Ratusan Rumah di Bekasi Diterjang Banjir Rob

Banjir rob di Bekasi disebabkan tingginya curah hujan yang membuat air laut naik dan membentuk gelombang pasang.

oleh Bam Sinulingga diperbarui 05 Des 2021, 21:42 WIB
Petugas PPSU membersihkan sampah saat terjadi banjir rob di Pelabuhan Kali Adem, Muara Angke, Jakarta, Selasa (9/11/2021). Walau terendam banjir rob, petugas PPSU tetap sigap bersihkan sampah yang mengambang terbawa air laut. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Liputan6.com, Jakarta - Ratusan rumah di dua desa dari dua kecamatan di Kabupaten Bekasi, Jawa Barat, diterjang banjir rob. Meski terendam, warga tetap memilih bertahan di rumah masing-masing dan tidak mengungsi.

Plt Kepala Pusat Data Informasi dan Komunikasi Kebencanaan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Abdul Muhari mengatakan, lokasi banjir rob berada di Desa Samudra Jaya, Kecamatan Tarumajaya dan Desa Hurip Jaya, Kecamatan Babelan.

"367 rumah warga Kabupaten Bekasi terendam banjir rob, pada Jumat 3 Desember 2021 pagi. Dua desa di dua kecamatan terendam sejak pukul 06.00 WIB waktu setempat," kata Abdul dalam keterangan tertulis, Minggu (5/12/2021).

Menurutnya, banjir rob disebabkan tingginya curah hujan yang membuat air laut naik dan membentuk gelombang pasang.

"Naiknya air laut serta gelombang pasang di pesisir pantai utara pulau Jawa. Rob tidak dapat dihindari sehingga lebih dari tiga ratus rumah terendam," ujar dia.


Genangi Tambak Udang

Abdul menuturkan, ketinggian muka air banjir rob saat itu berkisar 30-50 sentimeter. Selain merendam rumah warga dan fasilitas umum, rob juga menggenangi ratusan hektar tambak udang dan ikan. Seluruh bibit udang dan ikan milik petani, juga hanyut tersapu banjir.

Dengan adanya kejadian tersebut, pihaknya bersama sejumlah ormas dan warga meningkatkan patroli dan bersiaga untuk mengantisipasi genangan rob semakin meninggi.

"Kita bersiaga untuk warga yang membutuhkan evakuasi," ucap Abdul.

Pihaknya juga mengimbau warga untuk waspada terhadap potensi hujan dan air laut pasang yang masih mungkin terjadi. Pasalnya, BMKG menyebutkan potensi cuaca ekstrem akan terjadi di Indonesia, salah satunya Jawa Barat, hingga 9 Desember 2021.

"Protokol kesehatan juga harus diperhatikan apabila proses evakuasi terjadi maupun harus mengungsi untuk sementara waktu," tandas dia.

 

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya