Cara Pengusaha Pemberdayaan Penyandang Disabilitas di Dunia Kerja

Menyambut Hari Disabilitas Internasional yang jatuh pada 3 Desember, merupakan salah satu momentum untuk menyuarakan pemberdayaan masyarakat penyandang disabilitas di dunia kerja.

oleh Natasha Khairunisa Amani diperbarui 03 Des 2021, 17:45 WIB
Fasilitas yang lebih nyaman untuk para penyandang disabilitas.

Liputan6.com, Jakarta Menyambut Hari Disabilitas Internasional yang jatuh pada 3 Desember, merupakan salah satu momentum untuk menyuarakan pemberdayaan masyarakat penyandang disabilitas di dunia kerja.

Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo), Hariyadi Sukamdani mengatakan pihaknya terus melakukan sosialisasi kepada perusahaan-perusahaan di Tanah Air untuk memberikan kesempatan bagi penyandang disabilitas, dalam berkontribusi di lapangan.

"Kami ada program untuk mensosialisasikan bahwa penyandang disabilitas juga memiliki kompetensi untuk bisa diterima di lapangan kerja," kata Hariyadi kepada Liputan6.com, Jumat (3/12/2021).

Hariyadi mengungkapkan, program sosialisasi dari Apindo ini pun sudah berjalan dua tahun.

Sosialisasi tersebut, dilakukan melalui penerbitan sebuah buku panduan berjudul Panduan Kesetaraan dan Inklusivitas di Tempat Kerja.

"(Dalam buku itu) kami memberikan panduan bagaimana mempekerjakan penyandang disabilitas," terangnya.

Dikutip dari laman apindo.or.id, Panduan Kesetaraan dan Inklusivitas di Tempat Kerja turut mengulas tahapan-tahapan penyelenggaraan kesetaraan dan inklusivitas di tempat kerja, penyediaan akomodasi layak fisik dan nonfisik, media komunikasi dan informasi inklusif, serta manajemen kondisi bencana yang inklusif terhadap kelompok rentan.

Buku tersebut merupakan bentuk kemitraan antara Apindo dan Badan Pembangunan Internasional Amerika Serikat (USAID) bersama Kementerian Ketenagakerjaan RI.

"(Dalam sosialisasi ini) kita juga membuat webinar yang diikuti oleh sejumlah perusahaan. Dan kami masih memonitor perusahaan-perusahaan itu," tambah Hariyadi.

 

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.


Beri Kesempatan Penyandang Disabilitas Raih Pendidikan hingga Pekerjaan

Ketua Umum Apindo, Hariyadi Sukamdani (kiri) memberikan tanggapan terkait rencana Aksi 2 Desember di Jakarta, Selasa (29/11). Hariyadi berharap Aksi 212 berjalan tertib dan tidak mengganggu kegiatan usaha. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Menembus Batas sebagai sebuah wadah dan platform gerakan sosial, terus berupaya memperjuangkan hak-hak penyandang disabilitas di Indonesia. Mulai dari hak untuk mendapatkan informasi, dari segi bisnis, UMKM, keterampilan, pendidikan, dan lainnya.

Melalui wadah ini, para disabilitas juga bisa saling berinteraksi dengan sesama disabilitas, juga para pendamping mereka.

"Menembus Batas fokus di dalam pilar pendidikan dan pemberdayaan, jadi bagaimana kita meningkatkan teman-teman disabilitas ini, dari segi kapasitas dan kapabilitasnya sampai akhirnya mereka bisa berdaya, baik dalam pekerjaan ataupun usaha," kata COO Yayasan Menembus Batas Nicky Clara dalam keterangan tertulis di Jakarta, 26 November 2021.

Para penyandang disabilitas ini juga ditempatkan sesuai dengan kemampuan dan kebutuhannya.

"Di Menembus Batas kita berusaha mendapatkan the right person for the right job, kita menempatkan mereka berdasarkan kemampuan, minat dan bakat mereka, kemudian teman-teman disabilitas kita fasilitasi mengikuti pelatihan profesional, digital dan juga usaha" jelasnya.

Meski baru berdiri di tahun 2021, tim Menembus Batas telah berpengalaman dalam aktivitas pemberdayaan disabilitas sejak 2011 yang menyentuh lebih dari 40.000 penyandang disabilitas di 123 kota.

Menembus Batas juga menjadi jembatan antara lembaga-lembaga seperti BUMN, pemerintahan. Banyak program pemberdayaan yang membutuhkan sumber daya manusia, namun tidak tersampaikan kepada teman-teman disabilitas dengan baik, karena adanya jurang informasi di situ.

“Isu yang ditemukan oleh Menembus Batas adalah fenomena Information Asymmetry, dimana pemerintah, swasta dan Lembaga-lembaga yang sebenarnya memiliki program pemberdayaan, tidak tahu persebaran teman disabilitas yang bisa dibantu. Selain itu, Teman disabilitas pun sering mengeluhkan sulitnya mendapat informasi terkait program-program tersebut. Perlu ada Big data yang jadi jembatan”, ungkap Board Member Menembus Batas, Ferro Ferizka.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya