Liputan6.com, Tokyo - Pihak berwenang Jepang pada hari Jumat meredam spekulasi tentang kemungkinan letusan gunung berapi di Gunung Fuji, puncak tertinggi gunung di negara itu, setelah gempa berkekuatan magnitudo 4,8 menjadi topik trending di Twitter.
Dikutip dari Malay Mail (3/12/2021), gempa pada Kamis 2 Desember pukul 06.37 waktu setempat mengguncang daerah dekat gunung ikonik, 100 km (63 mil) barat Tokyo. Sejauh ini tidak ada laporan cedera, korban atau kerusakan besar.
Baca Juga
Advertisement
Tagar “Letusan Gunung Fuji”, mulai menjadi tren dalam bahasa Jepang di Twitter, dengan satu pengguna mengatakan, “Tokyo akan berada dalam masalah besar jika Gunung Fuji meletus. Dengan virus Corona yang sedang berlangsung, ke mana kita bisa melarikan diri?”
Gunung berapi Fuji terakhir meletus lebih dari 300 tahun yang lalu, tetapi masih aktif dan kadang-kadang melewati periode aktivitas yang dapat menghasilkan beberapa ratus getaran dalam sebulan.
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Tidak Ada Tanda Serius
Sebuah panel pemerintah Jepang mengatakan tahun lalu setiap letusan besar akan menghujani begitu banyak abu di Tokyo sehingga jaringan transportasi kereta api dan jalan raya akan lumpuh dalam tiga jam.
Badan Meteorologi Jepang mengatakan tidak ada data yang menunjukkan peningkatan kemungkinan Gunung Fuji meletus.
“Kami tidak melihat ada kelainan khusus dalam data pengamatan tentang Gunung Fuji. Mungkin tidak ada hubungan apapun (antara gempa dan kemungkinan letusan)” kata seorang pejabat badan tersebut pada konferensi pers.
Reporter: Cindy Damara
Baca Juga
Advertisement