Perusahaan Milik Eks Bos Twitter, Square Ganti Nama Jadi Block

Perusahaan milik eks CEO Twitter, Jack Dorsey, yang bernama Square kini berganti nama menjadi Block.

oleh Agustin Setyo Wardani diperbarui 02 Des 2021, 11:00 WIB
Jack Dorsey, CEO Twitter (AP/Richard Drew)

Liputan6.com, Jakarta - Perusahaan layanan finansial besutan eks bos Twitter Jack Dorsey, Square, kini berganti nama menjadi Block. Sejalan dengan perubahan nama ini, Square telah tumbuh tak hanya menawarkan layanan keuangan tetapi juga streaming musik.

Sekadar informasi, Block mencaplok mayoritas saham milik layanan streaming musik Tidal tahun 2021 ini. Oleh karenanya, Square memutuskan mengubah nama menjadi Block.

"Perubahan menjadi Block seiring dengan pertumbuhan perusahaan. Sejak dimulai pada 2019, perusahaan telah menambahkan Cash App, Tidal, dan TBD54566975 sebagai unit bisnis. Perubahan nama ini menciptakan ruang untuk bertumbuh lebih lanjut," kata pihak Block, mengenai perubahan namanya, dikutip The Verge, Kamis (2/12/2021).

Block sendiri dianggap sebagai ekosistem menyeluruh dari banyak bisnis yang disatukan untuk tujuan pemberdayaan ekonomi dan melayani banyak individu, artis, penggemar, pengembang, dan penjual.

Perusahaan milik eks CEO Twitter, Square, kini berganti nama menjadi Block (Foto: Block).

Meski namanya berubah, Block menyebut tidak akan ada perubahan organisasi. Nama Block diharapkan mulai berlaku secara hukum sekitar 10 Desember.

Sekadar informasi, perubahan nama Square menjadi Block diumumkan hanya dua hari setelah Jack Dorsey mengundurkan diri dari jabatannya sebagai CEO Twitter. Sebelumnya, Jack Dorsey menjabat sebagai CEO Twitter dan Square secara bersamaan.

Saat ini, Jack Dosey masih menjabat sebagai CEO Block. Nama Block hadir sebulan setelah Facebook Inc mengubah namanya menjadi Meta.  

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.


Mundur dari Jabatan CEO Twitter

Jack Dorsey, CEO Twitter yang menjalani diet ketat. (dok.Instagram @jackdorsey_square/https://www.instagram.com/p/BkUUn3-A29j/Henry

Sebelumnya, Co-founder sekaligus CEO Twitter Jack Dorsey memutuskan untuk undur diri dari jabatannya sebagai CEO Twitter. Jack Dorsey mundur dari jejaring sosial yang ia dirikan pada 2016.

"Setelah hampir 16 tahun memiliki peran di perusahaan, dari co-founder ke CEO, ke Chair, ke Eksekutif, ke Interim CEO, ke CEO, saya memutuskan ini waktu bagi saya untuk pergi," katanya dalam pernyataan yang dia unggah di Twitter, Minggu (30/11/2021) malam waktu AS.

Posisi Jack Dorsey sebagai CEO Twitter bakal digantikan oleh Chief Technology Officer (CTO) Twitter Parag Agrawal.

Mundur Karena Kritikan Pimpin Dua Perusahaan Sekaligus

Langkah mengejutkan ini diambil Dorsey yang selama beberapa waktu belakangan banyak dikritik atas jabatannya sebagai CEO Twitter dan Square, perusahaan pembayaran digitalnya. Hal ini pun membuat investor Twitter Elliott Management dan miliarder Paul Singer meminta Jack Dorsey mundur dari salah satu peran.

Setelah ada kabar mengenai turunnya Jack Dorsey dari jabatan CEO Twitter, nilai saham Twitter naik 11 persen.

Sebelumnya dalam pernyataan, Twitter mengatakan, CEO Jack Dorsey akan segera mundur dari Twitter, namun dia akan tetap berada di dewan direksi Twitter hingga dilaksanakannya pertemuan pemegang saham Twitter pada 2022.

"Saya memutuskan untuk meninggalkan Twitter karena saya yakin perusahaan ini siap move on dari para pendirinya. Kepercayaan saya pada Parag sebagai CEO Twitter sangat dalam," kata Jack Dorsey.


Kontroversi Jack Dorsey di Twitter

CEO Twitter Jack Dorsey

Mengutip The Guardian, Jack Dorsey yang kini berusia 45 tahun ikut mendirikan jejaring sosial microblogging ini pada 2006. Ia pernah mengunggah cuitan pertamanya yang berbunyi, "Baru menyiapkan twttr saya."

Selanjutnya Jack Dorsey ikut mendirikan Square pada 2009. Waktu itu Dorsey dikeluarkan dari jabatan puncaknya di Twitter. Ia pun kembali sebagai CEO Twitter pada 2015.

Selama beberapa waktu terakhir, investor dan sejumlah staf mempertanyakan gaya manajemen Dorsey. Mereka khawatir Jack Dorsey terlalu sibuk dengan perannya di dua perusahaan sekaligus.

Lalu, pada 2019, Dorsey mengumumkan rencana untuk pindah ke Afrika selama 6 bulan. Hal ini pun dianggap sebagai langkah mengkhawatirkan baik bagi staf maupun investor Twitter. Jack Dorsey pun membatalkan rencana tersebut setelah dunia dilanda pandemi Covid-19.

Jack Dorsey juga memicu badai politik setelah keputusan Twitter melarang Presiden Donald Trump dari platform Twitter. Ia pun menyebut langkah itu adalah keputusan yang tepat, namun dia menganggap perusahaan gagal mempromosikan percakapan yang sehat.

Karena kepemilikan saham di Twitter dan Square, Jack Dorsey diperkirakan punya kekayaan pribadi lebih dari USD 12 miliar. Ia pernah mengumumkan akan beramal sebesar USD 1 miliar untuk program bantuan terkait Covid-19, kesehatan, dan pendidikan anak perempuan.

(Tin/Isk)


Infografis 11 Aplikasi untuk Konsultasi Online dan Obat Gratis Pasien Isolasi Mandiri Covid-19

Infografis 11 Aplikasi untuk Konsultasi Online dan Obat Gratis Pasien Isolasi Mandiri Covid-19. (Liputan6.com/Abdillah)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya