BTN dan BNI Siap Rights Issue pada 2022 untuk Perkuat Modal

Sejumlah emiten Badan Usaha Milik Negara (BUMN) akan menggelar rights issue pada 2022.

oleh Liputan6.com diperbarui 02 Des 2021, 19:17 WIB
Pekerja mengamati pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di salah satu perusahaan Sekuritas, Jakarta, Rabu (14/11). Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berhasil bertahan di zona hijau pada penutupan perdagangan hari ini. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - PT Bank Tabungan Negara Tbk (BBTN) dan PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI) akan gelar rights issue pada 2022.  Rights issue oleh dua bank pelat merah ini untuk memperkuat modal untuk menjalankan fokus bisnisnya.

Hal itu disampaikan Menteri BUMN Erick Thohir saat rapat kerja dengan Komisi VI DPR pada Kamis, (2/12/2021).

Rights issue dilakukan BTN untuk memperkuat modal sehingga memuluskan layanan pembiayaan kepemilikan rumah untuk masyarakat Indonesia. Erick berharap, melalui rights issue, rasio kecukupan modal BTN juga menguat.

"Dalam pembangunan perumahan ini memiliki demand besar tapi modal dari BTN untuk menggulirkan dana murah dan jangka panjang ini cukup sulit, maka kenapa kita coba rights issue supaya ada permodalan yang cukup baik untuk perumahan rakyat," tutur dia.

Sementara itu, aksi rights issue dilakukan BNI untuk memperkuat modal sehingga mendorong Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) ekspor.

"BNI juga, kita tahu supply chain terganggu, dengan perkuat (modal) BNI sebagai platform bank internasional untuk mendorong UMKM ekspor dan diaspora sebagai fondasi pertumbuhan ekonomi ke depan," kata dia.

 

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.


SIG dan Krakatau Steel juga Gelar Rights Issue

Layar yang menampilkan informasi pergerakan saham di gedung Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Senin (8/6/2020). Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menguat 1,34% ke level 5.014,08 pada pembukaan perdagangan sesi I, Senin (8/6). (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Tak hanya itu, emiten BUMN lainnya yaitu Semen Indonesia Group (SIG) juga akan gelar rights issue. Hal ini sebagai strategic holding company yang memiliki anak usaha di bidang produsen semen, non-semen dan jasa.

Rights issue SIG ini akan berbarengan dengan Inbreng Semen Baturaja (SMBR) yang merupakan bagian dari penguatan sinergi bisnis perusahaan.

"SIG ini bagian konsolidasi, ada satu tertinggal yaitu Semen Baturaja yang akhirnya berdiri sendiri, tetapi tak jadi ekosistem Semen Indonesia Group, padahal kita harus kompetisi dengan swasta dan asing, tak mungkin Semen Baturaja ini kita biarkan sendiri,” kata dia.

Erick menuturkan, konsolidasi juga dilakukan untuk genjot ekspor. "Kalau kita konsolidasi ini kuat sebagai footprint daripada semen di Sumatera Selatan. Jadi produk Semen Padang enggak perlu masuk lagi, bisa di ekspor keluar negeri. Karena kita tahu saat ini banyak negara-negara yang minta ekspor semen di tempat lain, nah ini tujuannya,” ujar dia.

Langkah serupa juga akan dilakukan pada Krakatau Steel yang bergerak di bidang manufaktur baja.  Krakatau Steel direncanakan melakukan rights issue pada akhir 2022. Diketahui, langkah rights issue yang akan dilakukan Krakatau Steel untuk menyelesaikan restrukturisasi USD 2 miliar yang menjadi kendala perusahaan.

“Krakatau Steel ini bagian dari restrukturisasi, ada tiga langkah yang harus dilakukan untuk mendukung restrukturisasi, pertama melakukan negosiasi dengan Posco (PT Krakatau Posco) kalau bisa kita 50-50, yang sekarang kita ketahui Posco ini mayoritas dan kita minoritas, ini tak mudah tapi kita coba yakinkan. Toh dengan Krakatau Steel dan Posco, market dari Indonesia ada 18 juta, dan baru terisi 6 juta. Ada peluang besar ini yang kita dorong untuk negosiasi," tutur dia.

 

 

Reporter: Arief Rahman

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya