PR Berat Dirut Baru PLN Darmawan Prasodjo: Tranformasi Energi hingga Oversupply Listrik

Sejak April 2020, PLN menjalankan program Transformasi sebagai langkah penting perusahaan, melalui 4 pilar yakni Green, Lean, Innovative, dan Customer Focused.

oleh Maulandy Rizky Bayu Kencana diperbarui 07 Des 2021, 09:00 WIB
Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) PLN tahun 2021 memutuskan mengangkat dan menetapkan Darmawan Prasodjo sebagai Direktur Utama PLN, menggantikan Zulkifli Zaini. Surat Keputusan RUPS disampaikan oleh Menteri BUMN di Kantor Pusat PT PLN (Persero) di Jakarta dan berlaku sejak 06 Desember 2021.

Liputan6.com, Jakarta - Direktur Utama baru PT PLN (Persero) Darmawan Prasodjo berkomitmen melanjutkan transformasi di segala lini untuk meningkatkan layanan kepada pelanggan PLN. Diharapkan dengan adanya peningkatan ini bisa mendongkrak perekonomian nasional.

Hal ini juga yang menjadi salah satu amanat Menteri BUMN Erick Thohir ke Darmawan Prasodjo.

"Kami sudah mendapat perintah langsung dari Pak Menteri BUMN. Pak Erick memberi arahan untuk melanjutkan transformasi PLN," kata Darmawan dalam keterangan tertulis, Selasa (7/12/2021).

PLN akan memperkokoh fondasi yang sudah diletakkan oleh Dirut sebelumnya Zulkifli Zaini, yakni transformasi korporasi di segala lini.

"Kami sepenuh hati akan menjalankan arahan Bapak Presiden, kebijakan strategis yg diberikan oleh Kementerian BUMN, Kementerian ESDM, dan Kementerian Keuangan, dengan meneruskan program yang telah dijalankan oleh BoD PLN di bawah kepemimpinan Pak Zulkifili Zaini yang luar biasa," paparnya.

Sejak April 2020, PLN menjalankan program Transformasi sebagai langkah penting perusahaan, melalui 4 pilar yakni Green, Lean, Innovative, dan Customer Focused. Restrukturisasi korporasi juga akan terus dijalankan agar perusahaan semakin lincah dalam menghadapi tantangan.

Darmawan mengungkapkan, tranformasi dilatarbelakangi arahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan kebijakan pemerintah dalam mengelola secara optimal cadangan daya, mempersiapkan transisi energi, menjadi penggerak pemulihan ekonomi nasional pasca Covid-19.

Dalam transisi energi ini, tantangan sektor ketenagalistrikan akan menjadi semakin kompleks dan dituntut melakukannya tanpa membebani APBN dan masyarakat. Sehingga target net zero emission pada 2060 seperti mampu memberikan manfaat sebesar-besarnya bagi Indonesia.

Untuk menunjang target tersebut, pemerintah telah mengesahkan RUPTL 2021-2030 yang memperioritaskan penggunaan pembangkit berbasis EBT sebesar 51 persen.

"Ini tugas khusus, masa transisi ini harus berjalan dengan smooth. investasi, inovasi, teknologi, dan kolaborasi akan kita galakkan. Tentunya sesuai dengan arahan Presiden, proses transisi juga jangan membebani APBN," ujar Darmawan.

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.


Strategi Utama Atasi Oversupply Listrik

Wakil Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo. (Foto:PLN)

Tak hanya melanjutkan transformasi dan transisi energi, Darmawan juga mendapat tugas mengatasi kelebihan pasokan listrik (oversupply). Untuk mengatasi hal ini, Darmawan memiliki tiga strategi utama yang akan dijalankan PLN.

"Kami sudah mendapat perintah langsung dari Pak Menteri BUMN. Pak Erick memberi arahan untuk kami di PLN bisa menyelesaikan kondisi oversupply," kata Darmawan.

Strategi pertama, adalah memasifkan kendaraan listrik dan meningkatkan electrifiying lifestyle. Dengan penggunaan kendaraan listrik, selain bisa meningkatkan konsumsi listrik nasional juga bisa meningkatkan efisiensi masyarakat dari sisi pengeluaran biaya energi.

Darmawan mengibaratkan, dengan 1 kwh listrik seharga Rp 1.444,7 bisa menempuh 10 km. Jika dibandingkan BBM untuk 1 liter bensin seharga Rp 9.000 dengan jarak tempu yang sama.

"Ini jauh lebih hemat bagi masyarakat. Juga di satu sisi, langkah ini juga akan berdampak pada neraca perdagangan kita dengan mengurangi beban impor minyak mentah," ungkapnya.

Kedua, PLN juga semakin fokus menggiatkan program electriying agriculture dengan menyasar para petani dan petambak. Dengan program ini, PLN menggantikan alat operasional pertanian dan petambak ikan yang tadinya berbasis diesel menjadi berbasis listrik.

"Petani dan petambak jadi lebih hemat dan peralatan jauh lebih tidak bising dan bisa meningkatkan produktivitas petani dan petambak," ujar Darmawan.

 


Sasar Captive Market

Wakil Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo. Dok PLN

Ketiga, PLN menyasar captive market. Selama ini, masih banyak industri yang menggunakan pembangkit listrik sendiri. PLN menawarkan untuk industri beralih ke listrik PLN agar lebih efisien dalam sisi operasional.

"Dengan menyerahkan pasokan listrik ke PLN, industri bisa lebih fokus dalam mengoptimalkan produksi dan utilitasnya," kata Darmawan. Tentunya, PLN harus bekerjasama dan kolaborasi dengan para stakeholder agar program ini dapat berjalan dengan lancar. Lebih dari itu, langkah tersebut akan dikoordinasikan dan diharmonisasikan dengan kebijakan kementerian terkait, sehingga dampak positifnya dapat dirasakan oleh industri dan masyarakat. "Kami mohon dukungan, bimbingan, masukan, kerja sama, dan kolaborasi, sehingga kehadiran PLN makin memberikan manfaat dan kebaikan bagi negeri," pungkasnya.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya