Liputan6.com, Jakarta Beragamnya warna musik Tanah Air sejak pertengahan abad 20, melahirkan satu nama legendaris, terutama di ranah lagu-lagu religi. Ia adalah Samsudin Hardjakusumah yang akrab disapa dengan Sam Bimbo.
Nama Sam Bimbo selama ini lebih melekat dengan grup musik Bimbo yang didirikan bersama saudara-saudaranya, Acil dan Jaka. Hingga hari ini, ketiganya masih tetap eksis di dunia musik.
Selama berkarier dengan saudara-saudaranya di Bimbo, pria kelahiran Kuningan, Jawa Barat, sudah menelurkan banyak lagu bahkan hingga mencapai 200 album.
Baca Juga
Advertisement
Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Mengulik Kehidupan Sam Bimbo
Selama kariernya bermusik, Sam Bimbo memiliki segudang cerita dan pengalaman seru. Rasanya sangat pantas bagi kita, generasi sekarang untuk mengulik lebih dalam tentang seorang Sam Bimbo beserta saudara-saudaranya.
Bahkan, ada kisah menarik ketika Sam Bimbo dan saudara-saudaranya dicekal oleh pemerintah Orde Baru karena karyanya yang dianggap kritis. Meskipun, saat itu mereka sudah dicap sebagai musikus religi.
Melansir dari berbagai sumber, berikut profil dan kisah seorang Sam Bimbo yang sudah layak disebut sebagai artis kawakan legendaris.
Advertisement
Menyanyi Sejak Kecil
Sam Bimbo adalah anak sulung dari tujuh bersaudara di keluarga Hardjakusumah. Pria yang lahir pada 6 Mei 1942 ini adalah anak dari pasangan Raden Dajat Hardjakusumah dan Oeken Kenran.
Kesukaan Sam bernyanyi diikuti oleh adik-adiknya hingga akhirnya dunia musik mereka selami. Mulai dari lagu-lagu seriosa sampai rock and roll sudah menyita perhatian mereka pada dekade akhir 1950-an.
Mulai Berkarier
Pada tahun 1958, Sam yang masih SMA, membentuk sebuah band bersama salah satu adiknya, Acil, yang memenangkan festival di sebuah hotel di Bandung, Jawa Barat.
Setelah lulus sekolah, Sam yang kuliah di ITB (Institut Teknologi Bandung) jurusan Seni Rupa, membentuk band baru bersama Acil yang bernama Aneka Nada.
Advertisement
Bersama Putra Presiden RI Pertama Soekarno
Istimewanya, di dalam band ini terdapat Guntur Sukarnoputra, putra dari Presiden RI pertama, Soekarno. Guntur adalah teman kampus Sam kala itu.
Sam dan rekan-rekannya di Aneka Nada melakukan rekaman pertama kali dengan lagu berjudul "Kampungku". Lagu ini dibuat di tengah larangan musik "berisik" oleh pemerintahan Soekarno.
Setelah diputar di RRI Bandung, lagu yang direkam melalui Lokananta Solo ini menjadi awal dari kepopuleran seorang Sam Bimbo di dunia musik Tanah Air.
Berdirinya Bimbo
Setelah Aneka Nada bubar pada tahun 1965, Sam Bimbo dan Acil mengajak saudara mereka yang lain, Jaka, untuk membentuk grup bersaudara pada 1966.
Tercetuslah nama Bimbo yang disarankan oleh seorang sutradara acara televisi bernama Hamid Gruno. Namun begitu, mereka memilih untuk menggunakan nama Trio Los Bimbos. Grup ini berubah-ubah nama menjadi Trio Bimbo lalu hanya menjadi Bimbo pada era 1970-an.
Advertisement
Ditolak di Negeri Sendiri, Diterima Negeri Tetangga
Selama bersama Bimbo, Sam dan saudara-saudaranya banyak terinspirasi dari musik Latin dan Sunda. Awal Bimbo berkarya pada 1969, mereka ditolak oleh perusahaan rekaman Remaco lantaran konsep musik Latin yang dianggap tak lazim.
Namun setelah tampil di Singapura, Bimbo malah sukses merekam lagu di salah satu studio. Lagu-lagu yang jumlahnya 12 itu, dirilis dalam bentuk album oleh label Fontana milik perusahaan rekaman Polydor Singapura.
Lagu "Melati dari Jayagiri" dan "Flamboyan" pun menjadi penanda awal kepopuleran Bimbo. Meskipun dirilis secara terbatas, album ini menjadi pembuka gerbang yang sangat lebar bagi kesuksesan Bimbo di Tanah Air.
Menariknya, setelah Bimbo sukses, perusahaan Remaco yang sempat menolak, langsung memberi fasilitas kepada mereka untuk rekaman. Namun, pada 1978, kerja sama ini berakhir.
Lagu-Lagu Religi
Bimbo yang era 1970-an juga diperkuat oleh adik perempuan mereka, Iin Parlina, mulai dikenal sebagai grup religi setelah merilis lagu berjudul "Tuhan". Lagu ini diciptakan sendiri oleh Sam Bimbo yang memang dikenal sebagai pribadi religius.
Selanjutnya, Bimbo merilis album-album religi yang berujudul Qasidah, Sajadah, dan masih banyak lagi. Lagu-lagu religi Bimbo bahkan sering diputar di semua hari raya umat Islam baik itu melalui radio, televisi, maupun di tempat umum.
Advertisement
Kritik Sosial Berbuah Cekalan
Bimbo juga memiliki keberanian dalam mengekspresikan kegelisahan terhadap negeri. Pada era 1980-an, Sam dan saudara-saudaranya mulai berani mengangkat tema kritik sosial.
Bahkan ketika Bimbo merilis lagu bertema politik dan sosial berjudul "Tante Sun", mereka dicekal oleh pemerintah Orde Baru lantaran dianggap sebagai kritik yang bisa menggoyahkan kekuasaan.
Gelar Kehormatan dan Penghargaan
Sam Bimbo merupakan satu dari sekian artis musik kawakan yang sangat disegani dan dikagumi hingga sekarang. Saking kuatnya dedikasi di dunia musik, Sam tak terasa sudah menelurkan sekitar 200 album dan 800 lagu.
Pada 1982, ayah empat anak ini menerima penghargaan dari Presiden Amerika Serikat Ronald Reagen dan Presiden Rusia Leonid Brezhnev atas Lagu Perdamaian “Surat Untuk Reagen dan Brezhnev” yang dibuat untuk mencegah Perang Dunia III.
Sam Bimbo dan saudara-saudaranya pernah mendapat penghargaan kategori Lifetime Achievement Award dari NET 4.0 di ajang Indonesian Choice Awards 2017. Suami Rubaah Samsudin ini kembali diganjar Legend Award dari Anugerah Musik Indonesia bersama Bimbo.
Bahkan, Presiden Joko Widodo pernah mengapresiasi Bimbo dengan meluncurkan perangko bergambar Sam, Acil, Jaka, dan Iin Parlina.
Melansir itb.ac.id, Sam Bimbo secara pribadi mendapat Gelar Kehormatan dari Insitut Teknologi Bandung. Rektor ITB Prof. Reini Wirahadikusumah, Ph.D. menganugerahkan Gelar Honoris Causa kepada Sam Bimbo melalui siaran daring pada Sabtu 3 Juli 2021.
Advertisement
Hobi Melukis
Lulus dari jurusan seni rupa ITB pada 1968, Sam Bimbo melanjutkan kemampuannya dalam melukis. Bahkan ayah dari pemain biola Achi Hardjakusumah ini beberapa kali menggelar pameran tunggal di Indonesia sejak 1970.
Tak hanya di Indonesia, bakat melukis Sam juga sudah sampai negeri tetangga. Sebuah pameran tunggal pernah digelar di Bangkok, Thailand, pada 1971.
Alhasil, semua pencapaian dan kelebihan Sam Bimbo di atas, membuatnya tak hanya layak disebut sebagai artis legendaris, namun juga seorang artis sejati.