Menlu Retno Bahas Laut China Selatan hingga Myanmar dengan Menlu Jepang Hayashi Yoshimasa

Menteri Luar Negeri Jepang Hayashi Yoshimasa telah mengadakan pertemuan melalui telepon dengan Menteri Luar Negeri RI Retno L.P. Marsudi.

oleh Liputan6.com diperbarui 04 Des 2021, 16:00 WIB
Menlu Retno Marsudi saat memimpin Pertemuan COVAX AMC Engagement Group (AMC EG) secara virtual. (Dok: Kemlu RI)

Liputan6.com, Jakarta - Pada hari Jumat, 3 Desember 2021, mulai pukul 13:40 (WIB) selama kurang lebih 20 menit, Menteri Luar Negeri Jepang Hayashi Yoshimasa telah mengadakan pertemuan melalui telepon dengan Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi.

Dalam pembicaraan, kedua menteri menyatakan komitmen untuk membangun hubungan yang erat satu sama lain. Sementara itu, Menlu Retno secara khusus menyampaikan selamat atas baru dilantiknya Hayashi sebagai Menlu baru Jepang.

Hayashi menyampaikan keinginan untuk mendorong kerja sama dengan Indonesia termasuk kerja sama di kawasan sekitar Laut Sulu-Sulawesi dan sebagainya untuk mewujudkan “Indo-Pacific yang Bebas dan Terbuka” serta “ASEAN Outlook on Indo-Pacific”.

Selain itu, Menteri Luar Negeri Hayashi juga menyampaikan bahwa Jepang ingin bekerja sama di bidang pengembangan infrastruktur, pembinaan SDM, keamanan maritim, serta penanggulangan COVID-19.

Menanggapi hal ini, Menteri Luar Negeri Retno menyampaikan apresiasi atas kerja sama Jepang selama ini serta mengatakan keinginan untuk mempererat kerja sama demi penguatan hubungan kedua negara, demikian dikutip dari siaran pers resmi yang diperoleh dari Kedutaan Besar Jepang di Jakarta.


Bahas Isu Kawasan, Laut China Selatan hingga Myanmar

Menlu Retno Marsudi menerima kedatangan Menlu Jeppe Kofod di Gedung Pancasila, Jakarta, Senin (22/11/2021). (Dok: Kemlu RI)

Kedua Menlu juga bertukar pendapat mengenai situasi kawasan. Menteri Luar Negeri Hayashi menyampaikan bahwa Jepang menentang keras upaya yang dilakukan untuk mengubah status-quo secara sepihak di Laut Tiongkok Timur dan Laut Tiongkok Selatan.

Kedua Menlu memastikan pentingnya supremasi hukum termasuk Konvensi PBB tentang Hukum Laut (UNCLOS).

Selain itu, kedua Menlu juga bertukar pendapat mengenai situasi Korea Utara dan Menteri Hayashi memohon pengertian dan kerja sama Indonesia atas masalah penculikan warga Jepang oleh Korea Utara.

Kedua Menlu juga bertukar pendapat mengenai situasi Myanmar. Menteri Luar Negeri Hayashi menjelaskan pentingnya kunjungan Utusan Khusus ASEAN ke Myanmar dalam waktu dekat dan menyampaikan bahwa Jepang terus mendukung secara penuh upaya ASEAN.

Menanggapi hal ini, Menteri Luar Negeri Retno menerangkan mengenai perkembangan terkini dan upaya ASEAN ke depan sehingga kedua Menlu menyepakati kerja sama ke depan untuk mengatasi situasi tersebut.

Mengingat Indonesia akan menjadi ketua G20 pada tahun depan dan ketua ASEAN pada tahun 2023 yang juga bertepatan dengan tahun peringatan ke-50 hubungan persahabatan antara Jepang dan ASEAN, maka kedua Menlu memastikan akan bekerja secara erat ke depan dalam menangani permasalahan kawasan dan masyarakat internasional.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya