Liputan6.com, Jakarta - Ketua Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Puan Maharani dinilai memiliki peran penting dalam dinamika perpolitikan di Indonesia. Bahkan, Puan dianggap sebagai model dari politikus perempuan di Indonesia.
Hal tersebut disampaikan Peneliti Bidang Sosial dan Politik Political Economy and Policy Study (PEPS) Reza Maulana.
Advertisement
Menurutnya, cucu dari Presiden pertama RI Sukarno ini memiliki andil besar dalam perpolitikan Indonesia. Bahkan, sejumlah terobosan juga dilakukan untuk memenangkan partai dan calon presiden saat itu.
Dia juga menilai, Puan Maharani memang terlahir jadi pemimpin perempuan masa depan. Karena lahir dari keluarga politik, Puan memiliki budaya politik yang cukup tinggi.
"Karier politiknya tergolong mulus dan cepat menunjukan kapasitas dan kapabilitasnya dengan kerja keras. Bisa menjadi anggota DPR 3 kali, Menjabat Menko, dan Ketua DPR," terangnya.
Atas prestasi-prestasi tersebut, Puan Maharani dinilai cocok jadi calon kuat Presiden 2024 mendatang. Ia menilai tidak ada masalah seorang wanita menjadi pemimpin di Indonesia. Sebab, Indonesia sendiri lebih dahulu dipimpin oleh seorang wanita.
"Banyak politisi laki-laki, namun Puan Maharani selalu tak pernah merasa tersisih, apalagi inferior. Sebaliknya, dia justru semakin matang dan piawai memainkan peran politiknya. Termasuk saat 2014 lalu, ia ditunjuk sebagai Kepala Badan Pemilihan Umum Partai, dan partainya PDI Perjuangan memenangkan pemilu dengan hasil yang sangat memuaskan," kata dia.
Layak Jadi Capres
Alasan itu pula, Joko Widodo (Jokowi) memasukkannya di dalam kabinet kerja sebagai Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Indonesia periode 2014 hingga 2019. Bahkan, menjadi perempuan pertama dan termuda yang pernah menjabat sebagai menteri koordinator. Saat itu, Puan Maharani gencar mewujudkan ide dan gagasannya dengan mempromosikan budaya Indonesia yang bergotong royong.
Kehadiran Puan Maharani dalam kancah politk nasional juga memberikan sentuhan yang berbeda dalam memandang tantangan-tantangan bangsa.
"Di sinilah pentingnya kehadiran perempuan berdaya untuk memperlihatkan kekuatan pikiran-pikiran yang hanya bersumber dari pengalaman otentik perempuan" ujar Reza.
Advertisement