Liputan6.com, Jakarta - Kementerian Kesehatan (Kemenkes) menyiapkan sejumlah strategi penanganan pandemi Covid-19 saat melakukan rapat koordinasi (Rakor) pada Rabu 1 Desember 2021.
Menurut Kemenkes, meski varian Omicron di Indonesia belum terdeteksi, semua pihak tetap harus waspada dengan menguatkan implementasi penanganan pandemi Covid-19.
Baca Juga
Advertisement
Sementara itu, disampaikan Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Langsung Kementerian Kesehatan Siti Nadia Tarmizi, vaksinasi dosis ketiga atau booster bagi masyarakat belum diperlukan untuk melawan varian baru Covid-19 omicron.
Saat ini, kata dia, program vaksinasi booster pemerintah hanya diprioritaskan bagi tenaga kesehatan.
"Untuk vaksinasi booster itu sampai saat ini belum diperlukan," ujar Nadia, Rabu 1 Desember 2021.
Nadia menjelaskan, varian Omicron yang diidentifikasi di Afrika Selatan pada Rabu, 24 November 2021, merupakan kombinasi dari varian-varian lainnya.
Disebabkan hasil kombinasi mutasi dari varian Alpha, Beta, Gamma, Delta, AY.23, dan AY.4 tidak heran varian Omicron begitu sangat menular.
Berikut 6 pernyataan terkini Kemenkes terkait penanganan pandemi Covid-19 di Indonesia dihimpun Liputan6.com:
** #IngatPesanIbu
Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.
Selalu Jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.
#sudahdivaksintetap3m #vaksinmelindungikitasemua
1. Siapkan 4 Strategi Besar Penanganan
Menyikapi peningkatan kasus di Jawa-Bali pada beberapa waktu terakhir, Kementerian Kesehatan Indonesia merumuskan rangkaian strategi penanganan pandemi Covid-19 dalam rapat koordinasi (Rakor) pada Rabu 1 Desember 2021.
Menurut Kemenkes, meski Varian Omicron di Indonesia belum terdeteksi, semua pihak tetap harus waspada dengan menguatkan implementasi penanganan pandemi.
Kemenkes juga menilai, kenaikan kasus di 12 kabupaten/kota di Jawa Bali perlu mendapat perhatian khusus. Kapasitas deteksi seperti tracing dan testing pun perlu ditingkatkan agar kasus baru dapat segera terdeteksi.
Ada pun 4 poin besar dari rumusan strategi penanganan pandemi Kemenkes yakni mencakup deteksi, terapeutik, vaksinasi, dan perubahan perilaku.
Dalam upaya deteksi, Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin menetapkan 3 strategi yakni:
-Meningkatkan tes epidemiologi vs tes skrining.
-Meningkatkan rasio kontak erat yang dilacak dengan melibatkan Bintara Pembina Desa (Babinsa) dan Bhayangkara Pembina Keamanan dan Ketertiban Masyarakat (Bhabinkamtibmas).
-Surveilans genomik di daerah-daerah berpotensi lonjakan kasus.
Advertisement
2. Upaya Terapeutik
Dalam upaya terapeutik, strategi yang dapat dilakukan adalah:
-Konversi tempat tidur (TT) 30-40 persen dari total kapasitas rumah sakit dan pemenuhan suplai (termasuk oksigen), alat kesehatan, dan sumber daya manusia (SDM).
-Mengerahkan tenaga cadangan seperti dokter internsip, koas, dan mahasiswa tingkat akhir.
-Pengetatan syarat masuk rumah sakit, misal saturasi kurang dari 95 persen, sesak napas. Diawasi oleh tenaga aparat atau relawan, agar hanya kasus sedang, berat, dan kritis saja yang ada di rumah sakit.
-Meningkatkan pemanfaatan isolasi terpusat.
3. Sebut Vaksinasi Booster Belum Diperlukan Lawan Varian Covid-19 Omicron
Pemerintah menegaskan vaksinasi dosis ketiga atau booster bagi masyarakat belum diperlukan untuk melawan varian baru Covid-19 omicron. Saat ini, program vaksinasi booster pemerintah hanya diprioritaskan bagi tenaga kesehatan.
"Untuk vaksinasi booster itu sampai saat ini belum diperlukan," ujar Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Langsung Kementerian Kesehatan Siti Nadia Tarmizi, Rabu 1 Desember 2021.
Nadia mengatakan, pemerintah kini fokus mempercepat vaksinasi dosis lengkap bagi masyarakat. Vaksinasi dosis lengkap sangat penting untuk mencegah gelombang ketiga pandemi dan varian baru Covid-19.
Berkaca dari negara lain, gelombang ketiga pandemi dan varian baru Covid-19 muncul karena masih ada kelompok masyarakat yang belum mendapatkan vaksinasi.
"Kelompok sasaran yang belum mendapatkan vaksinasi itulah yang menjadi celah atau peluang daripada virus tadi menularkan dan berkembang dalam masyarakat," jelasnya.
Lulusan Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (UI) ini menuturkan, Indonesia memiliki keterbatasan vaksin Covid-19. Karena itu, vaksinasi di Tanah Air diprioritaskan pada dosis satu dan dua.
"Jadi yang paling baik dari ketersediaan vaksin terbatas ini adalah kita mencapai vaksinasi dosis lengkap tadi," kata dia.
Advertisement
4. Beberkan Varian Omicron Hasil Kombinasi Mutasi Delta, Alpha, Beta, Gamma
Nadia kemudian menjelaskan, varian Omicron yang diidentifikasi di Afrika Selatan pada Rabu, 24 November 2021, merupakan kombinasi dari varian-varian lainnya.
Disebabkan hasil kombinasi mutasi dari varian Alpha, Beta, Gamma, Delta, AY.23, dan AY.4 tidak heran varian Omicron begitu sangat menular.
"Kita tahu betapa dahsyatnya varian Delta di bulan Juli 2021. Kita tidak mau apa yang terjadi nanti pasca Nataru (Natal dan Tahun Baru), kita ada virus Omicron yang jauh lebih dahsyat," kata Nadia.
Meski lebih cepat menular, lanjut Nadia, varian Omicron tidak meningkatkan keparahan terutama pada individu yang sudah divaksinasi.
"Jadi, ayo cepat kita vaksinasi," ucap dia.
5. Pastikan Sudah Siapkan Obat hingga Fasilitas Kesehatan
Nadia pun memastikan, pemerintah sudah menyediakan obat hingga fasilitas kesehatan untuk menghadapi varian baru Covid-19 Omicron.
"Sudah ada persiapan dan buffer tambahan (obat hingga hingga fasilitas kesehatan) berdasarkan kondisi varian Delta kemarin," kata dia.
Per 30 November 2021, pemerintah telah mendistribusikan obat ke 34 dinas kesehatan provinsi dan 916 rumah sakit. Rinciannya, Oseltamivir sebanyak 17.174.150, Favipiravir 33.798.100, Azithromycin 19.213.160, Remdesivir 1.636.015, dan Azithromycin injeksi 97.649.
Kemudian Lopinavir 200 mg + Ritonavir 50 mg sebanyak 40.920, Vitamin C injeksi 250.045, Tocilizumab 400 mg/20 ml injeksi 1.567, dan Tocilizumab 80 mg/4 ml injeksi 2.500.
"Kesiapsiagaan dilakukan di hilir dengan memastikan ketersediaan tempat perawatan isolasi dan intensif tercukupi, termasuk obat-obatan dan ketersediaan ventilator serta oksigen," papar Nadia.
Lulusan Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (UI) ini mengatakan, dalam sepekan terakhir terjadi peningkatan kasus positif Covid-19 di 21 kabupaten dan kota.
Namun, secara nasional, kasus Covid-19 menurun 1 persen. Di saat bersamaan, kasus kematian akibat Covid-19 menurun hingga 14 persen.
Advertisement
6. Positivity Rate Turun
Nadia juga mencatat, testing rate Covid-19 mencapai 4,31 per 1.000 penduduk per minggu dengan positivity rate mingguan 0,2 persen.
Sementara bed occupancy rate (BOR) atau keterisian tempat tidur rumah sakit rujukan Covid-19 kurang dari 20 persen.
"Tentu tren baik ini kita harapkan dapat dipertahankan, terutama dalam beberapa minggu ke depan kita akan menghadapi libur panjang dalam rangka Natal dan Tahun Baru," jelas Nadia.
(Muhammad Fikram Hakim Suladi)
Jurus Indonesia Tangkal Varian Omicron
Advertisement