Liputan6.com, Jakarta Perempuan bisa jadi aktor strategis dalam pembangunan, termasuk di kawasan rural. Inisiatif pemberdayaan perempuan di kawasan rural melalui program tanggung jawab sosial perusahaan, diwujudkan lewat kolaborasi Bank Tabungan Negara (BTN) dan PT Permodalan Nasional Madani (PNM) melalui program Desa Sahabat Keluarga.
Diresmikan langsung oleh Direktur Kelembagaan dan Perencanaan PNM, Sunar Basuki, dan Head of Corporate Syndication and Transaction Banking Division BTN, Ricky RS Pattinggi, program Desa Sahabat Keluarga perdana yang diluncurkan berupa greenhouse budidaya tanaman hidroponik di Kp Cidendong, Desa Sajira, Kab. Lebak pada Jumat (3/12).
Advertisement
Ricky mengatakan, sebagai bentuk tanggung jawab sosial perusahaan, terutama peran BUMN sebagai agent of development yang memberikan nilai tambah untuk masyarakat, BTN aktif dalam kegiatan pemberdayaan masyarakat di berbagai daerah. Salah satunya dengan menggandeng PNM dalam menyalurkan dana CSR.
“Bank BTN memiliki mandat dan kewajiban untuk turut serta membangun perekonomian secara komersial dan di saat yang bersamaan memberikan nilai tambah kepada masyarakat,” ujar Ricky.
Menurut Ricky, salah satu yang menjadi perhatian khusus adalah perekonomian masyarakat di daerah rural. Untuk itu, Bank BTN mewujudkan program tanggung jawab sosial tersebut dengan melakukan pemberdayaan perempuan, secara khusus ibu-ibu nasabah PNM Mekaar.
“PNM telah berhasil menghimpun kekuatan perempuan Indonesia. Pembiayaan yang disalurkan menyentuh langsung perempuan dan menumbuhkembangkan perekonomian di daerah. Capaian ini yang menjadi latar belakang kami menggandeng PNM dalam kerjasama ini," tegasnya.
Dalam sambutannya Direktur Kelembagaan dan Perencanaan PNM, Sunar Basuki mengapresiasi BTN atas perhatian pada pemberdayaan perempuan.
“Bersama dengan BTN, PNM berkomitmen melaksanakan serangkaian program pendampingan kewirausahaan bagi ibu-ibu di beberapa daerah termasuk di Kampung Cidengdong, Desa Sajira. Kita memberdayakan ekonomi masyarakat. Greenhouse menjadi tempat belajar, sumber penghasilan tambahan, juga secara nasional kita harapkan dapat meningkatkan ketahanan pangan karena berbasis agribisnis,” ujarnya.
Greenhouse untuk tanaman hidroponik, meskipun di lahan terbatas melalui media tanam dan perawatan yang tepat dapat menghasilkan omzet yang dapat menambah pendapatan ibu-ibu. Nasabah PNM Mekaar akan didampingi langsung oleh local champion, yaitu nasabah Mekaar yang sudah menjalankan usaha hidroponik terlebih dahulu. Nasabah juga dapat memperluas wawasan dan menggali pengetahuan mengenai usaha hidroponik langsung dari ahlinya.
Program ini disiapkan end-to-end, tidak berhenti pada pembangunan greenhouse. Kedepan juga akan dilakukan program pendampingan lainnya secara bertahap, diantaranya teknik budidaya, packaging, branding, hingga marketing.
Kepala Dinas Pertanian Kab. Lebak, Rahmat Yuniar, dan Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana, Dedi Lukman Indepur, jajaran aparat desa, serta pihak dari kecamatan yang turut hadir mengapresiasi program ini dan menyatakan komitmennya untuk memberikan pendampingan yang dibutuhkan ibu-ibu guna pengembangan program greenhouse hidroponik.
Implementasi program pemberdayaan ini diharapkan dapat meningkatkan kesejahteraan keluarga nasabah PNM Mekaar. Gerakan pemberdayaan BTN dan PNM ini akan hadir di daerah lainnya. Sehingga perekonomian di kawasan rural ikut bergerak dan Indonesia dapat perlahan pulih dari dampak pandemi yang kurang lebih dua tahun terakhir dihadapi.
Sebagai informasi, per 3 Desember 2021 PNM telah menyalurkan pembiayaan secara nasional sebesar Rp 101,22 T kepada nasabah PNM Mekaar yang berjumlah 10,8 juta nasabah. Khusus di provinsi Banten pembiayaan yang telah disalurkan sebesar Rp 4,11 T kepada 442,925 nasabah PNM Mekaar. Saat ini PNM memiliki 3.673 kantor layanan di seluruh Indonesia yang melayani UMK di 34 Provinsi, 422 Kabupaten/Kota, dan 5.640 Kecamatan.
(*)