Liputan6.com, Malang - Badan Nasional Pencarian dan Pertolongan (Basarnas) pada Selasa, 7 Desember ini akan memprioritaskan pencarian korban hilang akibat bencana Gunung Semeru erupsi di tiga lokasi. Upaya pencarian bisa terkendala bila hujan kembali mengguyur.
Direktur Operasional Basarnas, Brigjend TNI Wurjanto, mengatakan lokasi prioritas pencarian korban hilang akibat Gunung Semeru erupsi pertama di Curah Kobokan dan Kajar Kuning. Lokasi kedua di area tambang pasir satuan dan ketiga di Kampung Rentang dan Sungai Bondeli.
Baca Juga
Advertisement
“Itu lokasi yang direncanakan pada Selasa ini. Tentu lokasi bisa bertambah bila ada informasi dari masyarakat,” kata Wurjanto dalam keterangan pers secara virtual, Senin, 6 Desember 2021.
Wurjanto mengatakan di setiap lokasi itu ada 50 personel yang diterjunkan. Ia mengimbau pada warga agar segera melapor bila ada anggota keluarganya yang tak diketahui keberadaannya. Agar dari informasi yang baru masuk itu segera dilakukan penyisiran area.
“Soal apakah masih ada korban hilang lagi, itu tergantung informasi masyarakat. Bila memang ada anggota keluarganya yang belum ketemu, segera laporkan,” ucap Wurjanto.
Basarnas menerjunkan personelnya dari Lumajang, Surabaya, dan Jember untuk bersiaga penanganan darurat tanggap bencana Gunung Semeru erupsi. Itu belum termasuk berbagai potensi SAR lain yang turut bergabung dalam operasi penanganan bencana.
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Kendala Pencarian
Upaya pencarian korban hilang erupsi Semeru pada Senin, 7 Desember, terkendala cuaca buruk. Hujan yang mengguyur lokasi pencarian cukup menyulitkan personel Basarnas. Sebab, faktor alam itu bisa membahayakan keselamatan personel sendiri.
“Kendala utama ya karena turun hujan, sehingga itu menyulitkan upaya pencarian,” ujar Wurjanto.
Tim juga harus berhati-hati dalam menyisir lokasi-lokasi itu, sebab hujan dapat memicu kembali terjadinya banjir lahar panas susulan.
“Semoga Selasa ini cuaca bagus agar memudahkan upaya menjangkau lokasi pencarian,” ujar Wurjanto.
Berdasarkan data BNPB, peningkatan aktivitas vulkanik Gunung Semeru pada Sabtu (4/12) kemarin menyebabkan 22 orang meninggal dunia dan 27 orang masih dinyatakan hilang. Lalu tercatat 2.004 jiwa mengungsi di 19 titik.
Di sektor infrastruktur, erupsi Semeru ini membuat 2.970 unit rumah warga rusak. Sebanyak 38 unit fasilitas pendidikan rusak. Jembatan Gladak Perak yang merupakan jembatan penghubung Lumajang – Malang putus.
Advertisement