Liputan6.com, Sydney - Australia pada Jumat, 3 Desember 2021, melaporkan transmisi komunitas pertamanya dari varian Omicron. Namun, hal tersebut tak menggoyahkan pihak berwenang yang tetap pada rencananya membuka kembali perekonomiannya.
Kasus baru tersebut adalah seorang murid sekolah di Sydney. Dia menjadi infeksi varian Omicron pertama yang dikonfirmasi tidak bepergian ke luar negeri.
Advertisement
Dengan kemunculan kasus COVID-19 dengan varian Omicron yang baru tersebut, tanda bahwa varian virus Corona yang disebut juga dengan B.1.1.529 saat ini ada di masyarakat.
"Transmisi selalu menjadi perhatian. Tetapi sekali lagi kita perlu menjaganya dalam perspektif," kata Menteri Kesehatan New South Wales, Brad Hazzard, dikutip dari situs Channel News Asia pada Jumat, 3 Desember 2021.
Pada kesempatan yang sama, Brad menjelaskan alasan Australia tidak perlu membatalkan pembukaan kembali dari penguncian ketat yang diberlakukan sejak Juli 2021 karena varian Delta.
"Di seluruh dunia tidak ada kejelasan tentang apakah varian Omicron ini akan menyebabkan kita mendekati masalah yang disebabkan oleh varian sebelumnya," katanya.
Varian Omicron di Australia
Australia sekarang memiliki sembilan kasus yang dikonfirmasi sebagai varian Omicron. Delapan di New South Wales, tempat sepertiga dari 25 juta penduduk negara itu tinggal.
Meskipun beberapa negara bagian telah memerketat kontrol perbatasan domestik, pemerintah federal berharap untuk menghindari kembalinya penguncian ketat.
Meski begitu, pihaknya telah menunda dua minggu rencana untuk mengizinkan pelajar asing dan migran terampil masuk ke negara itu, dan warga Australia yang kembali dari Afrika selatan juga harus menyelesaikan karantina hotel selama dua minggu.
Ditanya apakah pemerintah federal akan berhenti menargetkan kedatangan dari Afrika selatan, sekarang varian baru tidak lagi terbatas pada orang-orang yang pernah ke sana, Menteri Kesehatan Federal Greg Hunt, mengatakan,"Kami akan terus meninjau saran medis, tetapi kami mengikutinya. karena itu telah membuat Australia tetap aman.".
Sementara itu, Chief Medical Officer Paul Kelly, penasihat kesehatan utama pemerintah, mengatakan negara itu tidak akan merekomendasikan pemberian suntikan booster vaksin, seperti yang telah dilakukan negara lain, karena 'tidak ada bukti' ini akan meningkatkan perlindungan terhadap varian Omicron.
Respons COVID-19 Australia yang agresif telah membantunya menghindari tingginya jumlah kematian COVID-19 yang tercatat di banyak negara lain, dengan sekitar 212.000 kasus dan 2.000 kematian.
Northern Territory yang terpencil di negara itu, yang merupakan rumah bagi sebagian besar penduduk asli, mencatat kematian COVID-19 pertamanya, seorang wanita pribumi berusia 70-an.
Advertisement