Liputan6.com, Jakarta COVID-19 varian Omicron telah tiba di Singapura. Hal ini membuat potensi adanya varian tersebut di Indonesia semakin tinggi.
“Sebetulnya sangat besar potensi Omicron ini sudah ada di Indonesia. Ini satu hal yang sangat jelas karena Indonesia bukan negara yang menutup diri,” ujar epidemiolog Griffith University Australia Dicky Budiman melalui pesan suara kepada Health Liputan6.com, Jumat (3/12/2021).
Baca Juga
Advertisement
“Aktivitas penerbangan internasional kita aktif termasuk penerbangan yang ada kaitannya secara langsung maupun tidak langsung dengan Afrika Selatan,” lanjutnya.
Di sisi lain, skrining perbatasan Indonesia bukan termasuk yang ketat. Selain itu, Indonesia memiliki surveilans genomik yang rendah yakni 0,2 persen per total kasus yang disekuensing.
“Atau 0,6 persen per 100 kasus terkonfirmasi, ini belum memadai. Kalau Singapura sudah mendekati 4 persen dan Australia sudah 20 persenan.”
VIDEO: Pemerintah Tambah Masa Karantina WNI dan WNA dari Luar Negeri Jadi 10 Hari
Yang Perlu Dilakukan
Dicky menambahkan, ada atau tidaknya Omicron di Indonesia adalah masalah waktu. Hal terpenting yang dapat dilakukan saat ini adalah penguatan mitigasi seperti penguatan kapasitas di pintu masuk.
“Penguatan kapasitas di pintu masuk sudah memadai tinggal yang di dalamnya, 3T (testing, tracing, treatment), surveilans genomik, dan percepatan vaksinasi.”
Selain itu, kebijakan karantina yang awalnya 7 hari dapat diperketat lagi menjadi 14 hari. Selebihnya, relatif sama tapi perlu dijaga konsistensinya.
Advertisement
Potensi Tak Terdeteksi Antigen
Terkait karakteristik Omicron, Dicky belum memiliki referensi dan belum dapat menyebutkan apakah varian ini tidak dapat terdeteksi oleh antigen, walaupun potensi itu ada.
“Potensinya ada karena ini bicara tentang mutasi yang membuat pendeteksian ini mengalami masalah. Itu sebabnya dia menjadi varian of concern (VOC), salah satu definisi VOC selain cepat menular juga masalah potensi tidak terdeteksi oleh alat diagnostik, juga menurunkan efikasi vaksin dan treatment.”
“Tapi ini masih harus terus kita amati karena Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) sendiri belum mengeluarkan pernyataan terkait hal ini,” tutup Dicky.
Infografis Jurus Indonesia Tangkal Varian Omicron
Advertisement