Liputan6.com, Jakarta - Perusahaan ritel yang membawahi merek UNIQLO, Fast Retailing, akan mempercepat transisi ke model bisnis baru yang mendukung keberlanjutan dan pertumbuhan bisnis melalui penetapan target dan rencana aksi tahun fiskal 2030. Mereka akan membuat dan menjual hanya pakaian yang benar-benar diinginkan pelanggan.
Fast Retailing akan menekankan kepedulian terhadap lingkungan dalam semua proses, mulai dari manufaktur sampai distribusi dan penjualan, mengurangi emisi gas rumah kaca dan limbah secara tajam untuk membangun proses produksi dengan dampak lingkungan yang ringan.
Baca Juga
Advertisement
"Dengan bergerak maju dengan dukungan luas serta kerja sama dari pelanggan dan perusahaan mitra, Fast Retailing akan menciptakan 'Industri baru' LifeWear," ucap Group Senior Executive Officer Fast Retailing, Koji Yanai, saat jumpa pers virtual, Kamis, 2 Desember 2021.
Ia mengatakan model bisnis Fast Retailing akan menekankan aspek kepedulian terhadap lingkungan dan tanggung jawab sosial dalam semua proses produksi, mulai dari manufaktur hingga transportasi dan penjualan. "Bukan hanya dalam rantai pasokan saja, tetapi juga orang-orang yang bekerja di toko kami. Dalam menjalankan bisnis, kami perlu menghormati hak asasi manusia, bahkan kepada pelanggan kami sendiri," lanjutnya.
Selain itu, untuk membantu menemukan solusi untuk masalah yang semakin kompleks yang dihadapi dunia, Fast Retailing memperluas inisiatif di seluruh dunia untuk kontribusi sosial dan keragaman melalui bisnis pakaian jadi. Melalui inisiatif ini, perusahaan akan meningkatkan nilai LifeWear dan memajukan filosofinya untuk keberlanjutan, menyediakan pelanggan dengan pakaian yang akan mereka hargai dan gunakan untuk jangka waktu yang lama.
Dalam permasalahan lingkungan, perusahaan mengatakan pihaknya berkomitmen atas upaya pengurangan tajam emisi gas rumah kaca dan limbah dalam proses produksinya dengan menggunakan teknologi revolusioner. "Isu lingkungan adalah hal yang mendesak. Kami menargetkan untuk memenuhi Perjanjian Paris dan pengurangan emisi gas rumah kaca pada tahun 2050," terang Group Executive Officer, Fast Retailing, Yukihiro Nitta.
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Target Jangka Pendek
Untuk mencapai target isu lingkungan tersebut, perusahaan menetapkan target jangka pendek hingga 2030 yang berfokus pada tiga cakupan, yakni pada area toko, rantai pasok, dan produk. Pada area pertokoan, perusahaan berencana untuk mengurangi emisi gas rumah kaca sampai 90 persen pada 2030.
Caranya, dengan serangkaian tindakan, seperti pengurangan konsumsi listrik sekitar 40 persen untuk toko yang terletak di pinggir jalan dan 20 persen untuk toko yang berada di dalam mal. “Bisa dengan mempertimbangkan tata letak toko dan memanfaatkan pencahayaan dari sinar matahari agar lebih efisien,” ungkap Yukihiro.
Ia menyebutkan 64 toko UNIQLO dari sembilan pasar di Eropa telah beralih ke energi terbarukan pada Agustus 2021. Semua toko di Amerika Utara dan di beberapa negara di Asia Tenggara juga akan mengikuti jejak peralihan energi pada akhir 2021.
Advertisement
Bahan Daur Ulang
Pada lingkup rantai pasok, perusahaan ritel asal Jepang itu menargetkan pengurangan emisi gas rumah kaca hingga 20 persen pada tahun yang sama melalui hubungan yang kuat dengan mitra bisnis. Sedangkan untuk lingkup produk, perusahaan akan meningkatkan proporsi bahan daur ulang menjadi sekitar 50 persen pada 2030.
Menurut perusahaan, UNIQLO sendiri telah memperkenalkan bahan daur ulang sejak 2019. Pada 2022, bahan poliester yang akan digunakan berasal dari botol PET (Polyethylene Terephthalate) daur ulang sebesar 15 persen.
"Masalah lingkungan dan masalah global serius lainnya semakin nyata. Kami sudah memajukan filosofi kami lebih jauh dan mengejar target untuk menunjukkan kepada dunia cara baru memproduksi pakaian sambil berkontribusi pada realisasi masyarakat yang berkelanjutan," tutur Koji Yanai.
Baca Juga
Fakta-Fakta Menarik tentang Fashion
Advertisement