Hebat, Produk Kertas Indonesia Sudah Tembus 75 Negara

Mendag Muhammad Lutfi melepas ekspor kertas PaperOne, produksi PT Riau Andalan Pulp and Paper (RAPP) yang telah dijual ke lebih dari 75 negara.

oleh Tira Santia diperbarui 02 Des 2021, 14:00 WIB
Ilustrasi Foto Pabrik dan Industri Kertas (iStockphoto)

Liputan6.com, Jakarta Menteri Perdagangan Muhammad Lutfi menegaskan bahwa Indonesia menerapkan konsep ekonomi berkelanjutan. Di tengah situasi perdagangan dunia yang saat ini sedang tidak menentu, Indonesia bisa dan bertanggung jawab bukan hanya kepada barang Indonesia, namun juga kepada hutan yang menjadi pijakan hidup bangsa Indonesia di masa sekarang dan yang akan datang.

Pesan penting ini disampaikan Mendag Lutfi saat melepas ekspor produk serat viscose rayon produksi PT Asia Pacific Rayon (APR) ke pasar global dan domestik, di Pangkalan Kerinci, Kabupaten Pelalawan, Provinsi Riau.

Mendag juga melepas ekspor kertas PaperOne, produksi PT Riau Andalan Pulp and Paper (RAPP) yang telah dijual ke lebih dari 75 negara dengan total ekspor mencapai lebih dari 755.000 ton.

Dalam pelepasan ini, Mendag turut didampingi Wakil Gubernur Riau Edy Natar Nasution, Bupati Pelalawan Zukri Misran, RGE Managing Director Anderson Tanoto, COO APRIL Eduward Ginting, dan Direktur APR Basrie Kamba.

“Kami ucapkan selamat dan sampaikan apresiasi atas usaha APR yang terus menjual produknya, tidak hanya di dalam negeri tetapi juga di mancanegara. Ke depan, semoga APR akan menjadi perusahaan yang berkelanjutan dan mampu berkompetisi di masa depan, tidak hanya menjadi pemain regional, namun juga menjadi pemain di pasar global,” ujar Mendag.

Mendag Lutfi memastikan Pemerintah akan terus menjaga perdagangan yang baik untuk meningkatkan ekspor sekaligus memulihkan ekonomi nasional secara berkesinambungan.

“Di samping itu, Kementerian Perdagangan akan terus menjaga situasi perdagangan yang baik untuk bisa menjadi penetrasi ke pasar dunia dan bersama-sama menjaga kesinambungan produk Indonesia di dalam negeri,” ujar Mendag.

Wagub Riau Edy Natar Nasution menambahkan, pelepasan ekspor ini merupakan tanda bangkitnya perekonomian Riau. Pemerintah Provinsi Riau mendukung penuh yang dilakukan dunia usaha untuk meningkatkan investasi dan menggairahkan ekonomi daerah sekaligus meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Pelepasan ekspor ini menjadi momentum berkelanjutan dengan menghasilkan ekspor yang diharapkan terus meningkat.

“Diharapkan, dengan adanya pabrik rayon di Riau dapat meningkatkan produk domestik bruto Provinsi Riau sebesar 1,49 persen dari sektor nonmigas serta mendorong geliat industri kecil dan menengah di beberapa sektor usaha yang terlibat dalam kegiatan operasional pabrik. Hal ini dapat membawa efek berantai bagi pembangunan ekonomi berkelanjutan di Riau,” terang Edy.

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.


Ekspor Viscose Rayon

Sebuah kapal bersandar di pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, Jumat (26/5). Penyebab kinerja ekspor sedikit melambat karena dipengaruhi penurunan aktivitas manufaktur dan mitra dagang utama, seperti AS, China, dan Jepang. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

COO APRIL Eduward Ginting menyampaikan, meskipun dunia saat ini sedang menghadapi banyak tekanan di situasi pandemi Covid-19, produksi dan pemasaran produk serat viscose rayon APR tetap menunjukkan kinerja positif.

Hal ini tidak terlepas dari dukungan berbagai pihak, terutama masyarakat, Pemerintah Kabupaten Pelalawan, Pemerintah Provinsi Riau, dan Pemerintah Pusat, salah satunya Kementerian Perdagangan RI.

“Kegiatan pelepasan kontainer ekspor viscose rayon ke pasar global dan pasar domestik merupakan pencapaian baru APR dalam upaya memperkuat industri tekstil nasional sekaligus mengurangi ketergantungan impor bahan baku tekstil negara lain,” pungkas Eduward.

APR adalah produsen viscose rayon pertama yang terintegrasi secara penuh di Asia dari hutan taman industri terbarukan. Pabrik berkapasitas 240.000 ton yang berlokasi di Pangkalan Kerinci, Riau, ini menggunakan teknologi produksi terkini dalam menghasilkan rayon berkualitas tinggi untuk kebutuhan tekstil dan produk kebersihan pribadi.

APR berkomitmen untuk menjadi produsen viscose rayon terkemuka yang memiliki prinsip keberlanjutan, transparansi, dan efisiensi operasional, melayani kepentingan masyarakat dan negara, dan memberikan nilai kepada pelanggan.

Sejak diresmikan oleh Presiden Joko Widodo pada Februari 2020, APR menjadi fasilitas manufaktur viscose rayon terintegrasi dengan dissolving pulp yang berasal dari 100 persen serat terbarukan hutan tanaman industri (HTI) Asia Pacific Resources International Holdings Limited (APRIL).

APR juga sudah masuk ke pasar tekstil dunia dengan kriteria rayon viscose yang breathable, ringan, lembut dan 100 persen disertifikasi berbahan baku alami, viscose rayon unggul dari bahan baku tekstil lainnya karena dapat terurai secara alami dan kembali menjadi kompos di tanah. Produksi serat viscose rayon APR mencapai 300.000 ton per tahun dan telah diekspor ke 22 negara.

Saat ini, APR juga tengah mempersiapkan pembangunan tahap dua dan menggandakan kapasitas produksinya menjadi 600.000 ton per tahun pada 2023 mendatang.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya