Liputan6.com, Jakarta - PT Bentoel International Investama Tbk (RMBA) memperpanjang penawaran tender (tender offer) atas saham perseroan hingga 31 Desember 2021 terkait go private. Perpanjangan tender offer itu untuk memberikan kesempatan bagi pemegang saham untuk ikut dalam tender offer.
Hal itu disampaikan Corporate Brand & ESG Manager PT Bentoel International Investama Tbk, Maria Melissa Riyani Putri saat dihubungi Liputan6.com, ditulis Sabtu (4/12/2021).
"Masih ada sebagian kecil saham yang masih dipegang oleh masyarakat. Perpanjangan periode tender offer adalah untuk memberikan kesempatan untuk shareholder yang masih bermaksud untuk berpartisipasi di dalam tender,” kata dia.
Ia mengatakan, perkembangan go private sangat baik. Perseroan menyatakan masih tinggal sedikit porsi saham yang masih dipegang oleh publik sehingga grup Bentoel memperpanjang tender offer hingga 31 Desember 2021. Ia menuturkan, pemegang saham RMBA masih ada kesempatan untuk partisipasi dalam proses tender ini.
Baca Juga
Advertisement
“Sisa yang belum berpartisipasi setelah VTO batch 1 hanya tersisa 0,06 persen dari total jumlah saham yang beredar,” kata dia.
Maria mengatakan, pihaknya berupaya terus semaksimal mungkin agar pemilik saham yang tersisa ikut berpartisipasi dalam tender offer tahap dua. "Karena ini merupakan kesempatan yang langka dan sangat menguntungkan bagi pemilik saham,” kata dia.
Sebelumnya, penawaran tender (tender offer) atas saham perusahaan tembakau PT Bentoel Internasional Investama Tbk (RMBA) diperpanjang hingga 31 Desember 2021.
Hal tersebut disampaikan oleh Penerima Kuasa British American Tobacco (BAT PCA) Limited Filipus Rendy Lim Bertus melalui keterbukaan informasi yang disampaikan ke regulator, PT Bursa Efek Indonesia belum lama ini.
Perpanjangan penawaran tender dilakukan oleh BAT selama 31 hari terhitung sejak 1 Desember 2021-31 Desember 2021. Pembayaran kepada pemegang saham publik yang menerima Penawaran Tender dalam periode perpanjangan ini akan dilakukan pada 11 Januari 2022.
"BAT PCA saat ini sedang dalam proses melakukan penawaran tender atas saham-saham RMBA,"kata dia.
Awalnya proses Penawaran Tender sudah dimulai sejak 1 November 2021 dan direncanakan berakhir pada 30 November 2021.
Hingga 26 November 2021 pukul 15.00 WIB, telah diterima 481 penawaran, yang mewakili 2.702.716.273 saham atau setara dengan 98,7 persen dari saham publik RMBA sebesar 2.738.398.448 yang merupakan obyek dalam Penawaran Tender ini.
"Untuk meningkatkan tingkat partisipasi dari pemegang saham pubik RMBA dalam Penawaran Tender ini, BAT PCA memutuskan untuk memperpanjang jangka waktu Penawaran Tender atas saham-saham RMBA. Perpanjangan ini dilakukan selama 31 hari terhitung sejak tanggal 1 Desember 2021 sampai dengan 31 Desember 2021," kata dia.
Pembayaran kepada pemegang saham publik yang menerima Penawaran Tender dalam periode perpanjangan ini akan dilakukan pada 11 Januari 2022.
Hal ini dilaksanakan untuk memenuhi ketentuan Pasal 22 Peraturan OJK No.54/POJK.04/2015 tentang penawaran tender sukarela.
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Go Private
Sebelumnya, PT Bentoel Internasional Investama Tbk (RMBA) akan mengubah status perusahaan menjadi go private dan melakukan penghapusan pencatatan (delisting) saham perseroan.
PT Bentoel Internasional Investama Tbk pun akan meminta persetujuan pemegang saham untuk melaksanakan go private dalam Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB). Perseroan akan gelar RUPSLB pada 28 September 2021.
Dalam keterbukaan informasi ke Bursa Efek Indonesia (BEI), Jumat (20/8/2021), perseroan menyampaikan sejumlah alasan untuk go private. Perseroan menyatakan jumlah saham yang dimiliki oleh pemegang saham publik saat ini relatif kecil yaitu kurang lebih 7,52 persen dari modal ditempatkan perseroan.
“7,29 persen dimiliki oleh satu pihak, sehingga hanya 0,23 persen yang dimiliki pemegang saham publik lainnya, dengan jumlah pemegang saham public saat ini kurang lebih 2.385 pemegang saham,” tulis perseroan.
Saham perseroan itu tidak secara aktif diperdagangkan dan relatif tidak likuid. Oleh karena itu, perseroan mengajukan rencana go private dengan sejumlah alasan ini:
-Setelah rights issue pada 2016, perseroan tidak melakukan penggalangan dana (capital raising) dari pasar modal dan tidak ada rencana untuk melakukannya di masa depan.
-Kinerja keuangan perseroan merugi yang berpengaruh pada kinerja harga saham.
-Perseroan tidak memberikan dividen kepada pemegang sahamnya setelah tahun buku 2010 karena posisi saldo laba yang negatif.
-Saham perseroan tidak aktif diperdagangkan di BEI.
-Sejalan dengan saham yang tidak aktif diperdagangkan di BEI, karena relatif tidak likuidnya perdagangan saham perseroan, tidak mudah bagi pemegang saham untuk melakukan transaksi atas saham mereka melalui BEI.
"Dengan rencana go private, pemegang saham akan memiliki kesempatan untuk menjual kepemilikan saham mereka dengan harga premium terhadap harga pasar,” tulis perseroan.
Advertisement
Harga
Bagi pemegang saham publik yang melaksanakan hak untuk menjual saham miliknya dalam penawaran tender akan mendapatkan harga penawaran yang menarik untuk sahamnya.
Perseroan menawarkan harga Rp 1.000 per saham. Perseroan menilai harga penawaran yang secara signifikan lebih menarik dibandingkan harga penawaran yang disyaratkan dalam POJK Nomor 3/2021 dan Peraturan BEI Nomor I-I.
Harga penawaran Rp 1.000 per saham dalam penawaran tender itu 356,21 persen lebih tinggi dari harga rata-rata dari harga tertinggi perdagangan harian di BEI dalam jangka waktu 90 hari terakhir sebelum pengumuman rencana go private pada 20 Agustus 2021 yaitu Rp 281 per saham.
Selain itu, 571,43 persen lebih tinggi dari hasil penilaian harga atas saham berdasarkan penilaian penilai independen yaitu Rp 175 per saham.