Truk Militer Seruduk Pendemo di Myanmar

Militer Myanmar berkata mereka membubarkan pendemo.

oleh Tommy K. Rony diperbarui 06 Des 2021, 06:30 WIB
Ilustrasi: Petugas polisi anti huru hara menahan seorang pengunjuk rasa ketika mereka membubarkan demonstrasi di Kotapraja Tharkata di pinggiran Yangon, Myanmar, Sabtu (6/3/2021). PBB Myanmar mengecam tindakan kekerasan aparat terhadap pendemo dalam aksi damai menolak kudeta militer. (AP Photo)

Liputan6.com, Yangon - Sejumlah orang terluka akibat truk militer Myanmar menyeruduk pendemo di kota Yangon, Minggu (5/12). Pihak militer Myanmar mengaku sedang membubarkan demo anti-junta militer.

Dilaporkan BBC, Senin (6/12/2021), saksi-saksi mata juga berkata para tentara menembak dan menghajar pendemo yang melarikan diri.

Pada video yang beradar, belasan orang sedang melakukan aksi di jalanan sambil membawa spanduk. Ada pula beberapa wanita yang ikut aksi.

Mendadak, kerumunan berhamburan setelah sebuah truk militer melaju dari arah belakang dengan kecepatan tinggi.

Militer Myanmar tidak mengkonfirmasi apakah truk itu menabrak kerumunan, mereka hanya mengatakan truknya membubarkan pendemo yang rusuh.

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.


Gejolak Myanmar

Seorang pengunjuk rasa membuang sampah di jalan saat demonstrasi menentang kudeta militer di kota Thaketa Yangon, Myanmar, Selasa (30/3/2021). "Serangan sampah" menjadi taktik baru untuk melawan junta militer saat jumlah korban tewas dalam demo anti-kudeta mencapai lebih dari 500. (HO/FACEBOOK/AFP)

Militer berkata menahan 11 orang dalam protes tersebut. Tiga orang terluka, dan salah satu pendemo ada yang berada di kondisi kritis.

Media lokal Myanmar, MPA, menyebut ada dua reporternya yang ikut ditahan. Salah satunya terluka dan satu lagi hilang kontak.

BBC menyebut ada lebih dari 1.200 orang yang kehilangan nyawa sejak kudeta Februari 2021.

Ada setidaknya tiga demonstrasi terhadap unta militer di Yangon pada Minggu kemarin. Demo-demo di Myanmar sering digelar dalam jumlah kecil untuk menghindari korban dari serangan Myanmar.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya