7 Desember 1988: Dua Gempa Dahsyat Guncang Armenia Tewaskan 60 Ribu Jiwa

Armenia diguncang gempa dengan skala besar sebanyak dua kali.

oleh Liputan6.com diperbarui 07 Des 2021, 06:00 WIB
Ilustrasi Gempa (Arfandi Ibrahim/Liputan6.com)

Liputan6.com, Spitak - 33 tahun yang lalu, dua gempa bumi melanda Armenia, menewaskan 60.000 orang dan menghancurkan hampir setengah juta bangunan. Kedua gempa tersebut, hanya berselang beberapa menit, berkekuatan magnitudo 6,9 dan 5,8 dan dirasakan hingga Georgia, Turki, dan Iran.

Pada pukul 11.41 waktu setempat, gempa pertama melanda tiga mil (4 km) dari Spitak, sebuah kota yang berpenduduk sekitar 30.000, dan 20 mil (32 km) barat laut Kirovakan.

Dilansir dari History, Selasa (7/12/2021), pusat gempa berada tidak jauh di bawah permukaan, yang sebagian menyebabkan kehancuran yang mengerikan. 

Lalu, hanya selang empat menit, gempa bermagnitudo 5,8 melanda di dekatnya, meruntuhkan gedung-gedung yang nyaris tidak bisa bertahan selama gempa pertama. 

Spitak mengalami kehancuran hampir total. Sebagian besar bangunan di kota itu dibangun dengan harga murah atau memiliki atap bata atau batu dan hampir semuanya runtuh karena guncangan. 

Di Leninakan, kota terbesar kedua di Armenia dengan hampir 300.000 penduduk, sekitar 80 persen bangunan runtuh

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.


Tim Penyelamat Tidak Diberi Izin Evakuasi Daerah Gempa

Ilustrasi Gempa (Arfandi Ibrahim/Liputan6.com)

Skala kehancuran yang parah membuat negara kewalahan untuk merespons. Lebih buruk lagi, para pejabat (yang dikendalikan oleh pemerintah Soviet pada saat itu) menunda pemberian izin bagi penyelamat dan pekerja bantuan untuk memasuki daerah tersebut. Bahkan, 10 hari setelah gempa, semua orang asing diperintahkan keluar.

Para penyelamat yang bisa masuk bekerja selama lebih dari seminggu untuk mencari korban selamat. Korban terakhir yang selamat ditarik keluar dari bawah puing-puing pada 15 Desember.

Banyak ahli percaya bahwa jumlah korban tewas mungkin jauh melebihi perkiraan awal 60.000, sebagian karena ribuan orang mengalami luka parah selama gempa. 

Para korban ini sering mengalami masalah ginjal setelah trauma dan meninggal akibat petugas kesehatan setempat tidak siap untuk merawat mereka.

Ketika pembangunan kembali dimulai pada tahun-tahun berikutnya, lebih banyak perhatian diberikan untuk menggunakan bahan konstruksi yang sesuai dan menetapkan batas ketinggian pada bangunan.

 

Reporter: Cindy Damara


Infografis Rentetan Gempa di Cincin Api Pasifik

Infografis Rentetan Gempa di Cincin Api Pasifik. (Liputan6.com/Triyasni)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya