kertas dan bahan kimia yang terintegrasi mencatat kenaikan pendapatan 33,2 persen year-on-year (YoY) atau Rp 1,04 triliun dalam sembilan bulan 2021. Pada periode sama tahun sebelumnya, perseroan catat pendapatan Rp 782,8 miliar.
Pada periode yang sama perseroan juga meraih laba kotor sebesar Rp 215,2 miliar. Laba itu catat kenaikan 29,7 persen dibandingkan periode sama pada 2020 hanya senilai Rp165,8 miliar. Laba bersih naik 56,2 persen YoY menjadi Rp53,8 miliar. Pertumbuhan Alkindo Naratama didorong oleh pertumbuhan dari bisnis grup Kertas PT Eco Paper Indonesia (ECO) dengan 41 persen YoY.
Advertisement
Alkindo Naratama optimistis dapat melampaui proyeksi pertumbuhan pendapatan dan laba bersih pada 2021. Untuk periode kuartal IIII 2021, perseroan mencatat peningkatan penjualan bersih dan laba bersih masing-masing sebesar 33,2 persen dan 56,2 persen YoY.
"Prospek cerah industri kertas dan pengemasan di Indonesia ditambah dengan mengeksplorasi peluang yang masih luas di industri Polimer Berbasis Air akan menjadi pendorong utama pertumbuhan berkelanjutan Perusahaan di masa mendatang,” pernyataan Presiden Direktur Alkindo Naratama Sutanto dalam keterangan tertulis, dikutip Kamis (2/12/2021).
Hingga September 2021, sub-grup kertas tetap menjadi kontributor utama perseroan dengan kontribusi 67 persen. 40 persen berasal dari ECO Paper dan 27 persen lainnya dari Alkindo. Sementara unit kimia perseroan menyumbang sekitar 33 persen hasil dari 16 persen Swisstex dan 17 persen ALFA.
Sub-grup kertas mendominasi penjualan bersih perseroan sejak akuisisi ECO di awal 2019. Penjualan bersih masih didominasi oleh penjualan di pasar domestik. Sebanyak 93 persen dihasilkan dari pasar lokal dan sisanya 7 persen untuk pasar ekspor.
Capaian kinerja Perusahaan tak lepas dari peningkatan penjualan bersih ditambah dengan kemampuan dalam efisiensi biaya dan peningkatan bauran produk.
"Di masa depan, ALDO berharap bahwa pendorong utama pertumbuhan Grup masih akan mengandalkan sub-grup kertas dengan fokus pada industri Fast-moving Consumer Goods (FMCG) dan lebih mendorong kebijakan Pemerintah untuk melarang kantong plastik di tengah meningkatnya kesadaran masyarakat untuk menggunakan kemasan yang lebih ramah lingkungan,” Susanto menambahkan.
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Rights Issue
Meskipun kontribusi penjualan bersih lebih besar dari sub-grup Paper, sub-grup Chemical perseroan yang terdiri dari PT Swisstex Naratama Indonesia (Swisstex) dan PT Alfa Polimer Indonesia (ALFA) tetao menguntungkan dan mendukung bisnis Grup bahkan membawa dampak positif bagi kinerja pada masa depan.
Perseroan berencana untuk melakukan peningkatan kepemilikan saham kedua anak usaha tersebut. Masing-masing dari 51 persen menjadi 99 persen dengan membeli saham secara langsung dari pemegang saham lama dalam Swisstex dan ALFA . Mekanisme inbreng antara saham rights sssue dengan saham milik pemegang saham dalam Swisstex dan ALFA.
“Rights Issue Perseroan secara resmi mendapat status efektif dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) pada 30 November 2021," ujar dia.
Sutanto menuturkan, pendapatan hasil rights sssue ini akan digunakan sekitar 44,91 persen untuk pembelian 48 persen saham PT Swisstex Naratama Indonesia (Swisstex). Lalu digunakan 42,93 persen untuk pembelian 48 persen saham PT Alfa Polimer Indonesia (ALFA). Serta sisanya 12,16 persen digunakan untuk modal kerja Perseroan.
Reporter: Ayesha Puri
Advertisement