Kripto Etherium Masih Berpotensi Melemah

Kebijakan bank sentral Amerika Serikat (AS) atau the Fed bakal mewarnai laju aset kripto.

oleh Agustina Melani diperbarui 07 Des 2021, 07:48 WIB
Ilustrasi Mata Uang Kripto, Mata Uang Digital. Kredit: WorldSpectrum from Pixabay

Liputan6.com, Jakarta - Harga Etherium diprediksi masih terkoreksi mendekat USD 48.076,30 atau setara Rp 694,18 juta (asumsi kurs Rp 14.439 per dolar AS) pada Selasa, 7 Desember 2021.Dalam perdagangan Senin, 6 Desember 2021, secara teknikal Ethereum di platform Litedex protocol diperdagangkan masih melemah.

Gerak ethereum pada kisaran harga USD 48.076,30-USD 49.309.35 atau setara Rp 712,02 juta.

Harga bitcoin, ethereum dan kripto berkapitalisasi pasar besar (big cap) lainnya terpantau masih diperdagangkan cenderung melemah pada Senin pagi waktu Indonesia, meskipun beberapa kripto mulai kembali menguat tipis-tipis.

Berdasarkan coinmarketcap.com, bitcoin (BTC) juga melemah 0,06 persen ke USD 48.953 per koin atau Rp 706,88 juta. Kemudian, binance coin (BNB) minus 2,2 persen ke USD 548,12 per koin dan solana (SOL) jatuh 0,88 persen ke USD193,29 per koin.

Begitu pula dengan cardano (ADA) melemah 0,72 persen ke USD 1,37 per koin, ripple (XRP) terkontraksi 3,13 persen ke USD 0,8 per koin, dan dogecoin (DOGE) minus 0,9 persen ke USD 0,17 per koin. Tak ketinggalan, Shiba Inu (SHIB) dan binance USD (BUSD) juga berada di zona merah, masing-masing melemah 0,92 persen ke USD 0,00003 per koin dan minus 0,08 persen ke USD 0,99 per koin.

Kendati begitu, beberapa kripto lainnya berhasill unjuk gigi di zona hijau. Ethereum (ETH) misalnya menguat 1,39 persen ke USD 4.157 per koin. Lalu, tether (USDT) naik tipis 0,04 persen ke USD 1 per koin. Kemudian, USD coin (USDC) menguat 0,02 persen ke USD 0,99 per koin dan polygon (MATIC) melejit 2 persen ke USD1,96 per koin.

Forbes melaporkan, akibat kemerosotan tersebut, kapitalisasi pasar kripto menguap sekitar USD 300 miliar atau lebih dari Rp 4.300 triliun (kurs Rp 14.400 per dolar AS) hanya dalam tempo dua hari saja.

Banyak yang prediksi kebijakan The Fed tersebut akan membuat bitcoin dan aset kripto lainnya rontok hingga tahun depan.

 

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.


Kebijakan The Fed Bayangi Kripto

Ilustrasi Mata Uang Kripto, Mata Uang Digital. Kredit: WorldSpectrum from Pixabay

Chief Technology Officer PT TFRX Garuda Berjangka, Aji M Iqbal mengatakan The Fed sedang melakukan tapering. Hal tersebut akan memicu koreksi di aset berisiko dan Bitcoin termasuk di dalamnya.

"Semakin cepat The Fed melakukan tapering, maka kita akan melihat volatilitas yang tinggi di pasar saham dan obligasi, dan tentu saja bitcoin,"  kata Iqbal dalam keterangan tertulis, Senin (6/12/2021).

Hal senada juga dikatakan Mike Novogratz, triliuner investor kripto dan CEO Galaxy Digital. Ia mengatakan kebijakan The Fed bisa membuat pasar kripto runtuh pada  2022.

"Orang-orang kini menjadi bearish terhadap bitcoin dan mata uang kripto lainnya setelah penguatan tajam. Dalam satu tahun terakhir, bitcoin melesat nyaris 200 persen, ethereum 600 persen belum lagi yang lainnya juga naik ratusan persen," tutur Novogratz.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya